Intraspesifik dan asosiasi tumbuhan sagu

Tabel 1. Penggolongan tingkat pertumbuhan sagu No. Tingkat Pertumbuhan Periode Pertumbuhan Keterangan 1. Tunas 1 tahun Anakan yang masih menempel pada pohon induk, berdaun 2 atau lebih. 2. Anakan 1-2,5 tahun Anakan yang masih menempel pada pohon induk tetapi sudah mempunyai sistem perakaran sendiri dan dapat dipisahkan dari pohon induk untuk ditanam. 3. Sapihan 1,5-2,5 tahun Anakan yang telah tumbuh secara mandiri dan telah membentuk pelepah yang keras. Pada tingkat pertumbuhan ini telah berbentuk sistem perakaran yang kuat dan sukar untuk dipisahkan. 4. Belum masak tebang 6 tahun Pohon sagu muda yang telah membentuk batang tetapi belum berbunga. 5. Masak tebang MT 1 Saat bunga mulai keluar sampai mulai berbuah periode produktif 6. Lewat masak tebang LMT Malai buah telah berbentuk tanduk rusa. Sumber : Sjachrul 1993. Pada rumpun yang terdiri dari beberapa semai, sapihan, tihang dan pohon menyebabkan terjadinya persaingan, diantaranya dalam mendapatkan faktor tumbuh, baik di atas tanah maupun di dalam tanah. Persaingan faktor tumbuh di atas tanah meliputi ruang, udara dan cahaya, sedangkan di dalam tanah berupa air dan unsur hara. Persaingan untuk mendapatkan faktor tumbuh semakin tinggi apabila jumlah individu dalam rumpun lebih tinggi. Dalam persaingan yang tinggi individu pada stadia semai biasanya mengalami hambatan pertumbuhan yang sangat berarti, dan seringkali mengalami kematian. Matanubun dan Maturbongs 2005 menyebutkan bahwa apabila jumlah populasi persatuan luas meningkat akan menyebabkan persaingan yang semakin kuat. Pada lahan kurang basah pohon sagu dapat tumbuh lebih tinggi, sedangkan pada lahan terlalu basah pertumbuhan sagu kalah cepat dengan pertumbuhan rerumputan dan herba sehingga kalah bersaing dalam memperoleh ruang tempat tumbuh. Pada lahan kering pertumbuhan sagu kalah cepat dengan pertumbuhan pepohonan hutan lain sehingga kalah bersaing dalam mendapatkan sinar matahari Flach and Schuiling 1986 dalam Notohadiprawiro dan Louhenapessy 1993. Pola pertumbuhan yang bersama-sama ini membentuk asosiasi diantara tumbuhan sagu dengan jenis tumbuhan lain, baik dengan jenis rumputan maupun vegetasi lain berbentuk pohon.

2.6. Potensi areal tumbuhan sagu

Tumbuhan sagu yang tumbuh dan berkembang di dunia diperkirakan sekitar dua juta hektar lebih, tetapi ada pula yang menyebutkan bahwa luas areal sagu dunia dapat mencapai lima juta hektar yang menyebar di Papua New Guinea, Indonesia, Malaysia, Thailand, Philipina, dan Kepulauan Pasifik. Flach 1983 memperkirakan potensi sagu dunia sekitar 2,2 juta hektar dan yang terbanyak terdapat di Indonesia mencapai 1,13 juta hektar atau sekitar 51,14 . Sebagian besar luasan tumbuhan sagu merupakan sagu yang tumbuh liar secara alami mencapai 90 , dan yang budidaya hanya sebasar 10 . Di beberapa daerah di Indonesia diperkirakan bukan merupakan sagu liar, tetapi merupakan sagu budidaya. Sagu yang tumbuh liar pada umumnya terdapat di Papua New Guinea dan Indonesia khususnya di Maluku dan PapuaIrian Jaya. Perkiraan potensi sagu dunia menurut Bintoro 2000 mencapai lebih dari 2 juta hektar, dan luas areal sagu yang sebenarnya masih perlu ditata secara lebih akurat karena kisaran potensi sagu dunia sangat lebar yaitu sekitar 600 ribu – 5 juta hektar, dan sebagian besar luas areal merupakan angka perkiraan. Perkiraan potensi sagu dunia oleh Flach 1983 disajikan pada Tabel 2. Potensi luas areal tumbuhan sagu di Indonesia sangat bervariasi antara sumber yang satu dengan yang lain pada wilayah yang sama. Mulyanto dan Suwardi 2000 melakukan kompilasi luas areal potensi tumbuhan sagu di Indonesia dari berbagai sumber menunjukkan adanya keragaman yang sangat besar. Di Irian Jaya Papua luas areal potensi sagu berkisar antara 800 ribu hektar sampai dengan 4,1 juta hektar. Pada wilayah yang sama perbedaan potensi luas areal bisa mencapai 4 kali lipat, atau terdapat perbedaan lebih dari 3 juta ha. Di Provinsi Kepulauan Maluku selisih antara sumber yang satu dengan lainnya sekitar 15 ribu hektar. Potensi luas areal tumbuhan sagu di Indonesia diperlihatkan pada Tabel 3.