Teori Belajar Van Hiele

16 4 Permainan Representasi Representasi adalah tahap pengambilan sifat dari beberapa situasi yang sejenis. Siswa menentukan representasi dari konsep-konsep tertentu s etelah mereka berhasil menyimpulkan kesamaan sifat yang terdapat dalam situasi-situasi yang dihadapinya. 5 Permainan dengan Simbolisasi Simbolisasi termasuk tahap belajar konsep yang membutuhkan kemampuan merumuskan representasi dari setiap konsep-konsep dengan menggunakan simbol matematika atau melalui perumusan verbal. 6 Permainan dengan Formalisasi Formalisasi merupakan tahap belajar konsep yang terakhir. Dalam tahap ini, siswa dituntut untuk mengurutkan sifat-sifat konsep dan kemudian merumuskan sifat-sifat baru konsep tersebut.

2.1.5.3 Teori Belajar Van Hiele

Van Hiele adalah seorang pengajar matematika yang telah mengadakan penelitian di lapangan. Penelitian yang dilakukan Van Hiele memunculkan beberapa kesimpulan mengenai tahap-tahap perkembangan kognitif anak dalam memahami geometri. Van Hiele 1998 dalam Aisyah dkk. 2007: 4.2 menyatakan bahwa terdapat 5 tahap pemahaman geometri, yaitu pengenalan, analisis, pengurutan, deduksi, dan keakuratan. 1 Tahap Pengenalan Pada tahap pengenalan, siswa hanya mengenal bangun-bangun geometri seperti bola, kubus, segitiga, persegi, dan bangun-bangun geometri 17 lainnya. Siswa belum dapat menyebutkan sifat-sifat dari bangun-bangun geometri yang dikenalnya. 2 Tahap Analisis Pada tahap analisis, siswa sudah dapat memahami sifat-sifat dari bangun-bangun geometri, namun belum mampu mengetahui hubungan yang terkait antara suatu bangun geometri dan bangun geometri lainnya. 3 Tahap Pengurutan Pemahaman siswa terhadap geometri lebih meningkat lagi. Pada tahap ini siswa sudah mampu mengetahui hubungan yang terkait antara suatu bangun geometri dan bangun geometri lainnya. Pada umumnya, siswa SD hanya mampu mencapai tahap ini. 4 Tahap Deduksi Pada tahap ini, siswa sudah dapat memahami deduksi, yaitu mengambil kesimpulan secara deduktif. Pengambilan kesimpulan secara deduktif yaitu penarikan kesimpulan dari hal-hal yang bersifat khusus. 5 Tahap Keakuratan Siswa sudah memahami betapa pentingnya ketepatan dari prinsip- prinsip dasar yang melandasi suatu pembuktian. Tahapan ini memerlukan cara berpikir yang kompleks dan rumit. Oleh karena itu, hanya sedikit sekali siswa yang sampai pada tahap berpikir ini. Selain memaparkan tahapan pemahaman geometri, Van Hiele 1998 dalam Aisyah dkk. 2007: 4.10 juga memaparkan fase-fase pada pembelajaran geometri. Van Hiele mengemukakan pendapatnya bahwa dalam pembelajaran geometri terdapat 5 fase yang dilalui oleh siswa. 18 1 Fase Informasi Pada awal tingkat ini, guru dan siswa melaksanakan tanya jawab dan kegiatan mengenai objek-objek yang dipelajari. Tujuan dari kegiatan ini yaitu: 1 Guru mempelajari pengalaman awal yang dimiliki siswa tentang topik yang dibahas dan 2 guru mempelajari petunjuk yang muncul dalam rangka menentukan pembelajaran selanjutnya yang akan diambil. 2 Fase Orientasi Setelah melewati tahap informasi, siswa akan memasuki tahap orientasi. Pada tahap ini, siswa menggali topik yang dipelajari melalui alat-alat yang telah disiapkan guru. 3 Fase Penjelasan Berdasarkan pengalaman sebelumnya, siswa menyatakan pandangan yang muncul mengenai struktur yang diamati. Untuk membantu siswa menggunakan bahasa yang tepat dan akurat, guru memberi bantuan secukupnya. 4 Fase Orientasi Bebas Pada tahap orienrasi bebas, siswa akan mencoba untuk memperoleh pengalaman sendiri dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh guru. 5 Fase Integrasi Pada fase ini, siswa meninjau kembali dan meringkas apa yang telah dipelajari. Pada akhir fase ini, siswa mencapai tahap berpikir yang baru. Siswa siap untuk mengulangi fase-fase belajar pada tahap sebelumnya. 19

2.1.6 Materi Geometri di Kelas III Sekolah Dasar

Dokumen yang terkait

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Adaptasi Makhluk Hidup

0 11 215

Pengaruh model pembelajaran kooperatif metode make A match terhadap pemahaman konsep matematika siswa

4 18 201

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match terhadap Prestasi Belajar Sosiologi dalam Pokok Bahasan Pengendalian Sosial

0 26 151

Efektivitas pembelajaran kooperatif model make a match dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS: penelitian tindakan kelas di SMP Islam Al-Syukro Ciputat

0 21 119

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournament (TGT) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa

2 8 199

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn MATERI BANGGA SEBAGAI BANGSA INDONESIA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH SISWA KELAS III SD NEGERI KEMANDUNGAN 3 KOTA TEGAL

2 10 210

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SUMBER DAYA ALAM MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH PADA KELAS III SD NEGERI KEMANDUNGAN 3 TEGAL

0 6 290

Keefektifan Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Make A Match terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar IPS Materi Perkembangan Teknologi Kelas IV SD Negeri Pekiringan 02 Kabupaten Tegal.

0 0 217

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH DALAM MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI 3 PALAR, KLATEN.

0 0 237

Peningkatan Hasil Belajar Matematika dengan Model Kooperatif Tipe Make a Match

0 0 7