Stimulasi Diri Suasana Keterbukaan

lingkungan sosial, rizky selalu hiperaktif dan dia tidak perduli dengan orang- orang disekitarnya.

b. Stimulasi Diri

Ibu YT mengatakan stimulasi dari diri anak autis itu pasti ada. Begitu juga dengan diri rizky. Bentuk stimulasi diri rizky sekarang ini suka bermain dengan sejenis tepung seperti tepung kue ataupun tepung bedak, selain itu dia sekarang selalu suka membanting pintu. Sehingga terkadang orang dirumah selalu terkejut. Ibu YT ini selalu mengawasinya agar dia tidak selalu tergantung kepada stimulasi dirinya sehingga stimulasi seperti itu bisa dikurangi.

c. Suasana

Menurut ibu YT suasana yang sering dirasakan rizky sekarang ini, dia nyaman dan suka ketawa-ketawa sendiri, contohnya saja seperti kalau dia sedang ketawa-ketawa sendiri dia tidak mau disuruh, sedangkan jika dia lagi marah, dia mau disuruh. Maka ibu YT ini selalu bersikap tegas kepada rizky agar dia tidak terlalu manja.

d. Pikiran

Bagi ibu YT ini pola pikir rizky sangatlah terbatas. Tapi terkadang rizky pintar dan banyak akalnya. Contohnya saja seperti pada saat sedang diterapi, dia akan semakin berpikir untuk sesuatu yang akan mengakalin pikirannya untuk menggagalkan bimbingan terapinya seperti malas-malasan dan menangis tanpa sebab. Jika dia berhasil menggagalkan bimbingan terapinya dia ketawa dan tidak menangis lagi. Tetapi kita harus lebih cepat mengakalin sebelum si rizky mengakalin kita, ungkap ibu YT. Universitas Sumatera Utara

IV.2.5 Analisis Data Matriks

Untuk memudahkan analisis temuan-temuan data diatas dapat dirangkum dalam tabel matriks berikut : Tabel 2 Rangkuman Temuan Penelitian Informan II Konsep Operasional Kemampuan Empati Orang Tua Analisis

a. Empati

Menerima anak penderita autis itu apa adanya.

b. Keterbukaan

Sangat terbuka, tegas, akrab, penuh kesabaran dan tanggung jawab.

c. Dukungan

Dengan dukungan dan perhatian yang lebih serta diberikan pendidikan yang cukup walaupun harus membagi waktu dengan pekerjaan dikantor

d. Rasa Positif

Perasaan senang dan Pikiran yang positif serta sikap rela dan tega untuk kesembuhannya. Perilaku Anak Autis Analisis a. Perilaku Berperilaku hiperaktif b. Stimulasi Diri Ada, Suka bermain dengan tepung dan suka membanting pintu. c. Suasana Tergantung mood dan Tidak suka dengan perubahan. d. Pikiran Pola pikir yang kuat dan pintar. Universitas Sumatera Utara

IV.2.6 Pembahasan

Kemampuan empati ibu YT ini bisa menerima anaknya dinyatakan penderita autis. Dia menerima rizky apa adanya dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Walaupun terkadang dia merasa sedih, akan tetapi dia tidak bisa hanyut dalam perasaan dia saja, karena rizky lebih membutuhkannya. Seperti menurut Tubesing empati adalah cara bagaimana orang lain merasakan perasaan tertentu dan mendengarkan bukan sekedar perkataannya melainkan tentang hidup pribadinya: siapa dia dan bagaimana dia merasakan dirinya dan dunianya http:www.empathy.co.id . Ibu YT merasa senang, bahagia, sabar, penuh tanggung jawab dalam menjaga dan merawat rizky. Meskipun pekerjaanya dikantor menjadi tidak seteratur yang dulu. Selain itu juga ada keterbukaan dari dalam diri ibu YT sehingga rizky bebas dan tanpa malu-malu mengungkapkan apa yang diinginkannya melalui isyarat fisiknya, karena bagaimanapun juga ikatan batin seorang ibu dengan anak sangatlah kuat. Ibu YT juga sangat mendukung apa yang terbaik buat rizky, seperti menurut pendapat De Vito, 1976 Liliweri, 1991:13 Dukungan adalah pendapat, ide atau gagasan yang disampaikan akan mendapat dukungan dari pihak-pihak yang berkomunikasi. Dukungan membantu seseorang untuk lebih bersemangat dalam melaksanakan aktivitas serta meraih tujuan yang diinginkan. Adapun masalah yang paling sering menjadi fokus ibu YT ini adalah sifat dan sikap hiperaktif, tantrumnya seperti emosi marah yang terkadang tidak bisa dikontrol. Karena dengan keterbatasan rizky, dia menjadi susah untuk mandiri. Universitas Sumatera Utara Begitu juga dengan moodnya rizky yang selalu berubah-ubah. Maka apapun yang dilakukan rizky, itu semua tergantung moodnya rizky. Perilaku adalah segenap manifestasi hayati individu dalam berinteraksi dengan lingkungan, mulai dari perilaku yang paling nampak sampai yang tidak tampak, dari yang paling dirasakan sampai yang paling tidak dirasakan Faturochman, 2009:43. Mengenai perilaku rizky ibu YT berkata bahwa dia sangat mengerti apa yang kita inginkan melalui isyarat panca indra kita. Tetapi terkadang rizky selalu acuh tak acuh dengan orang disekelilingnya, dia sibuk dengan dunianya sendiri. Namun sebenarnya dia pintar. Bila terkadang stimulasi diri rizky mulai aneh, maka ibu YT ini akan mengawasi rizky agar dia tidak terlalu tergantung pada stimulasi dirinya seperti bermain dengan tepung atau membanting pintu yang nantinya akan mengganggu ketenangan orang. Suasana yang sekarang rizky rasakan lebih baik dari pertama dia sebelum mengikuti bimbingan terapi, karena dengan mengikuti bimbingan terapi dia lebih bisa memahami apa yang kita inginkan, akan tetapi semua itu tergantung moodnya rizky karena dia pada dasarnya tergantung moodnya dan tidak suka pada perubahan, namun pola pikirnya sangatlah kuat dan pintar, tetapi dia juga mempunyai perasaan yang kuat dari dalam dirinya akan memahami perasaan orang lain melalui isyarat sentuhan, begitulah yang dikatakan ibu YT ini kepada peneliti. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan empati ibu YT ini terhadap perilaku rizky adalah mampu menerima rizky apa adanya dengan segala kekurangan dan kelebihannya serta kasih sayang dan perhatian yang sangat besar dalam proses membentuk perilaku autis rizky. Universitas Sumatera Utara IV.3 Informan III IV.3.1 Identitas Informan 1. Nama Orang Tua Inisial : MR Ibu 2. Umur : 37 tahun 3. Jenis kelamin : Perempuan 4. Agama : Kristen Khatolik 5. Suku bangsa : Batak 6. Asal daerah : Medan 7. Pekerjaan Ayah : Pegawai 8. Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga 9. Nama Anak : Marcellino Malau 10. Umur : 4 tahun 11. Jenis kelamin : Laki-laki 12. Anak ke : 2 dari 2 bersaudara 13. Kriteria Autisme : Gangguan Disintegrasi Anak Keterlambatan bicara Universitas Sumatera Utara

IV.3.2 Interpretasi Data

Marcel, si bungsu dari 2 bersaudara mempunyai seorang ibu yang cantik dan sangat ramah, sebut saja namanya MR. Dia mempunyai 2 orang anak, dimana anak paling bungsunya menderita penyakit autis. Anak tersebut bernama Marcel. Marcel dinyatakan autis pada umur 2 tahun 6 bulan. Pada waktu itu, ibu MR ini sedang mengandung marcel, dan dya seorang wanita karir juga yang giat sekali bekerja. Demi menjaga kandungannya dia meminum vitamin dan obat-obatan yang untuk memperkuat kandungannya, agar walaupun dia merasa kecapekan akan rutinitas kerjanya, bayi didalam kandungannya tetap kuat. Selain itu dia juga sering makan-makanan yang mungkin kadar gizinya bisa dipertanyakan. Dimana pada zaman sekarang ini, makanan cepat saji bukan lagi makanan yang nilai gizinya baik untuk dikonsumsi wanita hamil seperti ibu MR ini. Sehingga akhirnya resikonya disarankan oleh dokter untuk meminum obat apapun dan memakan apapun yang nilai gizinya sangat diragukan untuk seorang ibu hamil. Akan tetapi, ibu MR ini tidak terlalu mengetahui bagaimana dampaknya yang akan terjadi. Dia pun tetap mengkonsumsi obat dan vitamin-vitamin itu. Setelah sampai pada saatnya dia melahirkan seorang anak lelaki yang lucu, anak itu bernama Marcel. Marcel lahir dengan fisik yang normal dan ibu MR sangat senang serta bahagia. Akan tetapi, pada suatu hari marcel pernah jatuh dan kepalanya terbentur di lantai. Tetapi marcel tidak terlalu menangis. Dua tahun 6 bulan semenjak marcel lahir, ibu MR mulai curiga terhadap tingkah laku marcel. Marcel tidak sama dengan kebanyakan anak normal Universitas Sumatera Utara lainnya.Yang sangat menonjol terlihat dari marcel adalah hilangnya keterampilan yang telah dikuasai marcel setelah satu periode perkembangan normal pada tahun pertama. Marcel mulai terlambat bicara dari anak normal lainnya . Lalu kemudian Ibu MR ini pun membawa marcel kedokter anak. Dokter anak tersebut mengatakan kepada ibu MR bahwa anaknya menderita penyakit autis dan merujuk ibu MR untuk membawa ke pusat terapi autis. Namun, ibu MR ini tidak percaya, sehingga dia membawa MR kebeberapa dokter dan hasilnya pun tetap sama, marcel dinyatakan autis. Ibu MR betapa terkejutnya mendengar semua dokter menyatakan marcel menderita autis. Perasaannya sedih, hancur, terluka, malu, dan tidak percaya bahwa anak bungsunya menderita autis. Apalagi dia juga tahu bahwa yang menyebabkan anaknya menjadi autis adalah karena kesalahan dia sendiri, yang meminum obat dan vitamin-vitamin pengkuat kandungan dari luar bukan atas saran dokter. Serta makanan-makanan yang takaran gizinya diragukan. Apalagi ternyata marcel dulu pernah jatuh dan kepalanya terbentur lantai. Perasaan ibu MR semakin hancur, atas kesalahan dirinya yang tidak terlalu menjaga anaknya sehingga anaknya jatuh dan akhirnya menderita autis. Butuh waktu yang lama dia merasa kesedihan itu, pekerjaannya pun dikantor menjadi berantakan karena perasaan dan pikirannya tidak karuan. Akhirnya, dia pun mulai bangkit lagi dari kesedihannya dengan kesabaran dan penuh tanggung jawab buat marcel. Dia mulai mencari-cari informasi tentang autis dan beberapa sekolah terapi untuk marcel. Namun ibu MR dan suaminya pun sepakat untuk mengambil keputusan yang baik untuk anaknya. Ibu MR pun mengundurkan diri dari kantor tempat dia bekerja hanya semata-mata untuk lebih Universitas Sumatera Utara mencurahkan kasih sayang sepenuhnya kepada marcel. Suaminya bekerja untuk anak dan istrinya, sedangkan istrinya menjaga dan merawat sepenuhya anak-anak mereka. Itulah keputusan yang baik yang diambil ibu MR dan suaminya. Pengharapan yang besar dari orang tua seperti ibu MR ini adalah ingin melihat anaknya tumbuh besar menjadi orang yang berguna bagi negara. Ibu MR pun menemukan sekolah terapi yang bagus untuk anaknya. Di sekolah ini anaknya diterapi dengan berbagai model terapi dan program-program yang maju dan bagus. Ibu MR selalu menemani marcel untuk mengikuti bimbingan terapi. Dia selalu menunggu marcel setiap hari di sekolah terapinya. Dengan begitu ibu MR bisa mengikuti perkembangan marcel setiap saat. Sekarang marcel sudah mulai menunjukkan peningkatan kesembuhan yang baik. Marcel sudah mulai bisa bicara walaupun tidak selancar seperti anak normal lainnya. Biarpun sedikit itu adalah sebuah karunia terindah buat seorang ibu yang penuh pengertian seperti ibu MR.

IV.3.3 Analisis Variabel Kemampuan Empati Orang Tua a. Empati

Semenjak ibu MR ini tahu apa penyakit yang diderita anak bungsunya, dia sempat tidak bisa menerima kenyataan bahwa anaknya autis. Hatinya sakit, hancur, dan tidak percaya. Begitu juga dengan suaminya, tidak percaya dengan semua ini. Namun, tidak ada gunanya bersedih tidak akan merubah apapun, itulah yang diungkapkan ibu MR ini kepada peneliti. Bentuk empati yang dilakukan ibu MR ini cukup simpati, karena dia rela berhenti dari perusahaan tempat dia bekerja Universitas Sumatera Utara demi anaknya dan semakin hari dia berusaha menerima marcel apa adanya, karena marcel, dia bisa tegar menjalanin semua ini. Sejauh ini yang ibu MR rasakan, dia bisa menerima marcel apa adanya, dia merawat dan menjaga penuh kasih sayang terhadap marcel. Dia juga sayang terhadap abangnya marcel. Akan tetapi, mungkin marcel yang lebih menjadi prioritas utamanya sekarang. Seluruh waktu, tenaga dan pikiran dicurahkannya buat marcel. Walaupun, abangnya marcel sering cemburu akan kasih sayang yang lebih ke marcel, tapi ibu MR dan suaminya berusaha memberi pengertian kepada anak mereka yang pertama akan keterbatasan adiknya.

b. Keterbukaan

Ibu MR ini sangat sayang sekali kepada marcel. Dia sangat terbuka, bersahabat, akrab dan juga penuh kesabaran terhadap marcel. Namun disamping itu, ibu MR ini bersikap protektif terhadap marcel, selain itu perlakuan dan gaya bicara pun harus tegas terhadap marcel. Pengharapannya sangat tinggi untuk kesembuhan marcel, terkadang disaat waktu senggang ibu MR ini juga ikut melibatkan diri dalam pembelajaran terapi autis, karena dengan mengikuti pembelajaran terapi ini, ibu MR juga bisa menerapkan kepada marcel pada saat dirumah. Bentuk tanggung jawab yang sangat besar ada didalam diri ibu MR ini, akan tetapi dia menjalanin ini semua dengan penuh keikhlasan dan kasih sayang terhadap marcel. Dia juga membagi waktunya untuk kedua anaknya serta suaminya. Dia sayang kepada keluarganya. Terutama, dia sangat peduli terhadap hidup marcel. Bentuk keterbukaan yang dilakukan ibu MR ini dengan mencarikan Universitas Sumatera Utara marcel sekolah terapi yang bagus, perhatian yang lebih, kasih sayang yang lebih terhadap marcel. Sehingga dari makanan, minuman, pakaian, sekolah, jam makan, jam tidur dan lain sebagainya itu sangat diperhatikan dan dijaga sekali oleh ibu MR, dia memantau marcel dalam 24 jam. Menurut ibu MR, anak adalah harta yang paling tidak ternilai harganya. Dan mungkin dengan cara seperti inilah ibu MR bisa memperbaiki kesalahannya, begitulah yang dia katakan kepada peneliti.

c. Dukungan