Mengkaji penelitian terdahulu merupakan salah satu cara untuk mendapatkan informasi tentang penelitian yang telah dilakukan. Penelitian
terdahulu dapat dijadikan sebagai acuan, terutama yang berkaitan dengan topik penelitian yang sedang dilakukan. Penelitian-penelitian mengenai analisis strategi
pemasaran yang telah dilakukan peneliti-peneliti sebelumnya pada umumnya menggunakan alat analisis berupa analisis daur hidup produk, analisis IE,
matriks EFE, matriks IFE, analisis SWOT, dan analisis PHA.
2.1. Studi Penelitian Terdahulu mengenai Pemasaran
Penelitian tentang Analisis Strategi pemasaran “Nata de Coco” pada CV. Awal Lestari Jaya oleh Sudrajat 2001, menggunakan alat analisis SWOT.
Penelitian ini membahas tentang bagaimana peluang pasar dilihat dari kondisi lingkungan pemasarannya dan bagaimana perencanaan serta prospek pemasaran
“Nata de Coco” dikaitkan dengan kondisi lingkungan, serta strategi pemasarannya. Hasil penelitian ini mengemukakan bahwa strategi yang sesuai dengan kondisi
internal dan eksternal CV. Awal Lestari Jaya adalah strategi penetrasi pasar. Strategi penetrasi pasar ini bertujuan untuk meningkatkan pangsa pasar yang lebih
besar dari pangsa pasar yang sudah ada. Penelitian selanjutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Mahmud
2002 yang berjudul Analisis Strategi Pemasaran Produk Susu Cap pada Koperasi Peternakan Bandung Selatan Pengalengan Jawa Barat. Alat analisis yang
digunakan adalah metode SWOT, dimana tujuan penelitian tersebut adalah mempertimbangkan kondisi internal dan eksternal perusahaan dengan melihat
kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Selain itu adalah untuk menyusun strategi pemasaran dalam upaya mempertahankan dan meningkatkan posisi usaha.
Dalam penelitiannya, Mahmud menjelaskan bahwa nilai rata-rata dari matriks EFE dan IFE menempatkan KPBS pada kuadran V. Posisi ini menggambarkan
bahwa KPBS berada pada tingkat rata-rata atau sedang baik terhadap faktor internal koperasi maupun faktor eksternalnya. Alternatif strategi pemasaran
berdasarkan bauran pemasaran yang lebih dominan adalah strategi produk. Diversifikasi dari segi rasa dapat memberikan alternatif pilihan rasa bagi
konsumen. Selain itu, perbaikan dalam hal kemasan dibuat agar lebih menarik. Alternatif kedua yaitu strategi harga, dimana harga yang ditawarkan dapat
dijangkau oleh semua kalangan. Strategi distribusi menempati prioritas ketiga dan strategi promosi di urutan keempat.
Penelitian Rahmadhani 2006, mengenai analisis strategi pemasaran Restoran Sunda Pajajaran Bogor. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif,
matriks IFE dan EFE, matriks IE, dan analisis SWOT. Hasil penelitian dengan matriks IE menunjukkan bahwa posisi Restoran Sunda Pajajaran Bogor dalam
industri berada pada kuadran V, yaitu restoran berada dalam pasar yang sedang dengan daur hidup produk yang menurun. Hasil penelitian juga
merekomendasikan alternatif strategi terbaik yang dapat diterapkan oleh Restoran Sunda Pajajaran Bogor adalah dengan melakukan kombinasi strategi SWOT, yaitu
1 Strategi produk dengan mempertahankan penggunaan bahan baku lokal, 2 Strategi promosi dengan meningkatkan efektifitas promosi seperti pemutaran iklan
pada internet dan radio, serta menjadikan konsumen sebagai agen pemasar, 3 Strategi harga, dengan mengadakan program pemberian diskon pada waktu
tertentu, seperti hari libur nasional, 4 Strategi tempat, dengan mempertahankan desain ruangan dan meningkatkan kenyamanan suasana restoran.
Penelitian mengenai perumusan strategi bauran pemasaran bunga potong dilakukan oleh Nurdiansah 2001. Analisis yang dilakukan analisis strategi
bauran pemasaran perusahaan dengan menggunakan SWOT. Berdasarkan kondisi internal dan eksternal Koperasi Hortibumi, ditetapkan strategi pemasaran yang
disusun berdasarkan bauran pemasaran. Koperasi Hortibumi akan memfokuskan untuk melayani pelanggan yang peka terhadap mutu, menetapkan harga fleksibel,
meningkatkan kontinyuitas dan ketepatan waktu pengiriman, serta melakukan strategi promosi berupa peningkatan efektifitas promosi melalui partisipasi aktif
dalam kegiatan kemasyarakatan. Penelitian Siringoringo 2004, mengenai promosi pengembangan Kebun
Raya Bogor menyimpulkan bauran promosi yang dilakukan Kebun Raya Bogor adalah hubungan masyarakat, publikasi dan promosi penjualan. Penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan SWOT untuk memperoleh strategi promosi yang tepat bagi Kebun Raya Bogor yaitu strategi pertumbuhan integrasi horisontal yang
menekankan pada peningkatan jenis produk serta jasa. Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ridjal 1997
mengenai identifikasi unsur-unsur strategis dan analisis. Strategis dalam pengembangan usaha agrowisata, PT. Mekar Sari Unggul MUS menjalankan
berbagai kegiatan yang ada sesuai misi dan tujuan yang telah disusun. Misi yang telah ditetapkan menjadi pertimbangan pertama penentuan prioritas pelaksanaan
berbagai kegiatan yang ada. Pemilihan jenis strategi pengembangan Taman Buah Mekarsari berpijak pada peforma lingkungan usaha dengan perhatian lebih kepada
lingkungan internal dibanding lingkungan eksternal. Secara umum lingkungan internal lebih berisikan kelemahan dibandingkan kekuatan dan dalam lingkungan
eksternal berisikan banyak peluang dibandingkan ancaman. Dengan demikian, PT.
MUS memilih jenis strategi W-O yaitu meminimisasi kelemahan guna memanfaatkan peluang dalam mengembangkan Taman Buah Mekarsari.
Rahayu 2004 dalam penelitian yang berjudul “Analisis Strategi Pengembangan Wisata Agro Taman Buah Mekarsari” menggunakan IFE, EFE,
IE, dan SWOT dalam penelitiannya. Berdasarkan penelitiannya, strategi yang sesuai untuk dijalankan perusahaan adalah strategi penetrasi pasar dan strategi
pengembangan produk. Strategi penetrasi pasar dilakukan dengan meningkatkan promosi melalui media elektronik, pemasangan billboard, bekerjasama dengan
pelaku usaha dibidang agrowisata, serta melakukan persiapan untuk perkembangan strategi terutama melalui segi SDMnya. Adapun strategi
pengembangan produk dilakukan dengan perbaikan sarana dan prasarana yang rusak, dan dalam jangka panjang disarankan untuk membangun fasilitas kolam
renang atau taman bermain anak yang sesuai dengan keinginan konsumen, serta menjaga agar fasilitas tersebut tetap layak digunakan.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa analisis SWOT membantu perusahaan dalam menyusun strategi pemasaran yang efektif. Analisis
SWOT juga membantu perusahaan dalam mengelola sarana usaha secara lebih menarik. Akan tetapi, analisis SWOT juga memiliki kekurangan, yakni
pendekatan yang digunakan cenderung ke arah kualitatif dan subjektif. Selain itu, untuk menghasilkan kajian analisis yang lebih baik, maka analisis ini juga harus
diperkuat dengan ketajaman analisis dan data pendukung kuantitatif.
2.2. Studi Penelitian Terdahulu mengenai Proses Hierarki Analitik PHA