Minat Belajar Kajian Teori

Beberapa prinsip yang perlu diikuti dalam pembelajaran sains atau IPA yaitu: 1 Pembelajaran sains atau IPA erat kaitannya dengan pengalaman alam kehidupan nyata. Pada pembelajaran sains siswa memecahkan masalah secara riil dan otentik, artinya materi itu ada dan terjangkau oleh pengalaman nyata siswa. 2 Pada pembelajaran sains guru perlu menghubungkan bahan ajar dan kegiatan belajar mengajar KBM dengan situasi nyata.

2.1.3 Minat Belajar

Hilgard 1962 dalam Slameto 2010: 57 merumuskan minat sebagai berikut: “Interest is persisting tendency to pay attention to and enjoy some activity or content ”. Minat adalah kecenderugan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Minat berbeda dengan perhatian. Perhatian sifatnya sementara dan belum tentu diikuti dengan rasa senang, sedangkan minat selalu diikuti dengan rasa senang dan dari situ diperoleh kepuasan. Slameto 2010: 180 menyatakan bahwa minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Wild, Hofer, dan Pekrun 2001 dalam Heinze, Reiss, dan Rudolph 2005 menyatakan bahwa minat adalah situasi yang hadir dalam waktu jangka panjang dan tidak terikat, satu pendekatan yang lain digambarkan oleh teori determinasi mandiri. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri. Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian. Minat dapat diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya. Minat dapat dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Siswa yang memiliki minat terhadap subyek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subyek tersebut. Sardiman 2012: 76 berpendapat bahwa minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri. Berdasarkan definisi-definisi minat diatas, dapat disimpulkan bahwa minat adalah rasa ketertarikan atau senang dan perhatian menjadi keaktifan untuk berbuat kepada suatu pilihan tertentu. Seseorang yang berminat pada suatu objek dikatakan bahwa dia menyadari dirinya suka terhadap objek itu, sehingga timbul kemauan untuk mempelajari objek tersebut karena adanya perhatian dan perasaan tertarik atau senang dari dalam dirinya. Menurut Safari 2003: 63 ada beberapa indikator minat belajar yaitu sebagai berikut : 1 Perasaan senang Seorang siswa yang memiliki perasaan senang atau suka terhadap pelajaran ekonomi misalnya, maka ia harus terus mempelajari ilmu yang berhubungan dengan ekonomi. Sama sekali tidak ada perasaan terpaksa untuk mempelajari bidang tersebut. 2 Ketertarikan siswa Berhubungan dengan daya gerak yang mendorong siswa untuk cenderung merasa tertarik pada orang, benda, kegiatan, atau berupa pengalaman efektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri. 3 Perhatian siswa Perahatian merupakan konsentrasi atau aktivitas jiwa terhadap pengamatan dan pengertian, dengan mengesampingkan yang lain dari pada itu, siswa yang memiliki minat pada objek tertentu, maka dengan sendirinya akan memperhatikan objek tersebut. 4 Keterlibatan siswa Ketertarikan seseorang akan suatu objek yang mengakibatkan orang tersebut senang dan tertarik untuk melakukan atau mengerjakan kegiatan dari objek tersebut Minat belajar akan muncul jika siswa merasa tertarik terhadap berbagai hal yang akan dipelajari. Minat muncul jika siswa tersebut menyadari dan melibatkan dirinya dengan kaitan hal-hal yang akan dipelajarinya tersebut terhadap pertumbuhan dan perkembangan pribadinya. Silberman 2009: 24 menyebutkan cara membangun minat siswa: 1 Kemukakan cerita atau visual yang menarik, seperti sajian anekdot, cerita fisik, kartun, atau grafik yang relevan sehingga dapat memenuhi perhatian siswa terhadap pembelajaran. 2 Buatlah kasus problem, misalnya kemukakan suatu problem disekitar ceramah yang akan disusun. 3 Tes pertanyaan, dengan cara memberikan siswa sebuah pertanyaan apakah mereka memiliki sedikit pengetahuan sebelumnya sehingga mereka akan termotivasi untuk mendengarkan ceramah atau penjelasan untuk menjawabnya.

2.1.4 Hasil Belajar

Dokumen yang terkait

Penerapan model Problem Based Learning pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam untuk meningkatkan aktifitas belajar siswa di SDN Kramatjati 18 Pagi Kelas VI

1 7 115

KEEFEKTIFAN MODEL QUANTUM TEACHING TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BANGUN DATAR

0 3 11

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENYUSUN TEKS CERITA PENDEK DENGAN MODEL QUANTUM DAN PROJECT BASED LEARNING PADA SISWA SMP

0 20 218

PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN EKOSISTEM MELALUI PEMBELAJARAN Peningkatan Hasil Belajar Dan Keaktifan Siswa Dalam Pembelajaran Ekosistem Melalui Pembelajaran Learning Starts With A Question (Lsq) Siswa Kelas Viia Smp Ne

0 1 17

PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN EKOSISTEM MELALUI PEMBELAJARAN LEARNING Peningkatan Hasil Belajar Dan Keaktifan Siswa Dalam Pembelajaran Ekosistem Melalui Pembelajaran Learning Starts With A Question (Lsq) Siswa Kelas Vi

0 0 13

Keefektifan Model Pembelajaran Quantum Teaching Berbantuan CD Pembelajaran dan LKS terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP N 2 Subah pada Materi Segitiga.

0 0 2

Kristin Cahyani S841102008

0 4 129

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN SAVI BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATERI SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA DI SMP

0 1 36

KOMBINASI QUANTUM LEARNING DAN MEDIA MOTIVASI “MATHEMAGIC” UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

0 0 10

PENGARUH PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING TERHADAP RESPON DAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMP

0 8 11