36 bahwa pemilihan teknik pengambilan sampel dengan probability sampling sangat
dianjurkan, karena prinsip objektivitas antara peneliti dan yang diteliti masih dapat dijamin. Cara pengambilan sampel menggunakan simple random sampling, yaitu
cara pengambilan anggota sampel dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu Sugiyono 2011: 82. Berdasarkan
tabel Krecjie dengan α = 5 dan jumlah populasi 75 siswa, diambil sampel sebanyak
63 siswa. Berdasarkan banyak siswa masing-masing kelas, sampel dalam penelitian
ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
Sampel tiap kelas = x jumlah sampel
Berdasarkan penghitungan dengan rumus di atas, rincian siswa kelas eksperimen dan kontrol sebagai berikut:
1 Kelas eksperimen sebanyak 33 siswa.
2 Kelas kontrol sebanyak 30 siswa.
3.2 Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu quasi experimental design
. Quasi experimental design merupakan pengembangan dari true eksperimental design
eksperimen yang betul-betul yang sulit dilaksanakan. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk
mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen Sugiyono 2011: 116. Bentuk quasi experimental design yang digunakan oleh
peneliti yaitu nonequivalent control group design yang diterapkan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan paradigma sebagai berikut:
Jumlah siswa Jumlah populasi
37 Diagram 3.1 Paradigma Nonequivalent Control Group Design
Keterangan: O
1
dan O
3
adalah kondisi siswa sebelum diberi perlakuan O
2
adalah kondisi siswa setelah diberi perlakuan O
4
adalah kondisi siswa yang tidak diberi perlakuan Sugiyono 2011
Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara acak. Kelas III SD Negeri Randugunting 3 sebagai kelompok eksperimen O
1
diberi perlakuan X pembelajaran Matematika menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe make a match dan kelas III SD Negeri Randugunting 1 O
3
sebagai kelompok kontrol tidak diberi perlakuan X pembelajaran menggunakan model
konvensional. Kelompok O
3
kelompok kontrol tidak diberi perlakuan menerapkan model pembelajaran konvensional. Kedua kelompok diberi tes awal untuk
mengetahui keadaan awal dari kedua kelompok tersebut. Setelah kelompok eksperimen diberi perlakuan, kemudian kedua kelompok tersebut diberi tes akhir
untuk mengetahui pengaruh perlakuan yang telah diberikan. Hasil dari tes akhir pada kelompok kontrol digunakan sebagai pembanding bagi dampak perlakuan yang
diberikan pada kelompok eksperimen. Pengaruh rmodel pembelajaran kooperatif tipe make a match
bisa dikaji secara empiris dengan penghitungan O
2 -
O
1
- O
4
- O
3
.
3.3 Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono 2011: 63, variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, sehingga diperoleh
O
1
X O
2
O
3
O
4
38 informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel dalam
penelitian ini ada dua, yaitu:
3.3.1 Variabel Bebas
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat Sugiyono 2011: 64. Variabel bebas
pada penelitian ini yaitu penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match
.
3.3.2 Variabel Terikat
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas Sugiyono 2011: 64. Variabel terikat pada
penelitian ini yaitu hasil belajar Matematika materi Bangun Datar siswa kelas III SD.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dokumentasi, tes, dan observasi.
3.4.1 Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan,
foto-foto, film dokumenter, dan data penelitian yang relevan Riduwan 2012: 77. Dokumentasi digunakan dalam penelitian ini untuk memperoleh nama-nama siswa
dan data kemampuan awal siswa yang didapat melalui daftar nilai Matematika Ulangan Tengah Semester UTS semester genap tahun ajaran 2012 2013.
3.4.2 Tes
Dalam penelitian ini, prosedur tes yang digunakan yaitu tes awal dan akhir. Tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar Matematika siswa kelas III SD pada materi
39 Bangun Datar. Tes awal dilakukan sebelum pembelajaran dimulai. Hasil tes awal
digunakan sebagai pedoman bagi peneliti untuk mengetahui kemampuan awal siswa kelas eksperimen dan kontrol sebelum diberi perlakuan. Tes akhir dilakukan setelah
peneliti memberi perlakuan. Hasil tes akhir digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa setelah diberi perlakuan.
3.4.3 Observasi
Dalam penelitian kuantitatif, observasi lebih sering digunakan sebagai instrumen pelengkap bagi instrumen lainnya. Observasi akan dilaksanakan ketika
pembelajaran sedang berlangsung. Ada beberapa alat bantu observasi, yaitu: 1 buku catatan; 2 check list; 3 kamera; dan 4 film Sukardi 2008: 78. Pengamatan
dalam penelitian ini akan dilakukan oleh guru kelas III SD dengan menggunakan lembar observasi. Lembar pengamatan tersebut dibuat oleh peneliti. Pengamatan
dilakukan untuk mengamati keefektifan penerapan model pembelajaran make a match
pada mata pelajaran Matematika materi Bangun Datar. Selain itu, pengamatan juga dilakukan untuk mengamati seberapa tepat peneliti dalam menerapkan model
pembelajaran make a match pada mata pelajaran Matematika materi Bangun Datar.
3.5 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian. Dalam penelitian ini, variabel yang hendak diukur yaitu hasil
belajar siswa. Hasil belajar yang diukur dengan tes hasil belajar dapat mengacu pada hasil pengajaran secara keseluruhan pada akhir penyelenggaraan atau pada kurun
waktu tertentu Poerwanti dkk. 2008: 4.7. Beberapa instrumen yang diperlukan
40 dalam penelitian ini di antaranya yaitu silabus kelas III SD, lembar observasi,
dokumentasi, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP, dan soal-soal tes.
3.5.1 Lembar Observasi
Instrumen yang digunakan dalam observasi yaitu lembar observasi. Pengamat akan memberikan penilaian sesuai dengan deskriptor yang tersedia. Pengamat akan
memberikan penilaian sesuai dengan deskriptor yang tersedia. Adapun lembar observasi dan deskriptor pedoman observasi dalam pembelajaran dapat dilihat pada
lampiran 5.
3.5.2 Dokumentasi
Instrumen dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu daftar nama siswa dan nilai ujian tengah semester UTS semester genap yang digunakan sebagai
data kemampuan awal siswa untuk menentukan terpenuhi tidaknya persyaratan penelitian eksperimen. Di samping itu, peneliti juga mengambil foto dan video untuk
mendokumentasikan kegiatan pembelajaran. 3.5.3
RPP
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP dibuat sebelum melakukan pembelajaran di kelas eksperimen dan kontrol. RPP dibuat dengan mengembangkan
silabus pada materi Bangun Datar. Alokasi waktu yang disediakan untuk materi ini yaitu 8 jam pelajaran. Peneliti membuat dua macam RPP yang berbeda. RPP yang
digunakan pada kelas eksperimen merupakan RPP yang menggunakan model pembelajaran make a match, sedangkan RPP yang digunakan pada kelas kontrol
menggunakan model konvensional. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 22, 23, dan 24 untuk RPP kelas eksperimen pertemuan pertama, kedua, dan ketiga,
41 sedangkan lampiran 25, 26, dan 27 untuk RPP kelas kontrol pertemuan pertama,
kedua, dan ketiga.
3.5.4 Soal-soal Tes
Pada penelitian ini, instrumen untuk mengukur hasil belajar siswa berupa soal tes akhir yang diujikan di akhir kegiatan pembelajaran. Bentuk dari instrumen ini
berupa 20 soal pilihan ganda dengan empat alternatif jawaban dan 2 soal uraian. Sebelum soal-soal tes digunakan untuk mengukur hasil belajar, terlebih dahulu soal
tersebut diujicobakan kepada siswa kelas IV SD Negeri Randugunting 3 Kota Tegal. Banyak butir soal yang diperlukan dalam penelitian ini sebetulnya hanya 22 butir
soal, namun karena soal harus diujicobakan terlebih dahulu, maka dari satu kisi-kisi dibuat dua paket soal paralel yang setara baik dalam tingkat kesukaran soal maupun
materinya. Banyak butir soal dengan dibuatnya dua paket soal menjadi 44.Untuk lebih jelasnya, kisi-kisi dan soal-soal tes dapat dilihat pada lampiran 8.
Selanjutnya, langkah-langkah yang ditempuh dalam pengujian instrumen yaitu sebagai berikut:
3.5.4.1 Validitas
Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih
mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid memiliki validitas yang rendah Arikunto 2010: 211. Terdapat beberapa validitas instrumen
dalam penelitian ini. Validitas instrumen dalam penelitian ini yaitu: 1
Validitas Logis Validitas logis adalah validitas yang dinyatakan berdasarkan hasil
penalaran. Pengujian validitas logis dilakukan dengan cara menilai
42 kesesuaian butir-butir soal dengan kisi-kisi soal yang telah dibuat
sebelumnya. Proses pengujian validitas logis melibatkan tiga penilai ahli, yaitu Drs. Yuli Witanto, M.Pd sebagai dosen pembimbing I, Drs.
Teguh Supriyanto, M.Pd sebagai dosen pembimbing II dan Siti Arifah, S.Pd sebagai guru Matematika kelas III SD Negeri Randugunting 1.
2 Validitas Empirik
Validitas empirik adalah validitas yang dinyatakan berdasarkan hasil pengalaman. Sebuah instrumen penelitian dikatakan memiliki validitas
empirik, apabila sudah teruji dari pengalaman Arikunto 2010: 66. Untuk mengetahui validitas item soal digunakan rumus korelasi product
moment . Uji validitas pada penelitian ini menggunakan pearson
correlation pada program Statistical Product and Service Solution
SPSS versi 20.
3.5.4.2 Reliabilitas
Reliabilitas berarti konsistensi atau keajegan. Suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel, ketika tes yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam
mengukur variabel yang hendak diukur Sukardi 2008: 127. Pengujian reliabilitas soal tes bentuk pilihan ganda menggunakan formula KR-21, sedangkan soal tes
bentuk uraian menggunakan uji Cronbach’s Alpha. Reliabilitas instrumen penelitian ini dihitung menggunakan program aplikasi SPSS versi 20.
3.5.4.3 Indeks Kesukaran Soal
Menurut Arikunto 2010: 207, soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya
43 suatu soal disebut difficulty index. Untuk menghitung indeks kesukaran soal pilihan
ganda peneliti menggunakan rumus:
Keterangan: P = indeks kesukaran
B = banyaknya peserta didik yang menjawab soal itu dengan betul J
S
= jumlah seluruh siswa peserta tes Arikunto 2010: 208
Tabel 3.1 Klasifikasi Indeks Kesukaran Soal No.
Indeks Kesukaran Soal Kategori
1 0,00 - 0,30
Soal sukar 2
0,31 - 0,70 Soal sedang
3 0,71 - 1,00
Soal mudah Arikunto 2010: 225
Untuk menghitung indeks kesukaran soal uraian peneliti menggunakan rumus: IF =
Keterangan: IF =
Item Facility indeks tingkat kesulitan yang dicari S
h
= Jumlah skor betul kelompok tinggi S
l
= Jumlah skor betul kelompok rendah N
= Jumlah subjek kelompok tinggi atau rendah 27,5 Skor
max
= Skor maksimal suatu bentuk soal Skor
min
= Skor minimal suatu bentuk soal Nurgiyantoro 2001: 147
S
h
+ S
l
– 2N x Skor
min
2N x Skor
max
– Skor
min
44
3.5.4.4 Daya Pembeda Butir Soal
Arikunto 2010: 211 berpendapat bahwa daya pembeda soal adalah kemampuan sebuah soal untuk membedakan siswa yang pintar dengan yang bodoh.
Soal yang baik yaitu soal yang dapat dijawab benar oleh siswa-siswa yang pintar saja. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut dengan indeks
diskriminasi, disingkat D. Untuk menghitung daya pembeda soal bentuk pilihan ganda, peneliti menggunakan rumus:
Keterangan: J
= jumlah peserta tes J
A
= banyaknya peserta kelompok atas J
B
= banyaknya peserta kelompok bawah B
A
= banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar B
B
= banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar P
A
= = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
P
B
= = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Arikunto 2010: 213. Tabel 3.2 Klasifikasi Daya Pembeda Soal
No. Daya Pembeda Soal
Kategori 1
0,00 – 0,20 Jelek
2 0,21 – 0,40
Cukup 3
0,41 – 0,70 Baik
4 0,71 – 1,00
Sangat baik Arikunto 2010: 232
45 Jika daya pembeda soal bernilai negatif, berarti soal tersebut tidak baik. Butir
soal yang mempunyai nilai daya pembeda soal negatif sebaiknya tidak dipakai. Selanjutnya, daya pembeda butir soal uraian dihitung menggunakan rumus:
ID = Keterangan:
ID = Item Discrimination indeks daya pembeda yang dicari
S
h
= Jumlah skor betul kelompok tinggi S
l
= Jumlah skor betul kelompok rendah N
= Jumlah subjek kelompok tinggi atau rendah 27,5 Skor
max
= Skor maksimal suatu bentuk soal Skor
min
= Skor minimal suatu bentuk soal Nurgiyantoro 2001: 147
3.6 Deskripsi Data
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Data yang diamati dalam penelitian ini yaitu data kuantitatif. Data kuantitatif adalah
data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan Sugiyono 2011: 6. Data kuantitatif berupa data nilai hasil belajar siswa baik di kelas kontrol maupun di
kelas eksperimen.
3.7 Metode Analisis Data