Klasifikasi penutupan lahan Metode 1. Penelitian tahap I : Distribusi spasial tumbuhan sagu di P. Seram,

mangrove, 4 hutan primer, 5 bangunanpemukiman, 6 badan air, 7 tanah terbuka, dan 8 kebuntegalan. Prosedur pelaksanaan klasifikasi dilakukan dengan membuat traning area pada klaster untuk mewakili setiap landcover. Algoritma yang digunakan dalam klasifikasi terbimbing ini adalah algoritma Kemiripan Maksimum maximum Likelihood Algorithm yang merupakan algoritma yang paling banyak digunakan dalam proses klasifikasi. Asumsi penggunaan algoritma ini adalah objek homogen selalu menampakkan histogram yang berdistribusi normal. Di atas citra masing-masing kelas penutupan lahan mempunyai penampakan khas yang membedakan dengan kelas penutupan lahan lainnya. 3.4.1.4. Evaluasi akurasi Evaluasi akurasi dari hasil klasifikasi yang dibuat digunakan ukuran- ukuran akurasi yaitu : overall accuracy, producers accuracy omission accuracy, dan users accuracy commision accuracy. Ukuran-ukuran akurasi tersebut dapat diketahui dengan cara membuat matriks kontingensi atau sering disebut dengan matriks kesalahan confusion matrix Jaya, 2007. Matriks kontingensi dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Matriks kontingensi untuk evaluasi akurasi Training Area A B C ... Total Baris Prod ’s Acc A X 11 X 12 X 13 ... X 1+ X 11 X 1+ B X 11 X 22 X 23 ... X 2+ X 11 X 1+ C X 11 X 32 X 33 ... X 3+ X 11 X 1+ ... ... ... ... ... ... ... Total Kolom X +1 X +2 X +3 ... N User’s Acc X 11 X +1 X 22 X +2 X 11 X +1 ... Berdasarkan matriks kontingensi ditentukan tingkat akurasi yaitu : Producer’s Accuracy = 100 x X X i ii .…………………………………… 1 User’s Accuracy = 100 x X X i ii ………………………………………….. 2 Overall Accuracy = 100 1 x N X r i ii ……………………………………….. 3

3.4.1.5. Pengecekan lapangan

Pemeriksaan lapangan dilakukan untuk pengecekan kebenaran klasifikasi, melalui penelusuran pada klaster sagu di setiap wilayah sampling dengan cara mengambil gambar dan tracking ordinat menggunakan GPS.

3.4.2. Penelitian tahap II : Studi autekologi tumbuhan sagu di P. Seram, Maluku

Setelah peta distribusi spasial tumbuhan sagu diketahui, ditentukan wilayah yang menjadi lokasi pengambilan sampel. Penetapan wilayah sampel menggunakan metode JudgementPurposive samplings yaitu penetapan sampel yang didasarkan pada luas sebaran sagu yang menempati 3 terbesar, pada tiga wilayah kabupaten di P. Seram yaitu Kabupaten SBB, MT, dan SBT. Disamping itu juga dengan pertimbangan letak wilayah sampling sesuai posisi mata angin Utara-Selatan-Timur-Barat. Tahapan prosedur penelitian autekologi disajikan pada Gambar 4. Wilayah sampel terpilih selanjutnya ditetapkan sebagai berikut : 1. Wilayah sampel I : Luhu Kabupaten SBB. 2. Wilayah sampel II : Sawai Kabupaten MT. 3. Wilayah sampel III : Werinama Kabupaten SBT. Tahapan selanjutnya adalah melakukan penelusuran untuk pengamatan spesies sagu. Spesies sagu dibedakan berdasarkan klasifikasi sagu yang dipahami secara umum yaitu : 1 Metroxylon rumphii Mart., 2 Metroxylon sylvestre Mart., 3 M. Longispinum Mart., 4 M. microcanthum Mart., dan Metroxylon sagu Rottb. Petak sampel ditetapkan dengan menggunakan metode non-random sampling penarikan contoh tak acak, secara beraturan systematic sampling. Pemilihan metode ini karena memiliki beberapa keuntungan Kusmana 1997 antara lain : 1. Memberikan nilai dugaan yang dapat dipercaya terhadap rata-rata dan total parameter populasi karena satuan-satuan sampel diletakkan menyeluruh pada populasi. 2. Memberikan nilai dugaan yang dapat dipercaya terhadap rata-rata dan total parameter populasi karena satuan-satuan sampel diletakkan menyeluruh pada populasi. 3. Dapat dilaksanakan secara lebih cepat dan murah bila dibandingkan dengan metode sampling berpeluang, karena kurangnya waktu dan biaya untuk proses pemilihan dari satuan-satuan sampel. Gambar 4. Prosedur penelitan autekologi Distribusi spasial sagu Judgemen Purposive sampling Pengumpulan data iklim Analisis Data : Analisis vegetasi, asosiasi, komponen utama Metode sampling : Bentuk, ukuran, cara penetapan Peta wilayah sampel Pengamatan vegetasi Pengumpulan data Pengambilan contoh air Pengambilan contoh tanah Pengamatan spesies sagu Analisis sifat kimia fisika Identifikasi tbhn yang tak diketahui Analisis data iklim Analisis sifat air Studi biodiversitas