perumusan kerangka konsep merupakan bahan yang akan menuntun dalam merumuskan hipotesis penelitian Nawawi, 1995:40.
Konsep adalah penggambaran fenomena yang hendak diteliti yakni istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak
kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial Singarimbun, 1995:11. Adapun variabel-variabel yang akan diteliti dalam
penelitian yaitu : 1.
Kemampuan empati orang tua adalah sikap penerimaan dan pengertian akan perasaan dan mendengarkan sekedar perkataan seorang anak tentang hidup
pribadinya, siapa dia dan bagaimana dia merasakan dirinya dan dunianya. 2.
Perilaku anak autis adalah Perilaku seorang anak penderita autis yang tertarik hanya pada dunianya sendiri.
1.7 Model Teoritis
Variabel-variabel yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep akan dibentuk menjadi suatu model teoritis sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
Bagan II Model Teoritis
1.8 Variabel Operasional
Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep diatas, maka dibuat operasional variabel yang berfungsi untuk kesamaan dan kesesuaian dalam
penelitian yaitu empati, keterbukaan, dukungan, rasa positif, perilaku, stimulasi diri, suasana dan pikiran :
1. Empati
Sikap menerima atau tidak menerima dalam membentuk perilaku anak penderita autis.
2. Keterbukaan
Sikap keterbukaan orang tua yang dimulai dengan kesabaran dan tanggung jawab yang penuh terhadap anak penderita autis.
3. Dukungan
Stimulus
Kemampuan Empati oRang Tua
Organism
•
Perhatian
•
Pengertian
•
Penerimaan
Response
Perilaku Anak Autis
Universitas Sumatera Utara
Perhatian orang tua serta memahami perasaan anak penderita autis dengan memberikan pendidikan atau memberikan sekolah khusus terapi pada anak
autis. 4.
Rasa Positif Perasaan dan pikiran yang positif serta optimis akan masa depan anak
penderita autis. 5.
Perilaku Berperilaku berlebihan Hiperaktif dan berperilaku kekurangan Hipoaktif.
6. Stimulasi Diri
Adanya suatu perilaku stimulasi diri untuk melakukan gerakan yang diulang-ulang, seperti berjalan bolak-balik, geleng-geleng kepala, dan
berputar-putar. 7.
Suasana Tidak suka pada perubahan yang akan cenderung membuat anak penderita
autis emosi. 8.
Pikiran Adanya suatu preokupasi yang sangat terbatas pada suatu pola pikiran,
seperti duduk termangu dengan tatapan kosong.
Universitas Sumatera Utara
BAB II URAIAN TEORITIS
II.1. Komunikasi Antar Pribadi II.1.1. Pengertian Komunikasi Antar Pribadi
Secara etimologi istilah komunikasi dalam bahasa Inggris, yaitu communication berasal dari bahasa latin communication, dan bersumber dari kata
communis yang berarti sama. Sama yang dimaksud adalah sama makna atau sama arti. Jadi komunikasi terjadi apabila terdapat kesamaan makna mengenai suatu
pesan yang disampaikan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan Effendy,
2003:30.
Salah satu tujuan komunikasi adalah mengubah sikap dan perilaku seseorang atau sekelompok orang sebagaimana yang dikehendaki komunikator,
agar isi pesan yang disampaikan dapat dimengerti, diyakini serta pada tahap selanjutnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Carl I Hovland Effendy, 1996:8
mengemukakan bahwa komunikasi adalah suatu proses dimana informasi seseorang komunikator menyampaikan perangsang-perangsang biasanya
lambang-lambang dalam bentuk kata-kata untuk mengubah tingkah laku orang lain. Untuk itu harus ada kesepahaman arti dalam menyampaikan informasi
sehingga tercapai komunikasi yang efektif.
Menurut Mulyana 2002:73, komunikasi antar pribadi adalah komunikasi antara dua orang atau lebih secara tatap muka, yang memungkinkan
adanya reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal maupun non verbal.
Universitas Sumatera Utara