Hakikat Pembelajaran Hasil Belajar

9 interaksi aktif individu dengan lingkungannya, sehingga menghasilkan perubahan yang relatif menetap dalam kemampuan ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hamalik 2008: 27 mengemukakan bahwa belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Jadi, belajar pada hakikatnya merupakan salah satu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku yang relatif menetap dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik, yang diperoleh melalui interaksi individu dengan lingkungannya. Perubahan perilaku sebagai hasil belajar terjadi secara sadar, bersifat kontinu, relatif menetap, serta mempunyai tujuan terarah pada kemajuan yang progresif.

2.1.2 Hakikat Pembelajaran

Pembelajaran berdasarkan makna leksikal berarti proses, cara, perbuatan mempelajari Suprijono 2012: 13. Menurut Corey 1986 dalam Ruminiati 2007: 1.14, pembelajaran adalah suatu proses di mana lingkungan seseorang dikelola secara disengaja untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu, sehingga dalam kondisi-kondisi khusus akan menghasilkan respons terhadap situasi tertentu juga. Nurani 2003 dalam Ruminiati 2007: 1.14 mengemukakan bahwa konsep pembelajaran merupakan sistem lingkungan yang dapat menciptakan proses belajar pada diri siswa selaku siswa dan guru sebagai pendidik, dengan didukung oleh seperangkat kelengkapan, sehingga terjadi pembelajaran. Pendapat lain dikemukakan oleh Rusman 2011: 144 yang mengemukakan bahwa pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu proses interaksi antara guru dan siswa, baik interaksi secara langsung maupun tidak langsung. 10 Jadi, pembelajaran selalu melibatkan guru dan siswa. Semua kegiatan yang dilakukan oleh guru semata-mata diarahkan untuk membantu siswa mempelajari materi tertentu. Peran guru dalam pembelajaran juga diungkapkan oleh Dykstra dalam pernyataan berikut ini “the role of the teacher is not to steer the learning process, but rather to create a rich learning environment” 2006: 15. Dykstra menyatakan bahwa peran guru bukan untuk mengendalikan pembelajaran, lebih jauh lagi yaitu menciptakan suasana pembelajaran yang baik. Untuk dapat membantu siswa dengan baik, guru harus merencanakan pembelajaran secara matang, dan mengetahui latar belakang serta kemampuan dasar siswa. Latar belakang siswa yang dimaksud di sini yaitu latar belakang ekonomi, asal sekolah, orang tua, dan keberadaan siswa di kelas. Pembelajaran yang dipersiapkan secara matang akan memberi dampak positif terhadap hasil belajar siswa.

2.1.3 Hasil Belajar

Menurut Suprijono 2012: 5, hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai- nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan. Bloom 1956 dalam Poerwanti dkk. 2008: 1.23 memberikan penjelasan bahwa hasil belajar mencakup tiga ranah, yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. 1 Ranah Kognitif Dalam hubungannya dengan satuan pelajaran, ranah kognitif memegang tempat utama, terutama dalam tujuan pembelajaran di Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, dan Sekolah Menegah Atas. Jenjang ranah kognitif yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. 11 2 Ranah Afektif Ranah afektif diartikan sebagai internalisasi sikap yang menunjuk ke arah pertumbuhan batiniah yang terjadi bila individu menjadi sadar tentang nilai yang diterima, kemudian mengambil sikap sehingga menjadi bagian dari dirinya dalam membentuk nilai dan menentukan tingkah lakunya. Jenjang kemampuan dalam ranah afektif yakni menerima, menjawab, menilai, dan organisasi. 3 Ranah Psikomotor Ranah psikomotor berkaitan dengan gerakan tubuh atau bagian-bagiannya mulai dari yang sederhana sampai yang kompleks. Kata operasional untuk aspek psikomotor harus menunjuk pada aktualisasi kata-kata yang dapat diamati, yaitu muscular or motor skill , manipulations of materials or objects, neuromuscular coordination.

2.1.4 Hakikat Matematika Sekolah Dasar

Dokumen yang terkait

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Adaptasi Makhluk Hidup

0 11 215

Pengaruh model pembelajaran kooperatif metode make A match terhadap pemahaman konsep matematika siswa

4 18 201

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match terhadap Prestasi Belajar Sosiologi dalam Pokok Bahasan Pengendalian Sosial

0 26 151

Efektivitas pembelajaran kooperatif model make a match dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS: penelitian tindakan kelas di SMP Islam Al-Syukro Ciputat

0 21 119

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournament (TGT) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa

2 8 199

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn MATERI BANGGA SEBAGAI BANGSA INDONESIA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH SISWA KELAS III SD NEGERI KEMANDUNGAN 3 KOTA TEGAL

2 10 210

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SUMBER DAYA ALAM MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH PADA KELAS III SD NEGERI KEMANDUNGAN 3 TEGAL

0 6 290

Keefektifan Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Make A Match terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar IPS Materi Perkembangan Teknologi Kelas IV SD Negeri Pekiringan 02 Kabupaten Tegal.

0 0 217

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH DALAM MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI 3 PALAR, KLATEN.

0 0 237

Peningkatan Hasil Belajar Matematika dengan Model Kooperatif Tipe Make a Match

0 0 7