Kerangka Pemikiran Konseptual KERANGKA PEMIKIRAN

f Mempertimbangkan prioritas-prioritas relatif dari berbagai faktor sistem dan memungkinkan pemilihan alternatif terbaik berdasarkan tujuan utama yang ingin dicapai. g Mensintesis suatu hasil yang representatif dari berbagai penilaian yang berbeda-beda. Kelemahan metode Proses Hierarki Analitik, yaitu: a Jika rasio inkonsistensi lebih besar dari sepuluh persen, maka mutu informasi harus diperbaiki dengan memperbaiki penggunaan pertanyaan ketika membuat perbandingan berpasangan dan atau melakukan pengisian ulang kuisioner. b Responden adalah yang benar-benar menguasai, mempengaruhi pengambian kebijakan perusahaan atau mengetahui informasi yang dibutuhkan.

3.2. Kerangka Pemikiran Konseptual

Rumah Sutera Alam sebagai salah satu objek agrowisata di Indonesia khususnya di Kota Bogor memiliki prospek perkembangan yang cukup cerah. Hal ini, dikarenakan Rumah Sutera Alam merupakan satu-satunya agrowisata yang membudidayakan agribisnis ulat sutera dalam bentuk tanaman murbei, kokon yang akan menghasilkan benang sutera dan sebagai sarana untuk mempelajari seluk beluk budidaya ulat sutera. Namun, dalam perkembangannya Rumah Sutera Alam sebagai tempat agrowisata kurang dikenal oleh masyarakat. Hal tersebut dapat dilihat dari jumlah pengunjung Rumah Sutera Alam jika dibandingkan dengan jumlah pengunjung pada agrowisata yang berada di daerah Bogor seperti Taman Wisata Mekarsari, Wisata Agro Gunung Mas, Kampung Wisata Cinangneng, jumlah pengunjung di Rumah Sutera Alam masih relatif sedikit. Selain jumlah pengunjung yang relatif rendah dibandingkan dengan agrowisata lain, jumlah pengunjung Rumah Sutera Alam belum bisa mencapai target perusahaan yang menetapkan target pada tahun 2007 sebesar 4.000 pengunjung. Sedangkan pengunjung pada tahun 2007 sebanyak 3.572 pengunjung dengan laju pertumbuhan per bulan sebesar 164,75 .. Permasalahan yang ada membuat pihak manajemen Rumah Sutera Alam menentukan strategi-strategi pemasaran yang tepat. Strategi pemasaran yang tepat tersebut diambil agar perusahaan dapat terus bertahan dan juga mengembangkan usaha dalam perindustrian jasa yang semakin kompetitif. Penentuan strategi pemasaran, tentunya diperlukan suatu alat analisis yang tepat. Salah satu alat analisis yang digunakan adalah metode Proses Hierarki Analisis PHA. Metode PHA merupakan suatu metode yang luwes yang memberikan kesempatan bagi perorangan untuk membangun gagasan-gagasan dan mendefinisikan persoalan dengan cara membuat asumsi mereka masing-masing dan memperoleh pemecahan yang diinginkan darinya. Metode PHA juga memasukkan pertimbangan dan nilai-nilai pribadi secara logis. Proses ini tergantung pada imajinasi, pengalaman dan pengetahuan suatu masalah pada logika, intuisi, dan pengalaman untuk memberikan pertimbangan. Selain itu, dengan menggunakan metode PHA pihak manajemen akan dapat memutuskan pengambilan keputusan untuk suatu permasalahan di bidang pemasaran. Karena dengan metode ini akan dapat diketahui strategi terbaik yang sebaiknya mendapatkan prioritas pelaksanaan dari sejumlah strategi yang ada. Ketetapan menganalisis masalah dan kemudian menetapkan prioritas adalah suatu hal yang sangat mutlak. Dalam sistem perusahaan yang kompleks, pemimpin dihadapkan pada banyak hal, mulai dari pengadaan produkbahan baku hingga pemasaran. Sedangkan kemampuan yang dimiliki sangat terbatas. Guna menangani persoalan- persoalan tersebut, diperlukan penyusunan peringkat prioritas bagi setiap perusahaan, sehingga dalam jangka pendek, permasalahan yang utama prioritas tertinggi akan terpecahkan terlebih dahulu. Selain itu, kevalidan dari data dapat dipertanggungjawabkan dengan rasio konsistensi. Penyusunan hierarki dimulai dari menentukan fokus yaitu memilih strategi bauran pemasaran Rumah Sutera Alam yang tepat. Hierarki selanjutnya adalah tujuannya, pada hierarki tujuan terdapat dari dua bagian, yaitu meningkatkan jumlah pengunjung dan menjadikan Rumah Sutera Alam sebagai objek wisata yang potensial di Kabupaten Bogor dengan memberikan pengetahuan tentang agribisnis ulat sutera. Kedua tujuan tersebut merupakan alternatif pilihan yang diajukan Rumah Sutera Alam untuk dipilih mana yang menjadi prioritas utamanya. Kedua alternatif tujuan dari strategi pemasaran tersebut diturunkan ke dalam faktor-faktor yang mempengaruhinya, dimana strategi bauran pemasaran adalah variabel yang akan diambil untuk mengisi hierarki faktor. Strategi bauran pemasaran tersebut terdiri dari 7P diantaranya : 1 Faktor Produkjasa, sub faktor yang diperhatikan adalah kualitas atraksi wisata, kuantitas atraksi wisata, keragaman produk sutera, jumlah produk sutera; 2 Faktor Harga, sub faktor yang diperhatikan adalah kesesuaian harga dan mutu dan harga dilihat dari segmen pelanggan; 3 Faktor Promosi, sub faktor yang diperhatikan adalah iklan, promosi penjualan, pemasaran langsung, hubungan masyarakat; 4 Faktor Tempat, sub faktor yang diperhatikan adalah kemudahan mencapai lokasi, udara, kenyamanan, keindahan, dan kebersihan, serta tempat penyediaan lokasi; 5 Faktor Orang, sub faktor yang diperhatikan adalah keramahan dan kesopanan, kompetensi dan pengetahuan karyawan, jumlah pemandu, kesigapan melayani pengunjung, dan keamanan; 6 Faktor Proses, sub faktor yang diperhatikan adalah tanggapan atas keluhan, kecepatan transaksi, kemudahan pembayaran; 8 Faktor Bukti fisik, sub faktor yang diperhatikan adalah desain dan layout, cottages, toilet, galeri kain sutera, musholla, fasilitas bermain, area parkir, penunjuk arah dalam lingkungan agrowisata, daftar aktifitas dan gajeboshelter. Sub faktor dari 7P merupakan variabel-variabel yang dipilih dan mendapatkan perhatian khusus pihak manajemen Rumah Sutera Alam untuk mencapai tujuan pemasaran. Keseluruhan variabel yang diambil untuk strategi bauran pemasaran dapat sebagai pengendali dalam melakukan pemasaran. Selain itu, dapat juga digunakan pihak manajemen Rumah Sutera Alam untuk dapat meningkatkan jumlah pengunjung, mengejar target pengunjung dan dapat menjadikan Rumah Sutera Alam sebagai objek wisata yang potensial di Kabupaten Bogor dengan memberikan pengetahuan tentang agribisnis ulat sutera. Sehingga strategi pemasaran dapat dilakukan sebagai suatu acuan dalam memilih dan mengambil keputusan startegi yang tepat. Hasil dari pemilihan strategi bauran pemasaran yang paling tepat, akan direkomendasikan kepada pihak manajemen Rumah Sutera Alam dan bermanfaat bagi kelangsungan perusahaan. Dunia pariwisata yang terus berkembang dan prospek agrowisata yang cerah akibat perubahan preferensi masyarakat dalam menikmati objek wisata Tingkat kunjungan Rumah Sutera Alam yang relatif rendah Strategi Pemasaran yang dilakukan Rumah Sutera Alam Strategi bauran pemasaran Rumah Sutera Alam Gambar 2. Kerangka Pemikiran Operasional

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian adalah agrowisata Rumah Alam Sutera yang terletak di Jalan Raya Ciapus No 100 Km 8 RtRw 0507 Kecamatan Pasir Eurih, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi ini ditentukan secara sengaja purposive dengan pertimbangan bahwa Rumah Sutera alam merupakan salah satu objek agrowisata di Bogor yang memiliki tingkat kunjungan yang relatif rendah dan kurang dikenal masyarakat sebagai sebuah agrowisata. Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Maret hingga April 2008.

4.2. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua macam yaitu data primer dan data sekunder. Data-data yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Jenis dan Sumber Data No Jenis Data Sumber Data Bentuk Data Alternatif Skenario Strategi Bauran Pemasaran dan Pemilihan Alternatif Startegi Bauran Pemasaran Rekomendasi Prioritas Strategi Bauran Pemasaran untuk dijalankan oleh Rumah