Hubungan Imbalan Finansial dengan Kinerja Petugas P2PM Puskesmas

c. Hubungan Perilaku Kerja dengan Kinerja Petugas P2PM Puskesmas di

Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Nias Selatan Berdasarkan Tabel 4.12 dapat dilihat bahwa distribusi frekuensi tertinggi berada pada responden yang memiliki perilaku kerja baik dengan kinerja sedang yaitu sebanyak 21 orang 42,9, sedangkan distribusi frekuensi terendah berada pada perilaku kerja sedang dengan kinerja baik, yaitu 0 orang 0,0. Berdasarkan analisis bivariat antara perilaku kerja dengan kinerja petugas P2PM puskesmas, diperoleh nilai probabilitasnya p=0,000. Nilai ini lebih kecil dari nilai α 0,05. Artinya, ada hubungan antara perilaku kerja dengan kinerja petugas P2PM puskesmas di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Nias Selatan. Tabel 4.12 Tabulasi Silang Variabel Perilaku Kerja dengan Kinerja Petugas P2PM Puskesmas di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Nias Selatan Tahun 2010 Kinerja Baik Sedang Kurang Jumlah p Perilaku Kerja N N N n Baik 16 32,6 21 42,9 1 2,0 38 77,6 Sedang 0 0,0 4 8,1 7 14,3 11 22,4 Jumlah 16 32,6 25 51,0 8 16,3 49 100,0 0,000 4.3.2 Hubungan Sistem Imbalan dengan Kinerja Petugas P2PM Puskesmas di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Nias Selatan.

a. Hubungan Imbalan Finansial dengan Kinerja Petugas P2PM Puskesmas

di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Nias Selatan Distribusi frekuensi tertinggi berada pada responden yang menyatakan menerima imbalan finansial dengan kinerja sedang yaitu sebanyak 19 orang 38,8, sedangkan distribusi frekuensi terendah berada pada imbalan finansial sedang dengan kinerja kurang, yaitu 0 orang 0,0. Berdasarkan analisis bivariat antara imbalan finansial dengan kinerja petugas P2PM puskesmas, diperoleh nilai probabilitasnya Universitas Sumatera Utara p=0,000. Nilai ini lebih kecil dari nilai α 0,05. Artinya, ada hubungan antara imbalan langsung dengan kinerja petugas P2PM puskesmas di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Nias Selatan. Tabel 4.13 Tabulasi Silang Variabel Imbalan Finansial dengan Kinerja Petugas P2PM Puskesmas di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Nias Selatan Tahun 2010 Kinerja Baik Sedang Kurang Jumlah p Imbalan Finansial N N n n Baik 5 10,2 3 6,1 1 2,0 9 18,4 Sedang 10 20,4 3 6,1 0,0 13 26,5 Kurang 1 2,1 19 38,8 7 14,3 27 55,1 Jumlah 16 32,7 25 51,0 8 16,3 49 100,0 0,000 b. Hubungan Imbalan Non Finansial dengan Kinerja Petugas P2PM Puskesmas di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Nias Selatan Distribusi frekuensi tertinggi berada pada responden yang menerima imbalan non finansial kurang dengan kinerja sedang yaitu sebanyak 20 orang 40,8, sedangkan distribusi frekuensi terendah berada pada kelompok responden yang menerima imbalan non finansial baik dengan kinerja sedang dan responden yang menyatakan menerima imbalan non finansial sedang dengan kinerja kurang, yaitu 0 orang 0,0. Berdasarkan analisis bivariat antara imbalan non finansial dengan kinerja petugas P2PM puskesmas, diperoleh nilai probabilitasnya p=0,000. Nilai ini lebih kecil dari nilai α 0,05. Artinya, ada hubungan antara imbalan non finansial dengan kinerja petugas P2PM puskesmas di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Nias Selatan. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.14 Tabulasi Silang Variabel Imbalan Non Finansial dengan Kinerja Petugas P2PM Puskesmas di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Nias Selatan Tahun 2010 Kinerja Baik Sedang Kurang Jumlah p Imbalan Non Finansial n N N n Baik 5 10,2 0,0 1 2,0 6 12,2 Sedang 10 20,4 5 10,2 0,0 15 30,6 Kurang 1 2,0 20 40,8 7 14,3 28 57,2 Jumlah 16 32,7 25 51,0 8 16,3 49 100,0 0,000 4.4 Analisis Multivariat Untuk mengetahui pengaruh variabel kompetensi pengetahuan, keterampilan dan perilaku kerja, sistem imbalan imbalan finansial dan imbalan non finansial terhadap kinerja petugas P2PM Puskesmas di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Nias Selatan, maka dilakukan analisis multivariat dengan menggunakan analisis regresi linear ganda dengan menggunakan metode enter, yaitu mengeluarkan variabel-variabel yang tidak memenuhi untuk penganalisisan multivariat satu persatu secara bertahap. Sebelum melakukan penganalisisan atau pemodelan secara multivariat, maka terlebih dahulu dilakukan seleksi bivariat untuk menentukan variabel independen yang memenuhi kriteria untuk dimasukkan dalam analisis multivariat. Variabel independen akan disebut memenuhi syarat untuk dimasukkan pada analisis multivariat, jika nilai probabilitinya p0,25. Selanjutnya, variabel yang memiliki probabiliti p0,05 pada penganalisisan multivariat akan dipertahankan untuk menghasilkan pemodelan, sedangkan variabel yang memiliki probabiliti p0,05 akan dikeluarkan dari pemodelan multivariat. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil seleksi bivariat diperoleh bahwa nilai probabiliti variabel pengetahuan p 0,256. Nilai ini lebih besar dari 0,25 sehingga tidak dimasukkan dalam pemodelan multivariat, sedangkan variabel keterampilan p 0,000, perilaku kerja p 0,000, imbalan langsung p 0,000, imbalan tidak langsung p 0,000 memiliki nilai probabiliti p0,25 sehingga perlu dimasukkan dalam analisis multivariat dengan analisis regresi linera ganda. Hasil akhir analisis multivariat dengan menggunakan regresi linear ganda ganda diperoleh hasil seperti yang disajikan dalam tabel berikut ini: Tabel 4.15 Hasil Akhir Analisis Regresi Linear Ganda Pengaruh Kompetensi dan Sistem Imbalan dengan Kinerja Petugas P2PM Puskesmas di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Nias Selatan Tahun 2010

95.0 C.I.for EXPB B

S.E P Beta Lower Upper Keterampilan 0.706 .659 .040 .091 -.623 2.035 Perilaku Kerja 5.732 .582 .000 .692 4.560 6.904 Imbalan Langsung 0.855 .551 .028 .190 -.255 1.965 Imbalan tidak Langsung 1.416 .765 .021 .243 -.126 2.958 Konstanta - 11.598 4.182 .008 -20.026 -3.170 Dari hasil analisis dapat dilihat bahwa nilai koefisien korelasi R sebesar 0,896. Hal ini menunjukkan hubungan yang sangat kuat antara variabel kompetensi pengetahuan, keterampilan dan perilaku kerja, sistem imbalan imbalan finansial dan non finansial dengan kinerja petugas P2PM Puskesmas di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Nias Selatan. Besar koefisien determinasi R 2 sebesar 0,802, artinya baik tidaknya kualitas kinerja petugas P2PM Puskesmas di wilayah kerja Universitas Sumatera Utara Dinas Kesehatan Kabupaten Nias Selatan 80,2 disebabkan oleh variabel kompetensi pengetahuan, keterampilan dan perilaku kerja, sistem imbalan imbalan finansial dan non finansial. Berdasarkan hasil analisis regresi linear ganda juga diperoleh nilai signifikansi F 0,05, hal ini menyatakan bahwa persamaan yang terbentuk dapat diterima. Persamaan tersebut adalah Y = - 11, 598 + 0,706 keterampilan + 5,732 perilaku kerja + 0,855 imbalan finansial + 1,416 imbalan non finansial. Universitas Sumatera Utara BAB 5 PEMBAHASAN

5.1 Kinerja Petugas P2PM Puskesmas di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Nias Selatan