Pertumbuhan HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Studi distribusi spasial tumbuhan sagu di P. Seram, Maluku
Tunas anakan sagu yang muncul tidak semuanya sukses tumbuh menjadi anakan fase bibit fase yang lebih besar. Sebagian besar mengalami kematian
selama masa pertumbuhan awal. Berdasarkan letak tunas anakan sagu pada bagian pangkal batang, ditemukan dua tipe yaitu : 1 tunas anakan yang keluar
dari bagian pangkal batang di bawah permukaan tanah atau sejajar permukaan tanah, dan 2 letak tunas anakan beberapa centimeter dari atas permukaan tanah.
Tunas anakan ini biasanya gagal untuk tumbuh dan berkembang ke fase selanjutnya.
Selain dari bagian pangkal batang, tunas anakan sagu muncul pula dari rhyzome yang memanjang. Pada rhyzome ini, tunas anakan keluar dari bagian
bawah atau sejajar permukaan tanah dan ada pula yang keluar dari bagian atas, tidak bersinggungan dengan permukaan tanah. Tunas anakan sagu yang disebut
terakhir paling rentan terhadap kematian Gambar 19. Sejak mulai muncul tunas anakan pada pangkal batang, sampai terbentuk batang di permukaan tanah masa
roset diperlukan waktu sekitar tiga tahun.
Gambar 19. Anakan sagu yang tumbuh pada bagian atas rhyzome
Setelah terbentuk batang pokok di permukaan tanah, pertumbuhan sagu masuk pada fase berikutnya yaitu fase sapihan sapling. Fase ini ditandai
±3 m
dengan mulai terbentuk batang sempurna sampai tinggi batang mencapai ukuran sekitar dua meter. Masa pertumbuhan selama fase ini diperlukan waktu sekitar
tiga tahun Sjachrul 1993. Dengan demikian masa pertumbuhan sejak muncul tunas anakan sampai akhir fase ini memerlukan waktu sekitar enam tahun. Pada
fase ini jumlah pelepah daun berkisar antara 8-12 tangkai dengan panjang sekitar 5-6 meter. Pada spesies M. rumphii dan M. sylvestre panjang pelepah daun dapat
mencapai 7-7,5 meter, dengan jumlah anak daun dapat mencapai 140 helai. Pada fase ini tumbuhan sagu sudah mulai menghasilkan tunas anakan.
Setelah mencapai umur lebih dari enam tahun, tumbuhan sagu masuk ke fase tiang pole. Fase ini berlangsung sekitar tiga tahun, dan selama masa
periode fase ini terjadi pertambahan tinggi batang yang bertambah sekitar tiga meter, sehingga total tinggi batang sampai dengan akhir fase tiang sekitar lima
meter Sjachrul 1993. Sejak mulai muncul tunas anakan sampai berakhir fase ini dibutuhkan waktu sekitar sembilan tahun. Sejak fase ini sering kali terjadi
pertambahan diameter batang, sehingga ukuran batang relatif lebih besar daripada ukuran batang sagu di bagian pangkal. Selama fase tiang jumlah pelepah daun
berkisar antara 8-12 tangkai dengan jumlah anak daun dapat mencapai 180 helai. Panjang pelepah daun dapat mencapai 7,5
–8,0 meter, bahkan pada jenis sagu sylvestre yang pertumbuhannya bagus, panjang pelepah daun dapat mencapai 9-
10 meter. Pada akhir fase ini tinggi batang sagu telah mencapai lima meter. Setelah mencapai umur sekitar sembilan tahun, maka tumbuhan sagu telah
masuk ke fase pohon trees . Pada fase ini tinggi batang sagu telah mencapai lebih dari lima meter Sjachrul 1993. Terdapat jenis sagu tertentu seperti spesies
rotang dan makanaro sudah dapat dipanen pada tinggi batang mencapai 7-8 meter. Dari fase tiang sampai mencapai ukuran tinggi batang tersebut diperlukan waktu
sekitar 3-4 tahun. Dengan demikian tumbuhan sagu secara alami baru dapat dipanen setelah mencapai umur paling kurang 12 tahun . Pada jenis-jenis sagu
yang memiliki ukuran tinggi pohon antara 15-20 meter, diperkirakan untuk sampai pada masa panen diperlukan masa pertumbuhan sekitar 12-15 tahun.
Jenis-jenis sagu yang dapat mencapai ukuran tinggi tersebut seperti spesies M. rumphii Mart., M. sylvestre Mart., dan M. sagu Rottb. Selama fase ini jumlah
tangkai daun berkisar antara 10-15 tangkai dengan panjang pelepah mencapai 7-8
meter, dan jumlah anak daun mencapai 200 helai. Meskipun demikian, menjelang masa pembungaan ukuran pelepah daun dan anak-anak daun mulai
memendek, dan pada masa pembungaan jumlah pelepah daun tidak lagi mengalami penambahan.