Hakikat Belajar Pembelajaran IPA Fisika di SMP

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Hakikat Belajar

Belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas Rifa’i dan anni,2009: 82. Bruner 1982 dalam Slameto 2010:11 mengartikan belajar tidak untuk mengubah tingkah laku seseorang tetapi untuk mengubah kurikulum sekolah menjadi sedemikian rupa sehingga siswa dapat belajar lebih banyak dan mudah. Dalam proses belajar mementingkan partisipasi aktif dari siswa, dan mengenal dengan baik adanya perbedaan kemampuan. Belajar ialah suatu proses usaha sadar yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya Slameto, 2010: 2. Dalam teori behaviorisme, proses pembelajaran berpegang teguh pada prinsip dan pemahaman. Teori ini menekankan pentingnya keterampilan dan pengetahun akademik maupun perilaku sosial. Menurut Winkel belajar merupakan proses dalam diri individu yang berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam perilakunya. Berdasarkan pendapat para ahli tentang belajar, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses yang dialami secara sengaja untuk memperoleh 13 suatu perubahan yang terus menerus sebagai akibat interaksi dengan lingkungannya. Perubahan yang terjadi dalam belajar mulai dari adanya pengetahuan, sikap dan kebiasaan-kebiasaan yang berasal dari proses belajar itu sendiri.

2.1.2 Pembelajaran IPA Fisika di SMP

Berdasarkan struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran yang tercakup dalam lampiran peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 22 tahun 2006 tan ggal 23 Mei 2006, tertulis bahwa “Kurikulum SMPMTs meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan. Substansi mata pelajaran IPA SMPMTs merupakan “IPA Terpadu”. Fisika merupakan cabang dari IPA. Dalam kamus Fowler 1951, natural science didefinisikan sebagai systematic and formulated knowledge dealing with material phenomena and based mainly on observation and induction yang diartikan bahwa “ilmu pengetahuan alam didefinisikan sebagai pengetahuan yang sistematis dan disusun dengan menghubungkan gejala-gejala alam yang bersifat kebendaan dan didasarkan pada hasil pengamatan dan induksi”. Natural science juga didefinisikan sebagai a pieces of theoritical knowledge atau sejenis pengetahuan teoritis. IPA merupakan cabang pengetahuan yang berawal dari fenomena alam. IPA didefinisikan sebagai sekumpulan pengetahuan tentang objek dan fenomena alam yang diperoleh dari hasil pemikiran dan penyelidikan yang dilakukan dengan keterampilan bereksperimen dengan menggunakan metode ilmiah. Fisika merupakan bagian dari sains yang mempelajari tentang zat dan energi dalam segala bentuk manifestasinya. Fisika merupakan bagian tak terpisahkan dari sains, dengan demikian mempunyai karakteristik yang tidak berbeda pada umumnya. Inti pembelajaran fisika meliputi proses-proses sains keterampilan proses sains, yaitu merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, merancang dan melaksanakan percobaan, interpretasi data, mengkomunikasikan perolehan. Pembelajaran IPA termasuk fisika, lebih menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pembelajaran IPA diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam. Menurut Koes 2003 dalam Yulianti 2009: 2 salah satu kunci pembelajaran fisika adalah pembelajaran harus melibatkan siswa secara aktif untuk berinteraksi dengan objek konkret. Disamping itu Menurut Santoso 2007 dalam Yulianti 2009: 2 pembelajaran dengan pengembangan secara langsung dan kondisi nyata real word akan menghasilkan pengetahuan yang mudah diingat dan bertahan lama. Siswa akan lebih mudah menerima pelajaran jika materi yang disampaikan bersifat nyata melalui pengalaman langsung, karena akan lebih mudah diingat dan pembelajaran IPA terutama fisika akan lebih bermakna. Beberapa prinsip yang perlu diikuti dalam pembelajaran sains atau IPA yaitu: 1 Pembelajaran sains atau IPA erat kaitannya dengan pengalaman alam kehidupan nyata. Pada pembelajaran sains siswa memecahkan masalah secara riil dan otentik, artinya materi itu ada dan terjangkau oleh pengalaman nyata siswa. 2 Pada pembelajaran sains guru perlu menghubungkan bahan ajar dan kegiatan belajar mengajar KBM dengan situasi nyata.

2.1.3 Minat Belajar

Dokumen yang terkait

Penerapan model Problem Based Learning pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam untuk meningkatkan aktifitas belajar siswa di SDN Kramatjati 18 Pagi Kelas VI

1 7 115

KEEFEKTIFAN MODEL QUANTUM TEACHING TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BANGUN DATAR

0 3 11

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENYUSUN TEKS CERITA PENDEK DENGAN MODEL QUANTUM DAN PROJECT BASED LEARNING PADA SISWA SMP

0 20 218

PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN EKOSISTEM MELALUI PEMBELAJARAN Peningkatan Hasil Belajar Dan Keaktifan Siswa Dalam Pembelajaran Ekosistem Melalui Pembelajaran Learning Starts With A Question (Lsq) Siswa Kelas Viia Smp Ne

0 1 17

PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN EKOSISTEM MELALUI PEMBELAJARAN LEARNING Peningkatan Hasil Belajar Dan Keaktifan Siswa Dalam Pembelajaran Ekosistem Melalui Pembelajaran Learning Starts With A Question (Lsq) Siswa Kelas Vi

0 0 13

Keefektifan Model Pembelajaran Quantum Teaching Berbantuan CD Pembelajaran dan LKS terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP N 2 Subah pada Materi Segitiga.

0 0 2

Kristin Cahyani S841102008

0 4 129

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN SAVI BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATERI SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA DI SMP

0 1 36

KOMBINASI QUANTUM LEARNING DAN MEDIA MOTIVASI “MATHEMAGIC” UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

0 0 10

PENGARUH PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING TERHADAP RESPON DAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMP

0 8 11