32 dan hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Negeri Pekiringan 02
Kabupaten Tegal. Dari beberapa hasil penelitian yang telah disebutkan, terdapat perbedaan dan
persamaan dengan apa yang akan peneliti lakukan. Perbedaannya terletak pada jenis penelitian yang digunakan yaitu pada mata pelajaran Matematika menggunakan
penelitian tindakan kelas PTK, sedangkan yang peneliti lakukan yaitu jenis penelitian eksperimen, serta perbedaan pada materi dan mata pelajarannya yaitu IPS.
Persamaannya terletak pada model pembelajaran yang digunakan yaitu model pembelajaran kooperatif teknik make a match.
Hasil penelitian yang sudah pernah dilakukan dapat menjadi rujukan dalam meneliti apakah model pembelajaran kooperatif tipe make a match efektif dalam
meningkatkan hasil belajar siswa kelas III pada pembelajaran Matematika materi Bangun Datar SD Negeri Randugunting 3 Kota Tegal.
2.3 Kerangka Berpikir
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang harus dipelajari oleh siswa di sekolah. Isi pelajaran Matematika itu sendiri berupa objek mental yang
bersifat abstrak, sedangkan pada umumnya perkembangan kognitif siswa sekolah dasar baru mencapai tahap operasional konkret. dalam pembelajaran Geometri, guru
masih menggunakan model pembelajaran konvensional. Bernero 2000 dalam Hillen dan Leigh 2006: 4 mengungkapkan pendapat mengenai pembelajaran
konvensional melalui pernyataan “traditional teaching in math classrooms has focused on ‘teacher talks–students listen’, learning in this manner tends to be very
passive and memory-based, making low cognition demands on learners
”
. Pendapat
33 Bernero tersebut dapat diartikan bahwa pembelajaran Matematika yang
menggunakan model konvensional terfokus pada guru yang berbicara dan siswa yang mendengarkan. Pembelajaran seperti ini cenderung sangat pasif dan bersifat hafalan,
serta membuat rendahnya perkembangan kognisi siswa. Oleh karena itu, guru perlu menggunakan media atau model pembelajaran yang mempermudah mereka untuk
memahami setiap materi Matematika yang diajarkan di sekolah. Geometri membahas mengenai logika keruangan atau pemahaman ruang.
Pembelajaran Geometri di kelas III SD bertujuan untuk menanamkan konsep Bangun Datar. Untuk membantu siswa memahami konsep tersebut, guru membutuhkan
media dan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik mereka. Ada berbagai cara yang bisa dilakukan oleh guru untuk menyampaikan materi
Geometri. Tentunya, cara yang ditempuh harus sesuai dengan materi serta perkembangan siswa yang akan menerima materi tersebut. Model pembelajaran
kooperatif merupakan pembelajaran berbasis sosial, di mana siswa dikelompokkan ke dalam kelompok-kelompok kecil, sedangkan guru bertugas sebagai pemimpin
atau pemberi arahan saja. Model pembelajaran tersebut mampu menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan, karena siswa akan mempelajari suatu konsep
dengan cara bermain mencari pasangannya. Tentu saja, kegiatan pembelajaran ini diharapkan dapat menjadikan siswa
mengalami perubahan tingkah laku sebagai wujud adanya proses belajar. Untuk mengetahui tingkat ketercapaian tujuan pembelajaran oleh siswa terhadap materi ini,
guru perlu melakukan evaluasi.
34
2.4 Hipotesis