Analisis Tujuan Menjadikan Rumah Sutera Alam sebagai Objek Wisata yang Potensial

startegi bauran pemasaran Rumah Sutera Alam meliputi tanggapan atas keluhan, prosedur, tugas-tugas, jadwal-jadwal, mekanisme, kegiatan, dan rutinitas untuk melayani pengunjung yang diatur dalam manajemen proses. Strategi proses memberikan prioritas pertama pada tanggapan atas keluhan para pengunjung dengan bobot 0,534. Keluhan para pengunjung berusaha ditanggapi pihak manajemen dengan cepat dan sigap. Tanggapan dari pihak manajemen diharapkan dapat memberikan kesenangan atau kepuasan bagi pengunjung karena merasa dihargai. Prioritas kedua dari strategi proses adalah kecepatan transaksi dengan bobot 0,315. Dengan kecepatan perusahaan dalam melayani kecepatan pengunjung yang datang, diharapkan pengunjung dapat merasakan kenyamanan ketika berada di dalam lingkungan Rumah Sutera Alam. Prioritas ketiga dalam strategi proses adalah kemudahan pembayaran dengan bobot 0,151. Pembayaran paket wisata bisa dipesan terlebih dahulu menggunakan via telepon dan langsung mentransfer ke rekening Rumah Sutera Alam dengan uang muka sebesar 30 persen.

7.4. Analisis Tujuan Menjadikan Rumah Sutera Alam sebagai Objek Wisata yang Potensial

Tujuan untuk menjadikan Rumah Sutera Alam sebagai objek wisata yang potensial di Kabupaten Bogor dengan memberikan pengetahuan tentang agribisnis ulat sutera menempati urutan kedua dengan bobot sebesar 0,290. Tujuan ini merupakan strategi yang ingin dicapai pihak manajemen Rumah Sutera Alam dalam jangka panjang. Hasil pembobotan dapat dilihat pada Tabel 16. Strategi produk menempati prioritas pertama dengan bobot 0,254. Produk mendapat prioritas pertama baik untuk tujuan meningkatkan jumlah pengunjung maupun menjadikan Rumah Sutera Alam sebagai agrowisata yang potensial. Semakin baik kualitas produkjasa yang diberikan dan sesuai dengan keinginan pengunjung menyebabkan pengunjung melakukan kunjungan kembali. Dalam menjadikan Rumah Sutera Alam sebagai objek wisata yang potensial di Kabupaten Bogor dengan memberikan pengetahuan tentang agribisnis ulat sutera, pihak manajemen Rumah Sutera Alam terus mengembangkan kualitas produkjasa yang akan diberikan kepada pengunjung. Strategi produkjasa yang menjadi prioritas pertama adalah kualitas atraksi wisata dengan bobot 0,419. Kualitas atraksi wisata berada pada prioritas pertama karena Rumah Sutera Alam berpendapat untuk bisa menjadi agrowisata yang potensial yang memberikan pengetahuan tentang agribisnis ulat sutera dalam jangka panjang, perusahaan harus bisa mempertahankan dan mengembangkan atraksi wisata. Tabel 16. Hasil Analisis Untuk Tujuan Menjadikan Rumah Sutera Alam sebagai objek wisata yang potensial Tujuan Bauran Pemasaran Strategi Operasional Bobot Prioritas Menjadikan Rumah Sutera Alam sebagai objek wisata yang potensial di Kabupaten Bogor dengan memberikan pengetahuan tentang agribisnis ulat Sutera 0,290 Produk 0,254 Kualitas atraksi wisata 0,419 1 Kuantitas atraksi wisata 0,272 2 Keragaman produk sutera 0,195 3 Jumlah produk sutera 0,114 4 Harga 0,162 Kesesuaian harga dan mutu 0,586 1 Harga dilihat dari segmen pelanggan 0,414 2 Promosi 0,199 Iklan 0,157 4 Promosi penjualan 0,243 3 Pemasaran langsung 0,281 2 Hubungan masyarakat 0,319 1 Tempat 0,066 Kemudahan mencapai lokasi 0,413 1 Udara,kenyamanan, keindahandankebersihan 0,260 3 Tempat penyedia informasi 0,327 2 Orang 0,149 Keramahan dan kesopanan 0,231 3 Kompetensi pengetahuan karyawan 0,257 2 Jumlah pemandu 0,162 4 Kesigapan pelayanan 0,270 1 Keamanan 0,080 5 Proses 0,069 Tanggapan atas keluhan 0,517 1 Kecepatan transaksi 0,304 2 Kemudahan pembayaran 0,179 3 Bukti fisik 0,102 Desain dan layout 0,065 8 Cottages 0,073 7 Toilet 0,137 4 Galeri kain sutera 0,154 1 Musholla 0,141 3 Fasilitas bermain 0,143 2 Area parkir 0,097 5 Penunjuk arah dalam lingkungan agrowisata 0,056 9 Daftar aktifitas 0,042 10 Gajeboshelter 0,091 6 Prioritas kedua untuk strategi produkjasa adalah keragaman atraksi wisata dengan bobot 0,272. Dengan terus mengembangkan atraksi wisata akan membuat pengunjung merasa puas dengan pelayanan yang diberikan Rumah Sutera Alam. Memperbanyak jumlah atraksi wisata akan dapat meningkatkan citra dimata pengunjung dan akhirnya diharapkan dapat menjadikan Rumah Sutera Alam sebagai agrowisata yang potensial. Untuk menjadikan agrowisata yang potensial, perpaduan antara unsur wisata dan pendidikan di Rumah Sutera Alam harus lebih disatukan antara keduanya agar tujuan pengunjung untuk berwisata bisa terpenuhi dan juga bisa menambah ilmu tentang agribisnis ulat sutera. Keragaman produk sutera mendapatkan prioritas ketiga di strategi produkjasa dengan bobot 0,195. produk sutera merupakan produk asli dari Rumah Sutera Alam yang proses pembuatannya telah disaksikan oleh pengunjung yang datang. Oleh karena itu, variasi produk sutera harus diperhatikan Rumah Sutera Alam. Rumah Sutera Alam terus berusaha mengembangkan keragaman produk sutera untuk memenuhi selera konsumen yang terus berubah. Prioritas terakhir dari strategi produkjasa adalah jumlah kain sutera dengan bobot 0,114. Penambahan jumlah produk sutera pada masing-masing kain variasi kain sutera terus dilakukan Rumah Sutera Alam. Hal ini untuk mengatasi banyaknya permintaan para pengunjung dan untuk meningkatkan citra dimata pengunjung. Strategi promosi tetap berada diprioritas kedua, baik untuk tujuan meningkatkan jumlah pengunjung maupun menjadikan Rumah Sutera Alam sebagai agrowisata yang potensial dengan bobot 0,199. Hal tersebut dikarenakan karena strategi promosi dapat menginformasikan keberadaan dan keunggulan perusahaan dan dapat membangun citra yang baik dari masyarakat terhadap perusahaan melalui hubungan masyarakat. Dengan strategi promosi yang baik, maka dapat menjadikan Rumah Sutera Alam sebagai agrowisata yang potensial dengan memberikan pengetahuan tentang agribisnis ulat sutera. Strategi promosi memberikan prioritas utama pada hubungan masyarakat dengan bobot 0,319. Apabila masyarakat sudah menganggap bahwa Rumah Sutera Alam memberikan citra yang baik sebagai agrowisata yang memberikan pengetahuan tentang agribisnis ulat sutera. Maka tujuan sebagai agrowisata yang potensial dapat tercapai. Hubungan antara perusahaan dengan masyarakat harus dijaga agar Rumah Sutera Alam bisa meningkatkan atau mengembangkan agrowisata Rumah Sutera Alam menjadi potensial. Prioritas kedua dalam strategi promosi adalah pemasaran langsung dengan bobot 0,281. Rumah Sutera Alam memberikan informasi secara langsung kepada masyarakat. Dengan itu, masyarakat bisa mengetahui segala macam fasilitas yang akan didapat apabila akan melakukan kunjungan ke Rumah Sutera Alam. Promosi penjualan mendapat prioritas ketiga dalam strategi promosi dengan bobot 0,243. Promosoi penjualan yang diberikan berupa diskon atau potongan harga dengan maksud untuk menarik pengunjung sebanyak-banyaknya ke Rumah Sutera Alam. Pengunjung diharapkan dapat memberi informasi yang baik tentang Rumah Sutera Alam kepada orang lain, sehingga dapat meningkatkan citra dan dapat mencapai untuk menjadi tempat agrowisata yang potensial. Iklan merupakan prioritas terakhir dalam strategi promosi dengan bobot 0,157. Meskipun iklan menjadi prioritas terakhir, Rumah Sutera Alam tetap memberikan perhatian khusus terhadap strategi operasional ini. Sebab dengan iklan, dapat memberikan informasi terhadap masyarakat luas yang tersebar secara geografis. Informasi tersebut dapat menjadikan Rumah Sutera Alam sebagai agrowisata yang potensial. Semua kegiatan promosi yang dilakukan Rumah Sutera Alam ini bertujuan untuk menjadikan Rumah Sutera Alam sebagai agrowisata yang potensial yang memberikan pengetahuan tentang agribisnis ulat sutera. Prioritas ketiga dari tujuan menjadikan Rumah Sutera Alam sebagai objek wisata yang potensial di Kabupaten Bogor dengan memberikan pengetahuan tentang agribisnis ulat sutera adalah strategi harga dengan bobot 0,162. Penetapan harga yang dilakukan oleh pihak manajemen Rumah Sutera Alam dibedakan berdasarkan segmen pengunjung. Untuk segmen pengunjung pelajar, pihak manajemen Rumah Sutera Alam memberikan potongan harga. Hal ini terkait dengan tujuan perusahaan sebagai wahana pendidikan tentang agribisnis ulat sutera. Prioritas utama dalam strategi harga adalah kesesuaian harga dengan mutu dengan bobot 0,586. Prioritas penetapan harga tidak berbeda antara tujuan meningkatkan jumlah pengunjung dengan menjadikan Rumah Sutera Alam sebagai agrowisata yang potensial. Sebagai tempat agrowisata, Rumah Sutera Alam selalu berusaha memberikan pelayanan mutu yang terbaik kepada pengunjung agar setiap biaya yang dikeluarkan pengunjung benar-benar sesuai dengan pelayanan mutu yang diberikan Rumah Sutera Alam. Prioritas kedua dari strategi harga adalah harga dilihat dari segmen pelanggan dengan bobot 0,414. Untuk mencapai tujuan menjadikan Rumah sutera Alam sebagai agrowisata yang potensial dengan memberikan wahana pendidikan tentang ulat sutera. Rumah Sutera Alam memberikan harga khusus bagi pelajar yang melakukan studi tur. Dengan demikian para pelajar bisa mengembangkan pendidikan tanpa harus dibebani biaya. Strategi orang mendapat prioritas keempat dari tujuan menjadikan Rumah Sutera Alam sebagai objek wisata yang potensial di Kabupaten Bogor dengan memberikan pengetahuan tentang agribisnis ulat sutera dengan bobot 0,149. Orang atau karyawan yang melayani pengunjung dengan baik dapat juga memberikan citra yang baik bagi perusahaan. Untuk itu harus diperhatikan kualitas dan kuantitas karyawanpemandu yang terdapat dalam suatu organisasi. Selain itu, kecekatan dan kecepatan karyawanpemandu dalam melayani kebutuhan pengunjung harus diperhatikan, sehingga pengunjung merasa puas dengan pelayanan yang disediakan oleh Rumah Sutera Alam. Prioritas utama pada strategi orang adalah kompetensi dan pengetahuan karyawan dengan bobot 0,270. Wawasan dan pengetahuan yang diberikan kepada pengunjung oleh karyawan atau pemandu dapat meningkatkan kualitas perusahaan. Oleh karena itu, Kompetensi dan pengetahuan karyawan tentang semua kegiatan persuteraan Rumah Sutera Alam harus diperhatikan, agar penyampaian tentang pengetahuan ulat sutera dapat dipahami oleh pengunjung yang datang. Kesigapan melayani pengunjung berada di prioritas kedua dalam strategi orang dengan bobot 0,257. Pengunjung yang dilayani dengan baik dapat memberikan citra yang baik juga bagi perusahaan. Prioritas ketiga dalam strategi orang adalah keramahan dan kesopanan dengan bobot 0,231. Strategi operasional ini adalah salah satu bentuk pelayanan yang diwajibkan oleh pihak manajemen Rumah Sutera Alam kepada karyawan yang ada. Untuk menjadi agrowisata yang potensial kualitas pelayanan harus ditingkatkan. Prioritas keempat dalam strategi orang adalah kuantitas karyawanpemandu dengan bobot 0,162. Agar kualitas pelayanan menjadi maksimal harus didukung oleh karyawanpemandu yang bekerja di Rumah Sutera Alam. Jumlah karyawan harus diperhatikan pihak manajemen Rumah Sutera Alam agar pembagian kerja karyawan sesuai dengan bagian kerjanya dan agar tidak ada karyawan yang mendapat pekerjaan ganda Prioritas terakhir dalam strategi orang adalah keamanan dengan bobot 0,080. Keamanan yang diberikan kepada pengunjung ketika berada di dalam kawasan agrowisata Rumah Sutera Alam harus maksimal, agar pengunjung merasakan kenyamanan ketika berkunjung dan dapat memberikan citra yang baik bagi perusahaan, yang akhirnya dapat mencapai tujuan perusahaan yaitu Menjadikan Rumah Sutera Alam sebagai objek wisata yang potensial di Kabupaten Bogor dengan memberikan pengetahuan tentang agribisnis ulat sutera. Prioritas kelima dari tujuan menjadikan Rumah Sutera Alam sebagai objek wisata yang potensial di Kabupaten Bogor dengan memberikan pengetahuan tentang agribisnis ulat sutera adalah bukti fisik dengan bobot 0,102. Untuk mendukung keberadaan Rumah Sutera Alam sebagai temapt agrowisata, bukti fisik sangat diperlukan. Hal tersebut dikarenakan, dengan adanya bukti fisik dan fasilitas yang lengkap akan memberikan kepuasan kepada pengunjung. Sehingga dapat menarik pengunjung lebih banyak lagi dan pada akhirnya Rumah Sutera Alam dapat menjadi agrowisata yang potensial. Strategi operasional dalam strategi bukti fisik antara tujuan meningkatkan jumlah pengunjung dengan menjadikan Rumah Sutera Alam sebagai objek wisata yang potensial di Kabupaten Bogor dengan memberikan pengetahuan tentang agribisnis ulat sutera tidaklah berbeda dari segi prioritas maupun nilai pembobotannya. Keberadaan bukti fisik yang ada dapat dijadikan untuk meningkatkan jumlah pengunjung dalam jangka pendek dan dapat menjadikan Rumah Sutera Alam sebagai agrowisata yang potensial dalam jangka panjang. Strategi proses menempati prioritas keenam dari tujuan menjadikan Rumah Sutera Alam sebagai objek wisata yang potensial di Kabupaten Bogor dengan memberikan pengetahuan tentang agribisnis ulat sutera dengan bobot 0,069. Manajemen proses yang sebaiknya diterapkan perusahaan adalah tentang kebijakan dan keluasaan karyawan, sehingga layanan terhadap pengunjung lebih baik dan dapat memberikan citra yang baik yang dapat menjadikan Rumah Sutera Alam sebagai agrowisata yang potensial. Strategi proses menempatkan tanggapan atas keluhan berada di prioritas pertama dengan bobot 0,517. Setiap keluhan yang masuk dari pengunjung berusaha ditanggapi dengan cepat dan diperbaiki oleh pihak manajemen Rumah Sutera Alam. Hal ini dimaksudkan, agar pengunjung merasa dihargai sebagai tamu yang berkunjung ke Rumah Sutera Alam. Prioritas kedua dalam strategi proses adalah kecepatan transaksi dengan bobot 0,304. Transaksi yang cepat dilakukan perusahaan kepada pengunjung untuk mendapat paket wisata. Pengunjung yang mendapatkan pelayanan transaksi yang cepat akan merasa dihargai. Prioritas ketiga dalam strategi proses adalah kemudahan pembayaran dengan bobot 0,179. Kemudahan pembayaran di Rumah Sutera Alam dapat dilakukan dengan uang tunai maupun kartu kredit. Strategi operasional dalam strategi proses diharapkan dapat menjadikan Rumah Sutera Alam sebagai agrowisata yang potensial. Prioritas terakhir dari bauran pemasaran untuk menjadikan Rumah Sutera Alam sebagai objek wisata yang potensial di Kabupaten Bogor dengan memberikan pengetahuan tentang agribisnis ulat sutera adalah tempat dengan bobot 0,066. Walaupun menjadi prioritas terakhir, strategi ini juga perlu diperhatikan oleh pihak manajemen Rumah Sutera Alam. Keberadaan Rumah Sutera Alam yang strategis, karena berdekatan dengan objek wisata lainnya memberikan keunggulan bagi terwujudnya tujuan menjadikan Rumah Sutera Alam sebagai agrowisata yang potensial. Prioritas pertama dalam strategi tempat adalah kemudahan mencapai lokasi dengan bobot 0,413. Lokasi dan sarana transportasi yang mudah dijangkau oleh pengunjung untuk datang ke Rumah Sutera Alam merupakan potensi besar yang dimilki oleh Rumah Sutera Alam untuk menjadikan sebagai agrowisata yang potensial. Tempat penyediaan informasi menjadi prioritas kedua dalam strategi tempat dengan bobot 0,327. Dengan menempatkan sarana informasi dibeberapa tempat yang strategis, membuat masyarakat cepat untuk mengetahui dan mendapatkan keterangan mengenai agrowisata Rumah Sutera Alam. Prioritas terakhir dalam strategi tempat adalah udara, keindahan, kenyamanan, dan kebersihan dengan bobot 0,260. Mempertahankan udara, keindahan, kenyamanan, dan kebersihan ini dilakukan pihak manajemen Rumah Sutera Alam dengan tetap menjaga sifat alami lingkungan disekitar Rumah Sutera Alam. Lingkungan agrowisata dijaga untuk selalu bersih. Strategi operasional ini bisa meningkatkan citra yang baik bagi perusahaan dan dapat menjadikan Rumah Sutera Alam sebagai agrowisata yang potensial.

7.5. Analisis Bauran Pemasaran