Landasan Teori Pengaruh Kompetensi dan Sistem Imbalan terhadap Kinerja Petugas P2PM Puskesmas dalam Penanggulangan Malaria Melalui Kegiatan Surveilans di Kabupaten Nias Selatan

b Penyelidikan Epidemiologi PE dilakukan untuk mengetahui apakah kasus yang terjadi indigenous atau import serta untuk mengetahui sampai sejauh mana penyebaran kasus. PE dilakukan pada semua kasus malaria positif. 2 Pengamatan Vektor Dilakukan pengamatan vektor untuk mengetahui jenis vektor yang sudah dikonfirmasi maupun suspek vektor, dan perilaku vektor. 3 Pemberantasan Vektor Untuk menekan penularan malaria, dilakukan upaya pemberantasan vektor dengan berbagai metode yang disesuaikan dengan kondisi setempat. f Jejaring 1. Tingkat Kabupaten: Puskesmas, Rumah Sakit, Laboratorium, Kesehatan Lingkungan, Lembaga Swadaya Masyarakat LSMNGO, Bappeda, DPRD, SLPV dan DEST. 2. Tingkat Propinsi: Rumah Sakit, Labkesda, Kesehatan Lingkungan, Dinas KabupatenKota, DPRD, Bappeda, Universitas, SLPV, DEST, Surveilanspengamatan. 3. Tingkat Pusat, Subdit Malaria, Kesehatan Lingkunga, Subdit Pengamatan Epidemiologi Penyakit, Pusdakes, BPP, Subdit Pengendalian vektor, Ditlabkes, Dit Promosi Kesehatan, NEST.

2.6. Landasan Teori

Penanggulangan malaria adalah salah satu program prioritas Dinas Kesehatan sebagai organisasi pemerintah dalam mewujudkan derajad kesehatan masyarakat Universitas Sumatera Utara guna mencapai Indonesia Sehat 2010. Salah satu program penanggulangan malaria yang dilakukan oleh pemerintah adalah dengan melakukan kegiatan surveilans malaria. Kegitan surveilans terbagi menjadi 3 periode, yaitu: survelans periode kewaspadaan sebelum Kejadian Luar Biasa KLB atau survelans Periode Peringatan Dini PPD, penanggulangan KLB dan pasca KLB. Dalam penelitian ini, survelans malaria yang diteliti adalah surveilans Periode Peringatan Dini PPD, karena tidak semua wilayah pernah mengalami KLB malaria. Langkah-langkah penanggulangan malaria dengan metode surveilans malaria terdiri atas: pengumpulan data kasus, upaya pemberantasan vektor, logistik, demografi, data lingkungan, pengolahan data dan analisa data kasus malaria positif atau klinis, daerah malaria, pemetaan, pola musim penularan, indeks curah hujan, catatan serial penyemprotan, pelaporan, visualisasi data dan tindak lanjut. Dalam melakukan tindakan surveilans malaria, para petugas kesehatan sangat dipengaruhi oleh kompetensi pengetahuan, keterampilan dan perilaku kerja dan imbalan yang diterima imbalan finansial dan imbalan non finansial. Menurut Gibson 1987, variabel kemampuan dan keterampilan merupakan faktor utama yang mempengaruhi perilaku kerja dan kinerja individu. Kelompok variabel organisasi terdiri dari variabel sumber daya, kepemimpinan, imbalan, struktur dan desain pekerjaan. Variabel kemampuan dan ketrampilan merupakan faktor utama yang mempengaruhi perilaku kerja dan kinerja individu sedangkan variabel demografis mempunyai pengaruh yang tidak langsung. Universitas Sumatera Utara Menurut Simamora 2002, pada umumnya komponen kompensasi dapat dibagi menjadi: 1. Kompensasi finansial langsung finansial compensation 2. Kompensasi finansial tidak langsung indirect financial compensation Kompensasi finansial langsung direct financial compensation terdiri dari bayaran pay yang diperoleh seseorang dalam bentuk gaji, upah, bonus dan kompensasi. Kompensasi finansial tidak langsung indirect financial compensation yang disebut dengan tunjangan meliputi semua imbalan finansial yang tidak tercakup dalam kompensasi langsungā€. Kompensasi non finansial nonfinancial compensation terdiri atas kepuasan kerja yang diperoleh seseorang dari pekerjaan itu sendiri, atau dari lingkungan psikologis di mana orang itu bekerja. Tipe kompensasi non finansial meliputi kepuasan yang didapat dari pelaksanaan tugas yang signifikan yang berhubungan dengan pekerjaan. Menurut Wirawan 2009, Kinerja mempunyai hubungan kausal dengan kompetensi competency atau ability. Kinerja merupakan fungsi dari kompetensi, sikap dan tindakan. Kompetensi melukiskan karakteristik pengetahuan, keterampilan, perilaku dan pengalaman untuk melakukan suatu pekerjaan atau peran serta tertentu secara efektif. Selanjutnya menurut Wirawan, upah merupakan tolok ukur kinerja karyawan, upah diberikan setelah karyawan menghasilkan kinerja tertentu. Harapan organisasi dikemukakan dalam bentuk deskripsi tugas job description jika seorang karyawan menghasilkan kinerja yang diharapkan manajemen, ia akan mendapat kompensasi tertentu. Dalam waktu tertentu ia akan mendapat kenaikan kompensasi Universitas Sumatera Utara tertentu jika memenuhi kriteria kinerja yang ditetapkan manajemen organisasi. Bagi karyawan, upah menentukan standart dan kualitas hidupnya. Upah merupakan ukuran tenaga, pikiran, waktu, resiko kerja, dan kinerja yang ia berikan kepada majikannya. Upah juga mencerminkan kualitas dan kebahagiaan hidupnya dihari tua.

2.7. Kerangka Konsep