IV.3.2 Interpretasi Data
Marcel, si bungsu dari 2 bersaudara mempunyai seorang ibu yang cantik dan sangat ramah, sebut saja namanya MR. Dia mempunyai 2 orang anak, dimana
anak paling bungsunya menderita penyakit autis. Anak tersebut bernama Marcel. Marcel dinyatakan autis pada umur 2 tahun 6 bulan.
Pada waktu itu, ibu MR ini sedang mengandung marcel, dan dya seorang wanita karir juga yang giat sekali bekerja. Demi menjaga kandungannya dia
meminum vitamin dan obat-obatan yang untuk memperkuat kandungannya, agar walaupun dia merasa kecapekan akan rutinitas kerjanya, bayi didalam
kandungannya tetap kuat. Selain itu dia juga sering makan-makanan yang mungkin kadar gizinya bisa dipertanyakan. Dimana pada zaman sekarang ini,
makanan cepat saji bukan lagi makanan yang nilai gizinya baik untuk dikonsumsi wanita hamil seperti ibu MR ini. Sehingga akhirnya resikonya disarankan oleh
dokter untuk meminum obat apapun dan memakan apapun yang nilai gizinya sangat diragukan untuk seorang ibu hamil. Akan tetapi, ibu MR ini tidak terlalu
mengetahui bagaimana dampaknya yang akan terjadi. Dia pun tetap mengkonsumsi obat dan vitamin-vitamin itu.
Setelah sampai pada saatnya dia melahirkan seorang anak lelaki yang lucu, anak itu bernama Marcel. Marcel lahir dengan fisik yang normal dan ibu
MR sangat senang serta bahagia. Akan tetapi, pada suatu hari marcel pernah jatuh dan kepalanya terbentur di lantai. Tetapi marcel tidak terlalu menangis.
Dua tahun 6 bulan semenjak marcel lahir, ibu MR mulai curiga terhadap tingkah laku marcel. Marcel tidak sama dengan kebanyakan anak normal
Universitas Sumatera Utara
lainnya.Yang sangat menonjol terlihat dari marcel adalah hilangnya keterampilan yang telah dikuasai marcel setelah satu periode perkembangan normal pada tahun
pertama. Marcel mulai terlambat bicara dari anak normal lainnya
.
Lalu kemudian Ibu MR ini pun membawa marcel kedokter anak. Dokter anak tersebut
mengatakan kepada ibu MR bahwa anaknya menderita penyakit autis dan merujuk ibu MR untuk membawa ke pusat terapi autis. Namun, ibu MR ini tidak percaya,
sehingga dia membawa MR kebeberapa dokter dan hasilnya pun tetap sama, marcel dinyatakan autis. Ibu MR betapa terkejutnya mendengar semua dokter
menyatakan marcel menderita autis. Perasaannya sedih, hancur, terluka, malu, dan tidak percaya bahwa anak bungsunya menderita autis. Apalagi dia juga tahu
bahwa yang menyebabkan anaknya menjadi autis adalah karena kesalahan dia sendiri, yang meminum obat dan vitamin-vitamin pengkuat kandungan dari luar
bukan atas saran dokter. Serta makanan-makanan yang takaran gizinya diragukan. Apalagi ternyata marcel dulu pernah jatuh dan kepalanya terbentur lantai.
Perasaan ibu MR semakin hancur, atas kesalahan dirinya yang tidak terlalu menjaga anaknya sehingga anaknya jatuh dan akhirnya menderita autis.
Butuh waktu yang lama dia merasa kesedihan itu, pekerjaannya pun dikantor menjadi berantakan karena perasaan dan pikirannya tidak karuan.
Akhirnya, dia pun mulai bangkit lagi dari kesedihannya dengan kesabaran dan penuh tanggung jawab buat marcel. Dia mulai mencari-cari informasi tentang
autis dan beberapa sekolah terapi untuk marcel. Namun ibu MR dan suaminya pun sepakat untuk mengambil keputusan yang baik untuk anaknya. Ibu MR pun
mengundurkan diri dari kantor tempat dia bekerja hanya semata-mata untuk lebih
Universitas Sumatera Utara
mencurahkan kasih sayang sepenuhnya kepada marcel. Suaminya bekerja untuk anak dan istrinya, sedangkan istrinya menjaga dan merawat sepenuhya anak-anak
mereka. Itulah keputusan yang baik yang diambil ibu MR dan suaminya. Pengharapan yang besar dari orang tua seperti ibu MR ini adalah ingin melihat
anaknya tumbuh besar menjadi orang yang berguna bagi negara. Ibu MR pun menemukan sekolah terapi yang bagus untuk anaknya. Di
sekolah ini anaknya diterapi dengan berbagai model terapi dan program-program yang maju dan bagus. Ibu MR selalu menemani marcel untuk mengikuti
bimbingan terapi. Dia selalu menunggu marcel setiap hari di sekolah terapinya. Dengan begitu ibu MR bisa mengikuti perkembangan marcel setiap saat.
Sekarang marcel sudah mulai menunjukkan peningkatan kesembuhan yang baik. Marcel sudah mulai bisa bicara walaupun tidak selancar seperti anak normal
lainnya. Biarpun sedikit itu adalah sebuah karunia terindah buat seorang ibu yang penuh pengertian seperti ibu MR.
IV.3.3 Analisis Variabel Kemampuan Empati Orang Tua a. Empati