Pengokonan Pemintalan Benang Penenunan Kain Sutera

5.2.3. Pengokonan

Ulat membuat kokon pada umumnya selama 2-3 hari. Tanda-tanda ulat akan mengokon adalah berkisar pada instar V pada hari 7-8 hari. Nafsu makannya berkurang sampai akhirnya berhenti makan, tubuh menjadi tembus cahaya dan mengerut serta mulutnya mengeluarkan serat sutera dan pada duburnya mengeluarkan cairan bewarna kuning. Panen kokon dapat dilaksanakan pada umur 5-6 hari dari mulai ulat pertama dikokonkan. Kokon yang baik dan normal disimpan atau dimasukkan ke dalam tempat terpisah dengan kokon-kokon yang jelek.

5.2.4. Pemintalan Benang

Pemintalan benang, dalam arti luas adalah produksi benang sutera, melaui proses pengeringan kokon segar, penyimpanan, penyortiran, dan pemasakan kokon kering, reeling dan rereeling sampai menjadi benang sutera. Benang sutera, sebelim dapat diproses lebih lanjut masih perlu digintir untuk mencegah pecahnya benang dalam proses degumming menghilangkan serisin, waktu diputihkan dan dicelup, dan selanjutnya baru dapat ditenun dan dirajut.

5.2.5. Penenunan Kain Sutera

Penenunan merupakan proses penyatuan benang sutera menjadi kain sutera. Sebelum menenun perlu ditentukan jenis kain yang akan dibuat untuk melakukan perlakuan terhadap benang. Misalnya untuk tenun ikat, kain putihan, atau untuk printing. Untuk kain ikat, benang yang sudah ditentukan itu diikat di bagian-bagian tertentu dan dicelup dulu. Untuk memperoleh motif ikat. Baru setelah itu kainnya ditenun. Sedangkan untuk kain putihan, kain ditenun dulu, dan baru kemudian diputihkan. Untuk kain printing, kain juga ditenun dulu, dan baru diwarnai, dengan menggunakan screen dan pasta printing. Seperti kain tenun yang lain, kain tenun sutera juga dibuat dengan cara silang-menyilangkan benang lusi dan pakan, sehingga diperoleh kain dengan anyaman yang diperlukan. Sebelum pekerjaan tenun dimulai, terlebih dahulu diadakan persiapan, berupa mengelos benang dan warping. Sesuai dengan rencana desain tenun, proses menenun dapat dilaksanakan dengan mesin teropong shuttle loom, atau jenis mesin tenun lainnya. Pembentukan pembukaan lusi dinamakan shedding motion. Peletakan benang pakan ke dalam mulut dinamakan picking motion. Perapatan benang pakan oleh sisir kepada kain secara tepat dinamakan beat-up motion. Ketiga cara ini merupakan prinsip mekanisme pertenunan yang dilakukan Rumah Sutera Alam.

BAB VI IDENTIFIKASI STRATEGI BAURAN PEMASARAN

YANG DIJALANKAN AGROWISATA RUMAH SUTERA ALAM Rumah Sutera Alam dalam memasarkan jasa pariwisata, telah berusaha menyusun suatu strategi pemasaran yang diharapkan dapat meningkatkan