Model Pembelajaran Kooperatif Landasan Teori

24 Pengertian model pembelajaran di atas, mengasumsikan bahwa guru terikat erat dengan model pembelajaran. Melalui model pembelajaran, guru dapat membantu siswa mendapatkan informasi, ide, keterampilan, cara berpikir, dan mengekspresikan ide. Rusman 2011: 136 mengemukakan ciri-ciri model pembelajaran sebagai berikut: 1 Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar para ahli tertentu. 2 Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu. 3 Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar di kelas. 4 Memiliki langkah pembelajaran, prinsip reaksi, sistem sosial, dan sistem pendukung. 5 Memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran. 6 Membuat persiapan mengajar dengan model pembelajaran yang dipilihnya.

2.1.9 Model Pembelajaran Kooperatif

Pada umumnya, masyarakat menilai bahwa pembelajaran kooperatif sama dengan belajar kelompok. Padahal, pembelajaran kooperatif yang sesungguhnya bukan sekedar kegiatan pembelajaran yang mengelompokkan siswa ke dalam kelompok kecil kemudian menyuruh mereka untuk belajar bersama. Menurut Suprijono 2012: 54, pembelajaran kooperatif merupakan konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk yang dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Pembelajaran kooperatif berbeda dengan belajar kelompok. Model pembelajaran kooperatif akan dapat menumbuhkan pembelajaran efektif apabila pembelajaran itu memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1 Memudahkan 25 siswa belajar dan 2 Pengetahuan, nilai, serta keterampilan diakui oleh mereka yang berkompeten menilai Suprijono 2012: 58. Lie 2010:31 menyatakan bahwa terdapat 5 ciri-ciri khusus pembelajaran kooperatif, yaitu saling ketergantungan positif, tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi antar anggota, dan evaluasi proses kelompok. 1 Saling ketergantungan positif Setiap anggota kelompok memiliki tanggung jawab untuk menyelesaikan masing-masing tugasnya. Kerja sama merupakan kunci dari keberhasilan pembelajaran kooperatif. Kerja sama akan berhasil jika masing-masing anggota berkontribusi terhadap pekerjaannya. 2 Tanggung jawab perseorangan Sebelum pembelajaran kooperatif diadakan, perlu diadakan persiapan dan pembagian tugas sedemikian rupa sehingga masing-masing anggota kelompok melaksanakan tanggung jawabnya sendiri agar tugas selanjunya dalam kelompok bisa dilaksanakan. 3 Tatap muka Setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertatap muka dan berdiskusi. Kegiatan ini akan memberikan siswa untuk membentuk sinergi yang menguntungkan semua siswa. Hasil pemikiran beberapa kepala akan lebih kaya daripada hasil pemikiran dari satu kepala. Lebih jauh lagi, hasil kerja sama ini jauh lebih besar daripada jumlah hasil masing-masing anggota. Inti dari sinergi yaitu menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan, dan mengisi kekurangan masing-masing anggota. Sinergi 26 sangat dibutuhkan karena pada dasarnya, setiap anggota kelompok memiliki latar belakang pengalaman, keluarga, sosial, dan ekonomi yang berbeda antara satu dan lainnya. Sinergi tidak dapat terbentuk dalam waktu yang singkat. Melalui kegiatan tatap muka ini, siswa akan mengenal satu sama lain dan belajar untuk menerima kelebihan serta kekurangan teman saru kelompoknya. 4 Komunikasi antar anggota Unsur komunikasi menghendaki agar siswa dibekali dengan berbagai keterampilan berkomunikasi. Perlu disadari bahwa tidak semua siswa mempunyai keahlian dalam mendengarkan dan berbicara. Sebelum memberikan tugas kepada siswa dalam kelompok, guru perlu mengajarkan cara-cara berkomunikasi. Keberhasilan suatu kelompok juga bergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka untuk mengungkapkan gagasan. Keterampilan berkomunikasi dakam kelompok juga membutuhkan proses yang panjang. 5 Evaluasi proses kelompok Guru perlu membuat jadwal waktu khusus untuk mengevaluasi proses dan hasil kerja sama kelompok. Hasil penilaian tersebut dapat dijadikan sebagai tolok ukur, agar pada kesempatan selanjutnya mereka bisa bekerja sama dengan lebih efektif. Selanjutnya, Trianto 2010: 66 menyatakan terdapat enam tahap dalam pembelajaran kooperatif. Enam tahap pembelajaran kooperatif tersebut disajikan pada tabel 2.1 27 Tabel 2.1 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Fase Tingkah Laku Guru Fase-1 Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa Guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar. Fase-2 Menyajikan informasi Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan. Fase-3 Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok kooperatif Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien. Fase-4 Membimbing kelompok bekerja dan belajar Guru membimbing kelompok- kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka. Fase-5 Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar tentang yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya. Fase-6 Memberikan Penghargaan Guru mencari cara-cara materi untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.

2.1.10 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match

Dokumen yang terkait

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Adaptasi Makhluk Hidup

0 11 215

Pengaruh model pembelajaran kooperatif metode make A match terhadap pemahaman konsep matematika siswa

4 18 201

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match terhadap Prestasi Belajar Sosiologi dalam Pokok Bahasan Pengendalian Sosial

0 26 151

Efektivitas pembelajaran kooperatif model make a match dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS: penelitian tindakan kelas di SMP Islam Al-Syukro Ciputat

0 21 119

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournament (TGT) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa

2 8 199

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn MATERI BANGGA SEBAGAI BANGSA INDONESIA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH SISWA KELAS III SD NEGERI KEMANDUNGAN 3 KOTA TEGAL

2 10 210

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SUMBER DAYA ALAM MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH PADA KELAS III SD NEGERI KEMANDUNGAN 3 TEGAL

0 6 290

Keefektifan Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Make A Match terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar IPS Materi Perkembangan Teknologi Kelas IV SD Negeri Pekiringan 02 Kabupaten Tegal.

0 0 217

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH DALAM MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI 3 PALAR, KLATEN.

0 0 237

Peningkatan Hasil Belajar Matematika dengan Model Kooperatif Tipe Make a Match

0 0 7