Budidaya Ulat Sutera Kegiatan Persuteraan Rumah Sutera Alam

murbei dilakukan usaha intensifikasi melalui pengadaan irigasi dan pemupukan sehingga produksi bisa meningkat. Waktu pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi hari atau sore hari untuk mencegah kelayuan.

5.2.2. Budidaya Ulat Sutera

Menurut Atmosoedarjo, 2000, ulat sutera adalah serangga yang masuk ke dalam ordo Lepidoptera yang mencakup semua jenis kupu-kupu dan ngenga. Ulat sutera merupakan serangga Holometabola yang mengalami metamorfosa sempurna yang berarti setiap generasi melewati empat stadia yaitu telur, larva, pupa, dan kupu-kupu. Ulat sutera yang dibudidayakan oleh Rumah Sutera Alam adalah ulat pada instar I, II, dan III yang disebut ulat kecil dan ulat pada instar IV dan V yang disebut ulat besar. Ulat kecil tahan terhadap suhu 24 C- 30 C dan kelembapan udara 90-95. Sedangkan ulat besar dengan umur 13 hari membutuhkan suhu 23 C- 25 C dan kelembapan udara 70-75. Kandungan air tubuh ulat sutera berubah-ubah mengikuti perubahan tingkat pertumbuhannya. Kandungan airnya kurang lebih 76 pada saat menetas dan terus naik sampai saat pergantian kulit pertama. Kandungan airnya kurang lebih 86, dengan sedikit perubahan-perubahan, selama instar II sampai anstar IV, dan tiap hari akan berkurang pada waktu instar V, sampai kira-kira 75 pada waktu ulat menjadi dewasa. Instar I dapat dikatakan sebagai tingkat pengumpulan air, instar II sampai IV sebagai penahan air dan instar V sebagai tingkat pelepasan air,. Karena itu, kondisi pemeliharaan perlu disesuaikan kepada fisiologi ulat sutera tersebut. Umpamanya pada instar I pemeliharaan perlu dilakukan dalam lingkungan lembab dan diberi pakan daun murbei dengan kandungan air tinggi. Untuk instar V lingkungan harus lebih relatif lebih kering dengan ventilasi baik. Makin muda umur ulat, makin tinggi digestibilitasnya, artinya jumlah daun murbei yang diberikan lebih banyak daripada yang dimakan, karena bila ulat, khususnya yang masih muda, diberikan daun muda lunak yang telah diiris-iris, irisan daun itu cepat manjadi kering. Karena itu kepada ulat kecil perlu diberi daun murbei dalam jumlah yang lebih, agar tidak kekurangan pakan. Karena jumlah yang diperlukan ulat kecil sangat sedikit, maka pakan yang terbuang tidak menjadi masalah. Jumlah pakan untuk dimakan dan dicerna oleh varietas ulat sutera dan standar jumlah pakan daun murbei pberbagai instar dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Jumlah Daun Murbei yang Diberikan dan Dicerna oleh Ulat Sutera Instar Jumlah daun yang dimakan kg Persentase yang dicerna Standar jumlah daun yang diberikan kg I 0,339 0,08 1,2 II 1,522 0,37 3,8 III 6,436 1,55 13,8 IV 41,440 9,55 70,0 V 365,000 88,00 470,0 Jumlah 414,735 100,00 558,8 Keterangan : Data berlaku untuk satu box telur 20.000 telur Sumber : Atmosoedarjo, 2000 Teknik pemeliharaan dan perlakuan ulat sutera secara garis besar dapat dipilah-pilah menjadi dua kategori, yaitu untuk instar I sampai instar IV dan untuk instar V. Sampai instar IV titik berat harus diletakkan pada kesehatan ulat sutera, dengan memeliharanya di lingkungan yang sehat. Selama instar V perlu diberikan prioritas kepada peningkatan kualitas kokon dan efisiensi mengokon, serta penggunaan tenaga kerja yang ekonomis.

5.2.3. Pengokonan