Definisi Surveilans Malaria Tujuan Surveilans Malaria Kegiatan Surveilans Malaria

lain seperti larvaciding penyediaan sarana deteksi malaria seperti alat diagnosis cepat Rapid Diagnostic Test RDT dan mikroskop, membagi kelambu berinsektisida, penyemprotan dan menyediakan obat malaria gratis bagi warga kurang mampu, dan melatih tenaga kesehatan yang ada di daerah, melakukan kerjasama antar lintas sektor untuk mengintensifkan upaya pemberantasan malaria serta partisipasi komunitas dalam upaya penanggulangan Depkes RI, 2006. Kegiatan penanggulangan malaria tersebut diatas dirangkum dalam program sebagai berikut: diagnosis dini dan pengobatan cepat dan tepat serta pemantauan, surveilans, pengendalian vektor dan peningkatan partisipasi masyarakat dalam upaya pencegahan dan penanggulangan yang kesemuanya ditujukan untuk memutus mata rantai penularan malaria Depkes RI, 2008.

a. Definisi Surveilans Malaria

Surveilans epidemiologi adalah suatu rangkaian proses pengamatan secara terus menerus, sitematik dan berkesinambungan dalam pengumpulan, analisa dan interpretasi data kesehatan dalam upaya untuk mengurai dan memantau suatu peristiwa kesehatan agar dapat dilakukan penanggulangan yang efektif dan efisien terhadap suatu masalah kesehatan masyarakat Depkes RI, 2007. Berdasarkan pemahaman terhadap definisi surveilans tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa surveilans malaria adalah kegiatan yang terus menerus, teratur dan sistematis dalam pengumpulan, pengolahan, analisa dan interpretasi data malaria untuk menghasilkan informasi yang akurat, yang dapat disebarluaskan dan digunakan Universitas Sumatera Utara sebagai dasar untuk melaksanakan tindakan penanggulangan yang cepat dan tepat disesuaikan dengan kondisi setempat Depkes RI, 2007.

b. Tujuan Surveilans Malaria

Surveilans dalam program pemberantasan malaria bertujuan untuk: 1. Melakukan pengamatan dini yaitu Sistem Kewaspadaan Dini SKD malaria di Puskesmas dan unit pelayanan kesehatan lainnya dalam rangka mencegah Kejadian Luar Biasa KLB malaria. 2. Menghasilkan informasi yang cepat dan akurat yang dapat disebarluaskan dan digunakan sebagai dasar penanggulangan malaria yang cepat dan tepat, yaitu melakukan perencanaan yang sesuai dengan permasalahannya. 3. Penanggulangan KLB malaria secara dini 4. Mendapatkan trend penyakit malaria dari waktu ke waktu 5. Mendapatkan gambaran distribusi penyakit malaria menurut orang, tempat dan waktu.

c. Kegiatan Surveilans Malaria

Kegiatan surveilans malaria terbagi menjadi 3 periode, yaitu: 1. Surveilans periode kewaspadaan sebelum Kejadian Luar Biasa KLB atau surveilans Periode Peringatan Dini PPD adalah: Suatu kegiatan untuk memantau secara terartur perkembangan penyakit malaria di suatu wilayah dan mengambil tindakan pendahuluan untuk mencegah timbulnya KLB. 2. Surveilans Periode KLB yaitu kegiatan yang dilakukan dalam periode dimana kasus malaria menunjukan proporsi kenaikan dua kali atau lebih dari Universitas Sumatera Utara biasanyasebelumnya dan terjadi peningkatan yang bermakna baik penderita malaria klinis maupun penderita malaria positif atau dijumpai keadaan penederita plasmodium falciparum dominan atau ada kasus bayi positif baik disertai ada kematian karena atau diduga malaria dan adanya keresahan masyarakat karena malaria. Data yang dikumpulkan yaitu yaitu: a. Data jumlah penduduk wilayah desaPuskesmas terkena resiko KLB b. Data kematian c. Data kasus malaria dan trendnya d. Data vektor e. Data lingkungan yang berkaitan dengan vektor luas tempat perindukan, curah hujan, ternak f. Data Mass Fever Survey MFS untuk konfirmasi KLB g. Data logistik 3. Surveilans Paska KLB yaitu kegiatannya sama seperti pada periode peringatan dini. Monitoring dilakukan dengan cara pengamatan rutin atau melakukan survei secara periodik pada lokasi KLB MFS atau MS juga melakukan survei vektor dan lingkungan. Kegiatan Surveilans PPD adalah sebagai berikut: a Pengumpulan Data Jenis data kasus malaria yang dikumpulkan di setiap jenjang baik di tingkat Puskesmas, Kabupaten, Propinsi dan Pusat merupakan data situasi malaria yang Universitas Sumatera Utara secara umum dapat di bagi menjadi beberapa periode, yaitu: periode peringatan dini dan penanggulangan KLB. Data yang dikumpulkan adalah: 1 Data Kasus a Data kematian per desadusun per minggu b Pengamatan kasus malaria klinis per desa per minggu c Pengamatan kasus malaria positif dan spesiesnya per desa per minggu d Kelompok umur penderita bayi, balita, anak sekolah dan dewasa per desa per minggu. e Penyelidikan epidemiologi pada semua penderita malaria positif f Penderita malaria diobati klinis dan radikal g Penderita yang masih positif setelah diberi pengobatan 2 Data Upaya Pemberantasan Vektor a Penyemprotan rumah b Larvaciding, dengan sasaran luas tempat perindukan yang akan diaplikasi c Biological Control, atau penebaran ikan pemakan jentik d Pemolesan Kelambu e Survei Pendahuluan Source Reduction 3 Data Vektor a Pengamatan jentik per bulan b Kepadatan nyamuk dewasa 4 Data Logistik a Stok obat malaria Universitas Sumatera Utara b Bahan laboratorium c Peralatan 5 Data Demografi a Jumlah penduduk per desadusun b Jumlah penduduk menurut golongan umur, pekerjaan dan lain-lain 6 Data Lingkungan a Data stratifikasi daerah, seperti: daerah persawahan, hutan, pantai dan lain- lain b Data curah hujan. b Pengolahan dan Analisa Data Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan cara memindahkan data dari formulir yang satu ke formulir yang lain. Pengolah data tersebut dapat dilakukan dengan cara menjumlahkan, mengurangi, mengalikan dan membagi sesuai dengan kebutuhan “Pedoman Pengumpulan, Pengolahan dan Penyajian Data” yang telah ditetapkan dan berlaku bagi setiap tingkatjenjang unit organisasi. Pengolahan data dalam rangka pemberantasan malaria mencakup beberapa hal, antara lain: 1 Kasus Malaria Positif atau Malaria Klinis Laporan kasus malaria positif dan klinis dapat diolah dengan menggunakan rumus: Rata-rata per bulan = bulan 12 satu tahun selama kasus Jumlah Universitas Sumatera Utara 2 Data Daerah Malaria a. Puskesmas dengan Pemeriksaan Klinis diperiksa Laboratorium Data malaria positif diolah untuk mendapatkan Annual Parasite Insidence API masing-masing desa didapat dari Active Case Detection ACD, Passive Case Detection PCD dan dari kegiatan lainnya, dicari dengan rumus sebagai berikut: API = Penduduk Jumlah satu tahun selama kasus Jumlah x 1000‰ b. Puskesmas dengan Pemeriksaan Laboratorium Data malaria klinis diolah untuk menetapkan Annual Malaria Incidence=‰ AMI per desa berdasarkan catatan laporan selama setahun dari puskesmas. AMI didapatkan dengan cara rumus sebagai berikut: AMI = Penduduk Jumlah satu tahun selama kasus Jumlah x 1000‰ Setelah diketahui angka AMI dari setiap desapuskesmas, kemudian tentukan desa-desa dengan API50‰, dan selanjutnya dibuat juga table desa yang melakukan pemberantasan vektor yang mencakup: jumlah jiwa, jenis pemberantasan vektor, demikian juga dengan Parasite Rate PR dari hasil malariometrik survei evaluasi. 3 Pemetaan Hasil pengolahan data yang ada selanjutnya dibuat data stratifikasi wilayah puskesmas dengan batas desa, kemudian daerah itu dibagi berdasarkan Universitas Sumatera Utara reseptivitas, infrastrukur, data entomologi, pemberantasan vektor dan API per desa. API dikelompokkan sebagai berikut: a. HCI High Case Incidence API 5‰ penduduk b. MCI Moderate Case Incidence API 5‰ penduduk c. LCI Low Case Incidence API 1‰ penduduk 4 Pola Musim Penularan a. Menentukan pola musim penularan, pola penularan penyakit yang bersifat musiman dapat dihitung dengan menghimpun data dengan unit waktu bulanan selama minimal lima tahun. b. Langkah-langkah menentukan pola musim penularan perlu dilakukan pengumpulan, pengolahan dan penyajian data secara tertib, teratur dan terus menerus selama lima tahun terakhir. 5 Indeks Curah Hujan Data yang dibutuhkan adalah jumlah curah hujan dari hari hujan setiap bulan. Data diambil dari beberapa tahun terakhir, minimal 3 tahun. 6 Catatan Serial Penyemprotan Hasil penyemprotan rumah diolah dengan cara menata data sebagai berikut: nama desa yang disemprot, tahun mulai disemprot, nama racun serangga yang digunakan, jumlah rumah yang disemprot dan yang tidak disemprot, jumlah jiwa yang dilindungi. Hasil evaluasi malariometrik survei, penderita positif, PR nya dihitung masing-masing desa yang disemprot, waktu survei dilakukan. Universitas Sumatera Utara c Pelaporan Pelaporan data surveilans malaria dilakukan dengan alur sebagai berikut: a. Data awal diperoleh dari Puskesmas Pembantu, bidan dan kader b. Data dari ketiga elemen tersebut diperoleh oleh Puskesmas c. Kemudian data dari Puskesmas dan rumah sakit dilaporkan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten. d. Dari Dinas Kesehatan Kabupaten dilaporkan ke Dinas Kesehatan Provinsi bersama data dari rumah sakit di wilayah kerja Dinas Kesehatan Provinsi dan Balai Labkesda Provinsi. e. Dari Dinas Kesehatan Propinsi kemudian dilaporkan ke Ditjen PPMPLP Subdit Malaria. d Visualisasi Data Untuk memudahkan pengamatan, maka semua data disajikan atau divisualisasikan dalam bentuk yang mudah dipahami yaitu diubah dalam bentuk: tabel, grafik garis berganda, batang, histogram, lingkaran, peta dan sebagainya. e Tindak Lanjut Bila terjadi kecenderungan peningkatan penderita malaria, dilakukan upaya penanggulangan sebagai berikut: 1 Mass Fever Survey MFS a Pemeriksaan spesimen darah tersangka malaria pada semua penderita demam dan dilakukan pengobatan klinis atau pengobatan radikal terhadap semua penderita malaria positif. Universitas Sumatera Utara b Penyelidikan Epidemiologi PE dilakukan untuk mengetahui apakah kasus yang terjadi indigenous atau import serta untuk mengetahui sampai sejauh mana penyebaran kasus. PE dilakukan pada semua kasus malaria positif. 2 Pengamatan Vektor Dilakukan pengamatan vektor untuk mengetahui jenis vektor yang sudah dikonfirmasi maupun suspek vektor, dan perilaku vektor. 3 Pemberantasan Vektor Untuk menekan penularan malaria, dilakukan upaya pemberantasan vektor dengan berbagai metode yang disesuaikan dengan kondisi setempat. f Jejaring 1. Tingkat Kabupaten: Puskesmas, Rumah Sakit, Laboratorium, Kesehatan Lingkungan, Lembaga Swadaya Masyarakat LSMNGO, Bappeda, DPRD, SLPV dan DEST. 2. Tingkat Propinsi: Rumah Sakit, Labkesda, Kesehatan Lingkungan, Dinas KabupatenKota, DPRD, Bappeda, Universitas, SLPV, DEST, Surveilanspengamatan. 3. Tingkat Pusat, Subdit Malaria, Kesehatan Lingkunga, Subdit Pengamatan Epidemiologi Penyakit, Pusdakes, BPP, Subdit Pengendalian vektor, Ditlabkes, Dit Promosi Kesehatan, NEST.

2.6. Landasan Teori