Studi Penelitian Terdahulu mengenai Proses Hierarki Analitik PHA

MUS memilih jenis strategi W-O yaitu meminimisasi kelemahan guna memanfaatkan peluang dalam mengembangkan Taman Buah Mekarsari. Rahayu 2004 dalam penelitian yang berjudul “Analisis Strategi Pengembangan Wisata Agro Taman Buah Mekarsari” menggunakan IFE, EFE, IE, dan SWOT dalam penelitiannya. Berdasarkan penelitiannya, strategi yang sesuai untuk dijalankan perusahaan adalah strategi penetrasi pasar dan strategi pengembangan produk. Strategi penetrasi pasar dilakukan dengan meningkatkan promosi melalui media elektronik, pemasangan billboard, bekerjasama dengan pelaku usaha dibidang agrowisata, serta melakukan persiapan untuk perkembangan strategi terutama melalui segi SDMnya. Adapun strategi pengembangan produk dilakukan dengan perbaikan sarana dan prasarana yang rusak, dan dalam jangka panjang disarankan untuk membangun fasilitas kolam renang atau taman bermain anak yang sesuai dengan keinginan konsumen, serta menjaga agar fasilitas tersebut tetap layak digunakan. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa analisis SWOT membantu perusahaan dalam menyusun strategi pemasaran yang efektif. Analisis SWOT juga membantu perusahaan dalam mengelola sarana usaha secara lebih menarik. Akan tetapi, analisis SWOT juga memiliki kekurangan, yakni pendekatan yang digunakan cenderung ke arah kualitatif dan subjektif. Selain itu, untuk menghasilkan kajian analisis yang lebih baik, maka analisis ini juga harus diperkuat dengan ketajaman analisis dan data pendukung kuantitatif.

2.2. Studi Penelitian Terdahulu mengenai Proses Hierarki Analitik PHA

Tujuan selanjutnya adalah terkait dengan metode PHA yang akan digunakan pada penelitian ini. Penelitian Praharsa 2005 melakukan penelitian tentang Analisis Pengambilan Keputusan Bauran Pemasaran pada CV. Aquatic Indonesia. Pada penelitian ini strategi bauran pemasaran pada CV. Aquatic Indonesia dianalisis dengan metode PHA. Prioritas utama dari keempat strategi bauran pemasaran menempatkan pemasaran langsung pada strategi promosi sebagai prioritas pertama. Sedangkan strategi yang tepat untuk dijalankan CV. Aquatic Indonesia adalah lebih memprioritaskan tujuan meningkatkan penjualan dengan pemasaran langsung pada strategi promosi. Penelitian Hermawatty 2006 mengenai Strategi Pemasaran pada PT. Sierad Produce Tbk. Bogor Jawa Barat menggunakan metode Prioritas Hierarki Analitik PHA. Berdasarkan analisis PHA, strategi pemasaran yang dilakukan PT. Sierad Produce Tbk. Memprioritaskan pada tujuan memperluas kemitraan, dengan menekankan pada pelayanan dan kualitas produk. Kualitas mendapat prioritas utama karena kualitas sangat menentukan kepuasan konsumen sehingga menyebabkan pembelian berulang. Selanjutnya, tujuan meningkatkan penjualan berada pada prioritas kedua. Pada tujuan ini, PT. Sierad Produce Tbk. Harus lebih memperhatikan strategi promosi dan distribusi. Dengan promosi yang menarik dan distribusi yang tepat diharapkan dapat meningkatkan penjualan. Prioritas ketiga dari tujuan yang ingin dicapai oleh PT. Sierad Produce Tbk. adalah meningkatkan pangsa pasar. Penelitian mengenai strategi bauran pemasaran dengan menggunakan metode PHA dilakukan oleh Susanti 2002 pada produk “Nata de Coco” di PT. HBP. Dari penelitian tersebut dihasilkan bahwa tujuan yang paling diprioritaskan dari pelaksanaan strategi bauran pemasaran perusahaan adalah penguasaan pangsa pasar, kemudian yang kedua adalah meningkatkan penjualan, ketiga adalah efisiensi biaya pemasaran, dan prioritas terakhir adalah keuntungan pemegang saham. Untuk strategi bauran pemasaran yang menjadi prioritas utama adalah strategi distribusi, karena memegang peranan penting dalam ketersediaan produk secara kontinyu dan merata. Strategi kedua yang menunjang strategi distribusi adalah strategi produk, dengan berfokus pada kualitas produk. Strategi yang menjadi prioritas ketiga adalah strategi harga yang besarnya akan ditetapkan sama dengan pesaing, dan prioritas terakhir adalah strategi promosi. Penelitian Nugroho 2007 mengenai Analisis Strategi Promosi Agrowisata Taman Wisata Mekarsari TWM dengan menggunakan metode PHA. Berdasarkan analisis PHA. Alternatif strategi promosi yang sesuai dengan faktor kendala dan pendukung perusahaan adalah melakukan promosi dengan menitikberatkan pada kegiatan personal selling dan direct marketing, karena kegiatan promosi ini merupakan hubungan dua arah antara sales-konsumen sehingga tanggapan konsumen langsung dapat direspon oleh sales. Cara ini juga merupakan satu-satunya cara promosi yang dapat menggugah hati pembeli dengan segera, serta pada tempat dan waktu itu juga diharapkan calon konsumen dapat mengambil keputusan untuk mengadakan kunjungan ke TWM. Selain itu, perusahaan juga dapat mendekatkan produk TWM secara langsung kepada para konsumennya. Oleh karena itu, strategi promosi menitikberatkan pada kegiatan personal selling dan direct marketing digunakan untuk meningkatkan omzet dan citra TWM sebagai agrowisata yang profesional dan diimplementasikan pada target operasi promosi sekolah, dengan melakukan kegiatan roadshow agar tujuan promosi dapat tercapai. Berdasarkan hasil penelitian Harahap 2006 di Taman Safari Indonesia dapat diketahui hasil analisis prioritas strategi bauran pemasaran berdasarkan metode Proses Hirarki Analitik PHA secara keseluruhan mempunyai Rasio Inkonsistensi sebesar 0,08. dari hasil analisis didapatkan prioritas dari elemen- elemen dalam strategi bauran pemasaran, prioritas pertama pada tujuan adalah meningkatkan penjualan tiket dengan bobot 0.750 dan prioritas kedua adalah mempertahankan dan meningkatkan citra perusahaan, pada faktor bauran pemasaran yang mendapat prioritas pertama adalah faktor promosi dengan bobot 0.282 dengan taktik diskon 0.145, strategi kedua adalah faktor produkjasa dengan bobot 0.201 dengan taktik kualitas atarksi wisata 0.069 untuk meningkatkan kepuasan pengunjung, strategi ketiga adalah faktor tempat dengan bobot 0.121 dengan taktik kemudahan mancapai kemudahan lokasi 0.029, strategi keempat adalah harga dengan bobot 0.119 dengan taktik penetapan harga dilihat dari biaya operasional 0.089 perusahaan harus berhati-hati dalam menetapkan harga agar tidak mengalami kerugian, strategi kelima adalah faktor orang dengan bobot 0.103 dengan taktik jaminan keamanan 0.038 keamanan pengunjung harus jadi prioritas utama perusahaan, karena atraksi wisata di Taman Safari Indonesia berhubungan dengan satwa liar, maka pihak perusahaan harus bisa memberikan rasa aman kepada pengunjung, strategi keenam adalah bukti fisik dengan bobot 0.101 dengan taktik fasilitas bermain, strategi ketujuh dalah proses dengan bobot 0.074 dengan taktik kemudahan pembayaran 0.031. Berdasarkan hasil penelitian Utami 2004 di PT. Saung Mirwan dapat diketahui bahwa sasaran meningkatkan pangsa pasar dan mengoptimalkan pendapatan sebagai prioritas pertama dengan bobot masing-masing 0.309 dan 0.309 dengan target perusahaan untuk memperluas pasar hingga Jawa Tengah dan Bali, serta meningkatkan pendapatan hingga 20 persen di tahun mendatang. Prioritas kedua ditempati oleh sasaran meminimumkan biaya produksi dengan bobot 0.242, sedangkan prioritas ketiga adalah sasaran meningkatkan daya saing perusahaan dengan bobot 0.142. Dari hasil analisis dengan PHA juga dapat ditarik kesimpulan bahwa PT. Saung Mirwan memprioritaskan faktor harga sebagai strategi bauran pemasaran dengan bobot 0.309 dengan taktik kesesuaian mutu dengan harga 0.059. Hal tersebut disebabkan daya tarik utama produksi bunga potong harga yang kompetitif dan disesuaikan dengan mutu produk yang menyimpang dari ketetapan ASBINDO. Prioritas kedua dari pelaksanaan strategi bauran pemasaran perusahaan adalah strategi saluran distribusi dengan bobot 0.263 dengan taktik mempertahankan agar produk mudah didapatkan 0.123. Hal ini berkaitan dengan pertimbangan konsumen dalam memilih produsen bunga potong yang berdasarkan pada kemudahan mendapatkan produk serta ketersediaan produk dalam jumlah maupun jenisnya di setiap waktu. Prioritas ketiga adalah startegi promosi dengan bobot 0.225 dengan taktik strategi operasional iklan 0.095. Hal ini berkaitan dengan pentingnya menciptakan iklan untuk membangun kesadaran masyarakat terhadap adanya suatu produk. Prioritas keempat adalah produk dengan bobot 0.203 dengan taktik meningkatkan mutu produk. Hal ini berkaitan dengan loyalitas konsumen dan mutu produk yang membedakan produk PT. Saung Mirwan dengan yang lainnya. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya, menunjukkan bahwa dalam merencanakan strategi pemasaran perlu diketahui faktor-faktor apa saja yang perlu dipertimbangkan perusahaan dalam menyusun strategi pemasaran. Hal ini sangat penting untuk melihat sejauh mana faktor-faktor itu berperan dalam penyusunan strategi pemasaran. Untuk menganalisis strategi bauran pemasaran pada Rumah Sutera Alam maka digunakan metode Proses Hierarki Analitik PHA. Metode PHA menjadi penting untuk digunakan karena PHA memasukkan aspek kuantitatif maupun aspek kualitatif, serta memberikan prioritas untuk setiap alternatif.

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN