Tingkat Kesukaran Daya Pembeda

Arikunto, 2007: 86. Dalam penelitian ini, untuk mengetahui reliabilitas tes adalah dengan menggunakan rumus KR-20 dengan persamaan: Sugiyono, 2010: 359 Keterangan : r k = Reliabilitas tes secaran keseluruhan k = jumlah item dalam instrrumen p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah q = 1 – p S t 2 = varians total Jika r i r tabel maka instrumen yang di uji cobakan dikatakan reliabel. Berdasarkan analisis reliabilitas uji coba soal tes materi kalor diperoleh r i = 0.863, � = 0,361. Karena r i = 0.863 r tabel = 0,361 maka dikatakan reliabel. Perhitungan selengkapnya pada Lampiran 25.

3.7.3 Tingkat Kesukaran

Untuk mengetahui apakah soal yang diujikan sukar atau mudah digunakan perhitungan untuk tingkat kesukaran soal. Tingkat kesukaran merupakan bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya sessuatu soal Arikunto, 2007: 207. Tingkat kesukaran tiap butir soal dapat dihitung dengan menggunakan persamaan: � Arikunto, 2007: 208 Keterangan: P = indeks kesukaran B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar JS = jumlah seluruh siswa peserta tes Nilai P yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan tingkat kesukaran butir soal dengan menggunakan kriteeria pada tabel. Tabel 3.3 Interpretasi Tingkat Kesukaran Butir Soal Nilai P Kriteria 0.00 – 0.30 Sukar

0.31 – 0.70

Sedang

0.71 – 1.00

Mudah Arikunnto, 2007, 210 Berdasarkan analisis taraf kesukaran uji coba soal tes materi kalor, dari 35 butir soal yang diuji cobakan, terdapat 4 butir soal dengan kriteria sukar, 25 butir soal dengan kriteria sedang dan 6 butir soal dengan kriteria mudah. Berikut penyajian lengkap kriteria tingkat kesukaran nomor butir soal tes materi kalor: Tabel 3.4 Kriteria tingkat kesukaran butir soal uji coba Kriteria Nomor Butir Soal Jumlah Sukar 6, 21, 24, 34 4 Sedang 1, 2, 4, 7, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 18, 20, 22, 23, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 35 25 Mudah 3, 5, 8, 9, 17, 19 6 Perhitungan selengkapnya untuk kriteria taraf kesukaran butir soal tes materi kalor pada Lampiran 26.

3.7.4 Daya Pembeda

Menurut Arikunto 2012: 226 daya pembeda suatu soal diartikan sebagai kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai berkemampuan tinggi dengan siswa yang kurang pandai berkemampuan rendah. Pada uji daya pembeda, terdapat tanda negatif yang berarti soal tersebut tidak dapat membedakan siswa yang pandai dan siswa yang kurang pandai atau dengan kata lain, anak yang kurang pandai bisa mengerjakan, tetapi anak yang pandai justru tidak bisa mengerjakan. Soal yang baik yaitu soal yang mempunyai daya beda atau dapat dijawab benar oleh siswa yang pandai saja. Sedangkan soal yang tidak baik adalah soal yang tidak mempunyai daya beda. Dengan kata lain, soal itu dapat dikerjakan dengan benar oleh siswa yang pandai dan siswa yang kurang pandai atau soal itu tidak bisa dikerjakan dengan benar oleh siswa yang pandai maupun siswa yang kurang pandai Arikunto, 2012: 226. Daya pembeda dapat dihitung dengan persamaan: � � � Arikunto, 2007: 213 Keterangan: DP = daya pembeda sutir soal B A = banyak peserta kelompok atas yang menjawab butir soal dengan benar B B = banyak peserta kelompok bawah yang menjawab butir soal dengan benar J A = banyaknya peserta kelompok atas J B = banyak peserta kelompok bawah Nilai DP yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan daya pembeda butir soal dengan menggunakan kriteria pada tabel Tabel 3.5 Interpretasi Daya Pembeda Butir Soal Nilai DP Kriteria Negatif Soal Dibuang 0,00 – 0,20 Jelek 0,21 – 0,40 Cukup 0,41 – 0,70 Baik

0,71 – 1,00

Baik Sekali Berdasarkan analisis daya pembeda uji coba tes soal materi kalor, dari 35 butir soal yang diuji cobakan terdapat 2 butir soal dengan daya beda baik sekali, 12 butir soal dengan daya beda baik, 12 butir soal dengan daya beda cukup, 6 butir soal dengan daya beda jelek dan 3 butir soal dengan daya beda negatif. Berikut penyajian lengkap daya pembeda butir soal uji coba tes materi kalor: Tabel 3.6 Daya Pembeda butir soal uji coba Daya Pembeda Butir Nomor Soal Jumlah Baik Sekali 29, 31 2 Baik 3, 5, 7, 8, 9, 13, 16, 18, 23, 24, 25, 32 12 Cukup 1, 2, 4, 6, 11, 17, 19, 21, 27, 30, 34, 35 12 Jelek 10, 14, 15, 26, 28, 33 6 Negatif 12, 20, 22 3 Perhitungan selengkapnya untuk daya pembeda soal uji coba tes materi kalor pada Lampiran 27.

3.8 Analisis Instrumen Non Tes

Dokumen yang terkait

Penerapan model Problem Based Learning pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam untuk meningkatkan aktifitas belajar siswa di SDN Kramatjati 18 Pagi Kelas VI

1 7 115

KEEFEKTIFAN MODEL QUANTUM TEACHING TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BANGUN DATAR

0 3 11

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENYUSUN TEKS CERITA PENDEK DENGAN MODEL QUANTUM DAN PROJECT BASED LEARNING PADA SISWA SMP

0 20 218

PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN EKOSISTEM MELALUI PEMBELAJARAN Peningkatan Hasil Belajar Dan Keaktifan Siswa Dalam Pembelajaran Ekosistem Melalui Pembelajaran Learning Starts With A Question (Lsq) Siswa Kelas Viia Smp Ne

0 1 17

PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN EKOSISTEM MELALUI PEMBELAJARAN LEARNING Peningkatan Hasil Belajar Dan Keaktifan Siswa Dalam Pembelajaran Ekosistem Melalui Pembelajaran Learning Starts With A Question (Lsq) Siswa Kelas Vi

0 0 13

Keefektifan Model Pembelajaran Quantum Teaching Berbantuan CD Pembelajaran dan LKS terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP N 2 Subah pada Materi Segitiga.

0 0 2

Kristin Cahyani S841102008

0 4 129

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN SAVI BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATERI SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA DI SMP

0 1 36

KOMBINASI QUANTUM LEARNING DAN MEDIA MOTIVASI “MATHEMAGIC” UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

0 0 10

PENGARUH PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING TERHADAP RESPON DAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMP

0 8 11