Interpretasi Data Informan II .1 Identitas Informan

IV.2.2 Interpretasi Data

YT adalah seorang wanita karir yang cantik, ayu, ramah dan mempunyai 4 orang anak, dimana anak paling bungsunya menderita penyakit autis. Anak tersebut bernama Rizky. Rizky dinyatakan autis pada umur 1 tahun 6 bulan. Pada waktu itu, ibu YT sedang hamil 4 bulan, dan dia seorang wanita karir yang giat sekali bekerja. Dia tidak pernah merasa lelah, begitu juga pada saat mengandung anak-anak sebelumnya. Dimana tempat dia bekerja juga menuntutnya untuk menghadirin beberapa seminar-seminar penting di luar kota. Sehingga pada saat dia sedang hamil 4 bulan dan tepatnya dia sedang diluar kota, dia pernah merasa pusing sekali. Dia tidak bisa menahan rasa sakit dikepalanya, sehingga akhirnya dia meminum obat untuk menghilangkan rasa sakit dikepalanya. Rasa sakit itupun perlahan mulai menghilang, lalu dia memesan makanan siap saji. Padahal sebenarnya, disaat hamil tidaklah disarankan dokter untuk meminum obat apapun yang tanpa sepengetahuan dokter yang nantinya akan menimbulkan resiko bagi si cabang bayi. Setelah sampai pada 9 bulan dia mengandung, akhirnya dia melahirkan. Dia melahirkan seorang anak lelaki yang lucu, anak lelaki itu bernama Rizky. Rizky lahir dengan fisik yang normal dan ibu YT sangat senang serta bahagia. Satu tahun 6 bulan semenjak rizky lahir, ibu YT merasa ada yang aneh dari rizky. Rizky tidak sama dengan kebanyakan anak normal lainnya.Yang sangat menonjol terlihat dari diri rizky adalah tidak adanya kontak mata dan kurangnya minat untuk berinteraksi dengan orang lain . Lalu kemudian Ibu YT ini pun membawa rizky kedokter anak. Dokter anak tersebut merujuk ibu YT untuk Universitas Sumatera Utara membawa ke pusat terapi autis. Akan tetapi, ibu YT ini tidak percaya, sehingga dia membawa rizky kebeberapa dokter dan hasilnya pun tetap sama, rizky dinyatakan autis. Ibu YT betapa terkejutnya mendengar semua dokter menyatakan rizky terkena autis. Perasaannya sedih, hancur, terluka, malu, dan tidak percaya bahwa anak bungsunya menderita autis. Apalagi dia juga tahu bahwa yang menyebabkan anaknya menjadi autis adalah dia sendiri, yang meminum obat dari luar bukan atas saran dokter. Perasaannya semakin hancur, atas kesalahan dirinya, anaknya yang menderita. Butuh waktu yang lama dia merasa kesedihan itu, pekerjaannya pun dikantor menjadi berantakan karena perasaan dan pikirannya tidak bisa dia kontrol. Akhirnya, dia pun mulai bangkit lagi dari kesedihannya dengan kesabaran dan penuh tanggung jawab buat rizky. Dia mulai mencari-cari informasi tentang autis dan beberapa sekolah terapi untuk rizky. Pengharapan yang besar dari seorang ibu yang bekerja untuk seorang anak yang dia sayangi dan cintai adalah ingin melihat anaknya tumbuh besar menjadi orang yang berguna bagi nusa dan bangsa. Ibu YT pun menemukan sekolah terapi yang bagus untuk anaknya. Di sekolah ini anaknya diterapi dengan model terapi yang bagus. Walaupun, ibu YT tidak selalu menemani rizky untuk mengikuti terapi karena kesibukkannya dikantor, tapi dia bisa mengikuti perkembangan rizky melalui laporan dari kepala sekolah, guru terapis dan pengasuh rizky. Sekarang rizky sudah mulai menunjukkan peningkatan kesembuhan yang baik. Walaupun sedikit itu adalah sebuah kado terindah buat seorang ibu yang bekerja seperti ibu YT.

IV.2.3 Analisis Variabel Kemampuan Empati Orang Tua