Dukungan Stimulasi Diri Suasana Keterbukaan

marcel sekolah terapi yang bagus, perhatian yang lebih, kasih sayang yang lebih terhadap marcel. Sehingga dari makanan, minuman, pakaian, sekolah, jam makan, jam tidur dan lain sebagainya itu sangat diperhatikan dan dijaga sekali oleh ibu MR, dia memantau marcel dalam 24 jam. Menurut ibu MR, anak adalah harta yang paling tidak ternilai harganya. Dan mungkin dengan cara seperti inilah ibu MR bisa memperbaiki kesalahannya, begitulah yang dia katakan kepada peneliti.

c. Dukungan

Bagi ibu MR, dukungan yang lebih diberikan buat marcel. Perhatiannya sangat besar terhadap marcel, sehingga membuat saudara kandungnya pun cemburu. Namun, ibu MR ini bisa memberi pengertian kepada abangnya marcel, bahwa marcel membutuhkan dukungan yang lebih. Bentuk dukungan yang diberikan ibu MR terhadap marcel melalui perhatian yang lebih akan memahami perasaan marcel serta fasilitas yang memadai contohnya seperti jika marcel merasa capek ibu MR memberikan segelas susu hangat untuk diminum marcel agar badannya terasa segar dan bersemangat. Dengan itu semua sudah membuat ibu MR ini sangat bertanggung jawab dan sangat mendukung apapun yang terbaik buat anaknya.

d. Rasa Positif

Hati seorang ibu MR dan suaminya sebagai orang tua yang mempunyai anak penderita autis sangat sensitif. Bentuk rasa positif yang ada didalam diri ibu MR ini adalah dengan membanggakan marcel kepada lingkungan seperti dia tidak pernah minder dan malu jika orang disekitarnya mengatakan anaknya autis. Universitas Sumatera Utara Dia sangat senang menjalanin hari-harinya dengan anaknya walaupun marcel mempunyai kekurangan. Pikiran positif dan pikiran yang luas sangat membantu untuk melihat pandangan bagaimana memahami perasaan marcel. Harapan yang selalu ada dibenak seorang ibu MR ini adalah marcel sembuh, mandiri akan rutinitasnya sendiri dan tumbuh menjadi anak normal.

IV.3.4 Analisis Variabel Perilaku Anak Autis a. Perilaku

Ibu MR mengungkapkan bahwa perilaku anak autis pada umumnya berperilaku hiperaktif dan hipoaktif. Namun marcel tidak berperilaku seperti itu. Dia selalu nyaman dan baik dimana pun. Terhadap orang tua dan saudara kandung, marcel selalu baik, tenang, dan akrab, tetapi terkadang dia suka membeo kalimat orang contohnya seperti dia selalu membeo perkataan abangnya. Sedangkan dengan guru terapis, marcel sangat akrab, dia bersemangat untuk mengikuti bimbingan. Dengan teman sekolah di terapi, marcel juga bersikap bersahabat, mau berbagi kepada teman-teman disekelilingnya. Begitu juga dengan lingkungan sosial.

b. Stimulasi Diri

Ibu MR mengatakan stimulasi dari diri anak autis itu pasti ada. Begitu juga dengan diri marcel. Sekarang ini marcel suka bermain dengan benda-benda sejenis pensil, sumpit dan dibawa kemanapun dia pergi. Ibu MR ini selalu Universitas Sumatera Utara mengawasinya agar dia tidak selalu tergantung kepada stimulasi dirinya sehingga stimulasi seperti itu bisa dikurangi.

c. Suasana

Menurut ibu MR suasana yang sering dirasakan marcel sekarang ini dia nyaman, tenang, dan tidak terlalu sibuk dengan dunianya sendiri. Maka ibu MR ini selalu bersikap tegas kepada marcel agar dia tidak terlalu manja.

d. Pikiran

Bagi ibu MR ini pola pikir marcel sangatlah terbatas. Tapi terkadang marcel pintar dan banyak akalnya. Tapi terkadang marcel bisa merasakan apa yang kita rasakan. Contohnya seperti jika disaat saya sedang bersedih, dia pasti bisa merasakannya. Itulah ikatan batin seorang anak dan ibu, yang dikatakan ibu MR ini. Universitas Sumatera Utara

IV.3.5 Analisis Data Matriks

Untuk memudahkan analisis temuan-temuan data diatas dapat dirangkum dalam tabel matriks berikut : Tabel 3 Rangkuman Temuan Penelitian Informan III Konsep Operasional Kemampuan Empati Orang Tua Analisis

a. Empati

Menerima anak penderita autis itu apa adanya.

b. Keterbukaan

Protektif, tegas, sangat terbuka, akrab, penuh kesabaran dan tanggung jawab.

c. Dukungan

Dengan dukungan dan perhatian yang lebih serta diberikan pendidikan yang cukup walaupun harus mengundurkan diri dari kantor.

d. Rasa Positif

Perasaan senang dan Pikiran yang positif serta sikap protektif, rela dan tegas. Perilaku Anak Autis Analisis a. Perilaku Tidak terlalu berperilaku hiperaktif dan hipoaktif.

b. Stimulasi Diri

Ada, Suka bermain dengan sejenis pensil dan sumpit lalu dibawa kemanapun. c. Suasana Nyaman dan tidak terlalu sibuk dengan dunianya sendiri d. Pikiran Pola pikir yang kuat dan pintar. Universitas Sumatera Utara

IV.3.6 Pembahasan

Kemampuan empati ibu MR ini bisa menerima anaknya dinyatakan penderita autis. Dia menerima marcel apa adanya dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Walaupun terkadang dia merasa sedih, akan tetapi dia tidak bisa hanyut dalam perasaan dia saja, karena marcel lebih membutuhkannya. Taylor menyatakan bahwa empati merupakan faktor esensial untuk membangun hubungan yang saling memercayai karena empati mengkomunikasikan sikap penerimaan dan pengertian terhadap perasaan orang lain secara tepat http:www.empathy.co.id . Ibu MR juga merasa senang, bahagia, sabar, penuh tanggung jawab dalam menjaga dan merawat marcel. Meskipun dia rela mengundurkan diri dari kantor tempat dia bekerja hanya untuk marcel. Selain itu keterbukaan dari dalam diri ibu MR ini sangatlah terbuka, sehingga marcel bebas dan tidak merasa malu untuk mengungkapkan apa yang dia inginkan. Adapun masalah yang paling sering menjadi fokus ibu MR ini adalah akademis, daya ingat, kurang konsentrasi, membeo kalimat orang lain. Karena dengan keterbatasan marcel, dia menjadi susah untuk mandiri. Begitu juga dengan moodnya marcel yang selalu berubah-ubah. Maka apapun yang dilakukan marcel, itu semua tergantung moodnya marcel. Mengenai perilaku marcel ibu MR berkata bahwa dia sangat mengerti apa yang kita inginkan melalui isyarat panca indra kita. Tetapi terkadang marcel tidak terlalu perduli dengan orang disekelilingnya, dan terkadang dia sibuk dengan dunianya sendiri. Namun sebenarnya dia pintar. Universitas Sumatera Utara Stimulasi diri adalah adanya suatu perilaku stimulasi diri untuk melakukan gerakan yang diulang-ulang, seperti berjalan bolak-balik, geleng-geleng kepala, dan berputar-putar Handojo, 2003:17. Bila terkadang stimulasi diri marcel mulai aneh, maka ibu MR ini akan mengawasi marcel agar dia tidak terlalu tergantung pada stimulasi dirinya seperti bermain berulang-ulang dengan sejenis pinsil atau sumpit yang nantinya akan dibawanya kemanapun marcel pergi. Suasana yang sekarang marcel rasakan lebih baik dari pertama dia sebelum mengikuti bimbingan terapi, karena dengan mengikuti bimbingan terapi dia lebih bisa memahami apa yang kita inginkan, akan tetapi semua itu tergantung moodnya marcel karena dia pada dasarnya tergantung moodnya dan tidak suka pada perubahan, namun pola pikirnya sangatlah kuat dan pintar, tetapi dia juga mempunyai perasaan yang kuat dari dalam dirinya akan memahami perasaan orang lain melalui isyarat sentuhan, begitulah yang dikatakan ibu MR ini kepada peneliti. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan empati ibu MR ini terhadap perilaku marcel adalah mampu menerima marcel apa adanya dengan segala kekurangan dan kelebihannya serta kasih sayang dan perhatian yang sangat besar dalam proses membentuk perilaku autis marcel. Universitas Sumatera Utara IV.4 Informan IV IV.4.1 Identitas Informan 1. Nama Orang Tua Inisial : NO Ibu 2. Umur : 40 tahun 3. Jenis kelamin : Perempuan 4. Agama : Islam 5. Suku bangsa : Batak 6. Asal daerah : Medan 7. Pekerjaan Ayah : Pegawai 8. Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga 9. Nama Anak : Nadoli Ahmad Diapari 10. Umur : 10 tahun 11. Jenis kelamin : Laki-laki 12. Anak ke : 3 dari 4 bersaudara 13. Kriteria Autisme : Gangguan Disintegrasi Anak Universitas Sumatera Utara

IV.4.2 Interpretasi Data

NO adalah seorang ibu yang mempunyai 4 orang anak, dimana anak ketiganya menderita penyakit autis. Anak tersebut bernama Doli. Doli dinyatakan autis pada umur 2 tahun. Pada waktu itu, ibu NO sedang hamil muda. Demi menjaga kandungannya dia meminum vitamin dan obat untuk memperkuat kandungannya, walaupun dia merasa kecapekan, bayi didalam kandungannya tetap kuat. Selain itu dia juga sering makan-makanan kadar gizinya tidak bagus untuk ibu hamil. Makanan cepat saji bukan lagi makanan nilai gizinya baik untuk dikonsumsi wanita hamil seperti ibu NO ini. Akhirnya dokter menganjurkan ibu NO minum obat dan memakan apapun yang nilai gizinya sangat bagus untuk seorang ibu hamil. Tepat 9 bulan 10 hari, ibu NO ini melahirkan doli. Sewaktu doli berumur 2 tahun, ibu NO merasa ada yang aneh dalam diri doli. Dia berpikir doli tidak sama dengan kebanyakan anak normal lainnya. Bicara, sosialisasi dan ketrampilannya pun semakin hari semakin berkurang. Ibu NO ini pun membawa doli kedokter anak. Dokter anak tersebut merujuk ibu NO untuk membawa ke pusat terapi autis. Akan tetapi, ibu NO ini tidak percaya, sehingga dia membawa doli kebeberapa dokter dan hasilnya pun tetap sama, doli dinyatakan autis. Ibu NO betapa terkejutnya mendengar semua dokter menyatakan doli terkena autis. Apalagi keterampilan yang dimiliki doli mulai berkurang dan doli mengalami kelemahan dalam berkomunikasi. Perasaannya sedih, malu, dan tidak percaya bahwa anaknya menderita autis. Universitas Sumatera Utara Dia pun mulai bersemangat lagi, sabar dan dengan penuh tanggung jawab untuk doli. Dia mencari informasi tentang autis dan beberapa sekolah terapi untuk doli. Pengharapan yang besar dari seorang ibu untuk seorang anak yang dia sayangi dan cintai adalah ingin melihat anaknya tumbuh besar menjadi orang yang berguna bagi negara. Ibu doli pun menemukan sekolah terapi yang bagus untuk anaknya. Di sekolah ini anaknya diterapi dengan model terapi yang bagus. Sekarang doli sudah mulai menunjukkan peningkatan kesembuhan yang baik. Walaupun sedikit itu adalah harapan terindah buat seorang ibu seperti ibu NO.

IV.4.3 Analisis Variabel Kemampuan Empati Orang Tua a. Empati

Dulu ibu NO ini sempat tidak bisa menerima kenyataan bahwa anaknya autis. Hatinya sakit dan tidak percaya. Tidak ada gunanya menangis, tidak akan merubah apapun, itulah yang diungkapkan ibu NO ini kepada peneliti. Ibu NO berdoa dan berusaha demi kesembuhan anaknya. Kenyataannya, dia bisa menerima doli apa adanya, karena doli tidak bersalah. Dia merawat dan menjaga penuh kasih sayang terhadap doli. Dia juga sayang terhadap abang dan kakak doli. Akan tetapi, mungkin doli yang lebih menjadi prioritas utamanya. Bentuk empati yang dilakukan ibu NO adalah dia rela seluruh waktunya, tenaga dan pikirannya dicurahkan untuk doli. Universitas Sumatera Utara

b. Keterbukaan

Ibu NO ini sangat sayang sekali kepada doli. Hatinya ikhlas, bersahabat, dan juga penuh kesabaran terhadap doli. Pengharapannya sangat tinggi untuk kesembuhan doli, selain itu ibu NO ini juga ikut melibatkan diri dalam pembelajaran terapi autis ini, karena dengan mengikuti pembelajaran terapi ini, ibu NO juga bisa menerapkan kepada doli pada saat dirumah. Bentuk tanggung jawab yang sangat besar ada didalam diri ibu NO ini, akan tetapi dia menjalanin ini semua dengan penuh keikhlasan dan kasih sayang terhadap doli. Dia peduli terhadap hidup doli. Bentuk keterbukaan yang dilakukan ibu NO adalah dengan dia mencarikan sekolah terapi yang bagus, perhatian yang lebih, kasih sayang yang lebih. Sehingga dari makanan, minuman, pakaian, sekolah, jam tidur dan lain sebagainya itu sangat diperhatikan dan dijaga sekali oleh ibu NO ini.

c. Dukungan