mengenali, mempersepsi, dan merasakan perasaan orang lain
http:www.empathy.co.id
. Taylor menyatakan bahwa empati merupakan faktor esensial untuk
membangun hubungan yang saling memercayai. Ia memandang empati sebagai usaha menyelam ke dalam perasaan orang lain untuk merasakan dan menangkap
makna perasaan itu. Empati memberikan sumbangan guna terciptanya hubungan yang saling memercayai karena empati mengkomunikasikan sikap penerimaan
dan pengertian terhadap perasaan orang lain secara tepat
http:www.empathy.co.id
. Tubesing memandang empati merupakan identifikasi sementara terhadap
sebagian atau sekurang-kurangnya satu segi dari pengalaman orang lain. Berempati tidak melenyapkan kedirian kita. Perasaan kita sendiri takkan hilang
ketika kita mengembangkan kemampuan untuk menerima pula perasaan orang lain yang juga tetap menjadi milik orang itu. Menerima diri orang lain pun tidak
identik dengan menyetujui perilakunya. Meskipun demikian, empati menghindarkan tekanan, pengadilan, pemberian nasihat apalagi keputusan. Dalam
berempati, kita berusaha mengerti bagaimana orang lain merasakan perasaan tertentu dan mendengarkan bukan sekedar perkataannya melainkan tentang hidup
pribadinya: siapa dia dan bagaimana dia merasakan dirinya dan dunianya
http:www.empathy.co.id
.
1.5.5 TEORI S-O-R
Dalam penelitian ini, model komunikasi yang digunakan adalah model S-O-R Stimulus-Organisern-Respon. Model ini mengemukakan bahwa tingkah
Universitas Sumatera Utara
laku social dapat dimengerti melalui suatu analisis dan stimulus yang diberikan dan dapat mempengaruhi reaksi yang spesifik dan didukung oleh hukuman
maupun penghargaan sesuai dengan reaksi yang terjadi. Dengan kata lain, menurut Effendy 2003: 254 efek yang ditimbulkan sesuai dengan teori S-O-R
yang merupakan reaksi yang bersifat khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan
reaksi komunikan. Prinsip teori ini pada dasarnya merupakan suatu prinsip belajar yang
sederhana, dimana efek merupakan reaksi tethadap stimulus tertentu. Dengan demikian, seseorang dapat mengharapkan atau memperkirakan suatu kaitan yang
erat antara pesan-pesan media dan reaksi audiens. Dalam proses perubahan sikap, maka sikap komunikasi hanya dapat berubah apabila stimulus yang menerpanya
melebihi apa yang pernah dialaminya. Prof. Dr. Mar’at Effendy, 2003:255 dalam bukunya “Sikap Manusia,
Perubahan Serta Pengukurannya” mengutip pendapat Hovland, Janis dan Kelly yang menyatakan bahwa dalam menelaah sikap baru, ada tiga variabel penting
yaitu : a.
Perhatian, b.
Pengertian, c.
Penerimaan Berdasarkan uraian di atas, maka proses komunikasi dalam teori S-O-R
ini dapat digambarkan sebagai berikut : Bagan I Teori S-O-R
Universitas Sumatera Utara
Gambar di atas menunjukkan bahwa perubahan sikap tergantung pada proses yang terjadi pada individu. Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada
komunikan mungkin diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung apabila ada perhatian komunikan.
Setelah komunikan mengelolanya dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap.
Sehubungan dengan penjelasan di atas, teori S-O-R dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Stimulasi : Kemampuan empati orang tua.
2. Organism : Orang tua yang mempunyai anak penderita autis yang
bersekolah terapi di YAKARI. 3.
Response : Peningkatan perilaku anak autis.
1.6 Kerangka Konsep