Hipotesis PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

2. Terdapat asosiasi di antara spesies vegetasi dalam komunitas sagu alami di P. Seram. 3. Setiap spesies sagu memiliki daya adaptasi yang berbeda pada setiap tipe habitat. 4. Dalam pertumbuhan dan perkembangan sagu di dalam habitatnya terdapat interaksi antara sagu dengan parameter lingkungan. Keterangan : TTG = lahan kering; T2AT = tergenang temporer air tawar; T2AP = tergenang temporer air payau; TPN = tergenang permanen Gambar 1. Sketsa kerangka pemikiran Studi Distribusi Spasial Peta distribusi sagu Studi Autekologi Data citra Landsat-5TM Adaptasi Habitat Sagu Spesies Vegetasi Air Tanah Iklim Karakteristik Komunitas Studi Biodiversitas Genetik Spesies T2AP T2AT TTG Tipe TPN Struktur populasi Kelimpahan Asosiasi Pembentukan rumpun

1.7. Kebaruan Novelty

Berdasarkan hasil penelitian, terdapat beberapa aspek sebagai kebaruan Novelty dari penelitian ini yaitu : 1. Membuat peta distribusi spasial tumbuhan sagu di P. Seram Maluku, menggunakan citra Landsat-5TM. 2. Mengungkapkan pola pertumbuhan sagu dalam komunitas sagu alami yang mengikuti pola pertumbuhan muda. 3. Mengungkapkan mekanisme adaptasi sagu pada kondisi tergenang tereduksi melalui perubahan arah pertumbuhan akar sebagai gerakan dalam mencari oksigen oxytropisme. 4. Mengungkapkan mekanisme pembentukan rumpun sagu dalam komunitas sagu alami. 5. Ditemukan terdapat spesies sagu yang memiliki daya adaptasi luas eury tolerance, sedang meso tolerance, dan sempit steno tolerance. 6. Menggunakan metode analisis regresi komponen utama untuk menjelaskan pengaruh faktor abiotis terhadap populasi rumpun dan produksi pati sagu. 7. Melakukan klarifikasi jumlah spesies sagu yang terdapat di P. Seram Maluku, menjadi dua spesies yaitu Metroxylon rumphii Mart. dan M. sagu Rottb.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Autekologi

Autekologi merupakan cabang ilmu ekologi yang membahas pengkajian individu organisme atau spesies, yang berkaitan dengan sejarah hidup dan perilaku sebagai cara-cara penyesuaian diri terhadap lingkungan dimana spesies atau individu itu hidup Odum 1994. Autekologi mempelajari tentang sifat dan kelakuan spesies atau populasi yang berhubungan dengan tempat hidup mereka. Penekanan autekologi terkait dengan siklus hidup, distribusi individu spesies pada kondisi alaminya, adaptasi, perbedaan populasi, dan lain-lain. Kajian autekologi penting untuk menjelaskan struktur dan dinamika suatu komunitas. Kajian autekologi merupakan sesuatu yang kompleks, sehingga pemahaman terhadap spesies pada suatu komunitas adalah penting, dikarenakan pengetahun tersebut digunakan sebagai dasar untuk memahami masalah vegetasi secara keseluruhan. Berbagai aspek kajian dalam autekologi pada individu setiap spesies menyangkut identifikasi tumbuhan, asosiasi spesies tumbuhan, distribusi dan manfaat tumbuhan, morfologi tumbuhan, sitogenetik spesies tumbuhan, fisiologi tumbuhan dan kompleksitas lingkungan. Selain itu autekologi juga mengkaji aspek fenologi seperti perkecambahan, gugurnya daun, produksi buah, produksi biji, pembungaan, dan lain-lain. Dalam kaitan dengan perbedaan musim selama setahun, maka aspek biotik dan abiotik merupakan parameter yang harus dikuantifikasi pada fase pertumbuhan yang berbeda dengan interval waktu yang teratur. Kompleksitas faktor lingkungan menyebabkan terjadinya variasi pengaruh terhadap setiap fase dalam siklus hidup tumbuhan. Dalam kajian lebih lanjut dijelaskan korelasi fenologi dengan variasi perubahan lingkungan. Parameter yang dipelajari antara lain meliputi pembungaan, penyerbukan, pembuahan, produksi biji, viabilitas biji, dormansi, kapasitas reproduktif, pertumbuhan anakan, dan pertumbuhan vegetatif Shukla and Chandel 1982 dalam Djufri 2006. Uraian lebih lanjut tentang autekologi oleh Barbour et al. 1987 dikemukakan bahwa autekologi merupakan bagian yang besar dari ekologi tumbuhan dalam kaitannya dengan adaptasi dan kelakuan individu setiap spesies