Pengaruh Keterampilan terhadap P2PM Puskesmas di Wilayah Kerja

surveilans adalah urusan pemerintah pusat, sehingga pemerintah daerah tidak memprioritaskan program surveilans dan menganggap surveilans tidak terlalu penting. Persepsi pemerintah daerah seperti ini yang menjadikan alokasi anggaran untuk pelaksanaan kegiatan surveilans sangat rendah.

b. Pengaruh Keterampilan terhadap P2PM Puskesmas di Wilayah Kerja

Dinas Kesehatan Kabupaten Nias Selatan Berdasarkan analisis bivariat antara keterampilan dengan kinerja petugas P2PM Puskesmas, diperoleh nilai probabilitasnya p 0,040. Nilai ini lebih kecil dari nilai α 0,05. Artinya, ada hubungan antara keterampilan dengan kinerja petugas P2PM Puskesmas, demikian juga pada analisis regresi linear ganda menunjukkan bahwa ada pengaruh keterampilan dengan kinerja petugas P2PM Puskesmas di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Nias Selatan. Keterampilankemampuan Pegawai secara psikologis, terdiri dari kemampuan potensi dan kemampuan reality. Artinya, pegawai yang memiliki kemampuan di atas rata-rata dengan pendidikan atau pengetahuan memadai untuk menjalankan pekerjaan sehari-hari, maka ia akan lebih mudah mencapai kinerja prestasi yang diharapkan. Oleh karena itu pegawai perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya the right man in the right place, the right man on the right job, jadi dimensi dari variabel kemampuan pegawai adalah pengetahuan dan keterampilan Riduwan, 2008. Menurut Gary 1998, keterampilan adalah kemampuan untuk mengoperasikan pekerjaan secara mudah dan cermat. Keterampilan membutuhkan dua hal yaitu kemampuan dasar basic ability dan training yang diperlukan untuk Universitas Sumatera Utara mengembangkan kemampuan tersebut. Serta menurut Sulistiyani dan Rosidah 2003, Keterampilan adalah kemampuan dan penguasaan tekhnis operasional terhadap bidang tertentu, yang bersifat kekaryaan. Keterampilan berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan atau menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang bersifat tekhnis. Menurut Robbins dan Coulter 2000 bahwa keterampilan dapat dikategorikan menjadi empat, yaitu: 5. Keahlian dasar Basic literacy yakni keahlian seseorang yang pasti dan wajib dimiliki oleh kebanyakan orang, seperti membaca, menulis dan mendengar. 6. Keahlian teknik Technical skill yakni keahlian seseorang dalam pengembangan teknik yang dimiliki, seperti menghitung secara cepat, mengoperasikan komputer. 7. Keahlian interpersonal Interpersonal skill yakni kemampuan seseorang secara efektif untuk berinteraksi dengan orang lain maupun dengan rekan sekerja, seperti menjadi pendengar yang baik, menyampaikan pendapat secara jelas dan bekerja dalam satu tim. Penelitian ini ditemukan bahwa distribusi frekuensi keterampilan 77,6 berada pada kategori sedang. Demikian juga pada variabel kinerja, distribusi frekuensi kinerja responden tertinggi berada pada kategori sedang, yaitu 51,0. Hal ini menunjukkan bahwa keterampilan kerja petugas P2PM Malaria Puskesmas yang sedang menghasilkan kinerja yang sedang juga. Rendahnya keterampilan petugas P2PM puskesmas dalam melakukan kegiatan surveilans malaria dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan petugas Universitas Sumatera Utara P2PM puskesmas itu sendiri. Sebagaimana yang telah disajikan dalam tabel 4.2, perbandingan antara tenaga kesehatan tidak berimbang. Tenaga kesehatan di Kabupaten Nias Selatan di dominasi oleh perawat dan bidan yaitu sebanyak 282 orang, sedangkan tenaga medis dokter, dokter gigi, dokter spesialis hanya berjumlah 12 orang. Perbandingan tersebut akan menjadi lebih besar lagi jika jumlah perawat dan bidan dibandingkan dengan jumlah tenaga kesehatan yang dikategorikan sebagai kesehatan masyarakat SKM, MPH yang hanya berjumlah 9 orang. Penyebaran tenaga kesehatan juga tidak terdistribusi secara merata. Sebagai petugas kesehatan yang salah satu fungsinya adalah melakukan surveilans, Sarjana Kesehatan Masyarakat SKM, lebih banyak berada di Kecamatan Teluk Dalam, yaitu sebanyak 5 orang, sedangkan daerah lain hanya memiliki 1 orang tenaga SKM. Bahkan, terdapat 16 Kecamatan yang tidak memiliki tenaga SKM. Hal ini menyebabkan tugas Puskesmas untuk melakukan surveilans penyakit tidak dapat berjalan dengan baik.

c. Pengaruh Perilaku Kerja terhadap Kinerja petugas P2PM Puskesmas di