BAB III METODOLOGI PENELITIAN
III.1 Deskripsi Lokasi Penelitian III.1.1 Sejarah Singkat Yayasan Ananda Karsa Mandiri YAKARI
Yayasan Ananda Karsa Mandiri YAKARI dibentuk untuk mewadahi pendidikan dan pelayanan kesehatan bagi anak-anak Autis di Kota Medan. Pada
Awalnya Keluarga Drs. Ahmad Rusly yang tinggal dan bekerja di Medan, mendapatkan anak pertama mereka Ahmad Dzaky Yusran yang lahir pada tanggal
30 mei 1996 memiliki sikap dan perilaku yang menurut mereka sebagai orangtua muda agak aneh dan berbeda dengan anak-anak lain yang pernah mereka lihat.
Ketika Anak mereka berusia 18 bulan, semuanya kelihatan berjalan normal dan sesuai perkembangannya dengan Kartu Menuju Sehat KMS yang
mereka dapatkan pada klinik anak di Medan. Namun seiring dengan berjalannya waktu, Dzaky yang pada saat berusian dua Tahun, mulai menunjukkan gejala-
gejala aneh dan tidak seperti anak-anak lain, antara lain tidak merespon teguran atau sapaan, tidak mau bergabung dengan anak-anak lain, senang menyendiri,
menangis dan tertawa tanpa ada sebab, berlari-lari tanpa tujuan dan bertepuk- tepuk tangan. Hal ini segera dikonsultasikan kepada Dokter anak, namun mereka
merasa “Tenang dan Bahagia” karena menurut dokter hal itu biasa terjadi pada anak pertama, nanti lama-lama juga akan seperti anak lainnya.
Ketika Dzaky berusia 30 bulan, ketenangan Rusly dan Istrinya kembali terusik, ketika melihat apa yang diharapkan dan sesuai analisa dokter bahwa
Universitas Sumatera Utara
Dzaky akan kembali normal tidak menjadi kenyataan bahkan makin menjadi-jadi. Saat itu Dzaky mulai menunjukkan sikap agresif baik terhadap diri sendiri Self
Abuse maupun terhadap sekelilingnya. Rusly dan istrinya menduga adanya kelainan pada Syaraf Dzaky, karena
mereka sebagai orang awam berpikir kalau ada hal-hal aneh pada anak tentu berasal dari “sentral” atau pusatnya yaitu otak. Merekapun bergegas menuju Ahli
Syaraf Anak yang ada di Medan, namun kali inipun mereka berusaha di “tenang”kan oleh sang Neurolog yang menyatakan hal itu adalah biasa.
Namun Rusly dan Istrinya tidak dapat ditenangkan lagi melihat kenyataan anak mereka yang terlihat sangat berbeda dengan anak-anak lain di
play groupnya, merekapun mulai berburu informasi kemana saja termasuk melalaui Internet, dan akhirnya mereka menemukannya.
Dari hasil kirim-mengirim email dengan para netter dari berbagai negara, akhirnya mereka mengetahui bahwa gejala-gejala yang dialami Dzaky
mereka sebut sebagai “AUTIS” dan sekaligus memberitahu situs-situs yang menyediakan layanan bagi orangtua anak-anak Autis sedunia.
Bagaikan disambar gledek, Rusly dan Istrinya seperti kehilangan nyawa, ketika mereka akhirnya mengerti anak mereka menderita Autis, yang sampai saat
ini belum diketahui secara pasti penyebabnya dan belum ditemukan obatnya Dari situs itu juga mereka mendapatkan informasi bahwa saat itu telah ada ahli
autis di Indonesia yaitu Dr. Melly Budhiman SP.Kj dan dr. Rudy Sutady, Sp.A. Bebekal informasi tersebut, Rusly dan Istrinya berangkat ke Jakarta
membawa anaknya yang kala itu sudah berusia 40 bulan mendatangi dr. Rudy
Universitas Sumatera Utara
Sutady yang telah dihubungi sebelumnya. Setelah melewati berbagai test dan observasi, Dzaky dinyatakan positif autis.
Setelah beberapa saat berkonsultasi termasuk mengkonsumsi obat- obatan, berikutnya adalah melakukan terapi bagi Dzaky antara lain terapi Tingkah
Laku yang dikenal dengan DTT Discrete Trial Training dengan pola ABA Applied Behaviour Analysis Temuan Prof. Ivaar Lovaas dan Speech Therapy,
sambil menunggu perkembangan dan analisa lain yang mengharuskannya mengikuti terapi lain.
Masalahnya adalah Tidaklah Mudah mencari tempat terapi bagi anak Autis Di Jakarta, walaupun tempat yang direkomendasikan cukup banyak, namun
hampir seluruhnya menyatakan Full House. Jadilah Rusly dan Istri Menunggu urut kacang, Dzaky bisa masuk bila ada anak lain keluar.
Didasari pengalaman dan pemikiran itu, Rusly berpikir tentu banyak anak-anak lain yang memiliki nasib sama dengan anaknya di Kota Tempat
Tinggalnya Medan. Akhirnya Rusly memutuskan, Istrinya tinggal di Jakarta untuk menunggu giliran Terapi bagi Dzaky - yang sebulan kemudian di terima,
sedangkan Rusly Kembali ke Medan untuk menghimpun masyarakat warga Medan yang senasib dengannya.
Dengan bantuan beberapa wartawan kerabatnya, Rusly mulai menceritakan pengalamannya serta mengekspose gejala-gejala autis yang dialami
anaknya di berbagai media massa di Medan. Pada akhirnya terkumpul belasan orangtua yang menyatakan senasib dengannya dan tidak tahu harus berbuat apa
terhadap anaknya. Dengan di motori oleh Rusly, mereka berusaha menghubungi
Universitas Sumatera Utara
Dinas Kesehatan Kodya Medan untuk mencari Solusi, namun saat itu, Dinas yang Paling Kompeten tersebutpun tidak mengetahui apa itu Autisme. Namun
beruntung upaya-upaya Rusly mendapat perhatian dari seorang Psikiater Anak dr. Joesoef Simbolon SP.KJ yang kebetulan telah mendapat pelatihan Autisme di
Universitas Indonesia Jakarta. Akhirnya wadah disiapkan, yang saat itu masih berupa kelompok informal. Namun masalahnya kini adalah siapa yang akan
menjadi Terapis bagi anak-anak mereka. Namun Tuhan mendengar doa mereka, istri Rusly yang saat itu masih di
Jakarta dalam proses terapi anaknya, mendapat tawaran dari beberapa Terapis di Jakarta yang kebetulan warga asal Sumatera Utara untuk mengembangkan pusat
terapi sejenis di Medan, klop sudah. Tepat tanggal 12 September 2000, Yayasan Ananda Karsa Mandiri memulai operasionalnya dengan empat kelas terapi yang
di asuh oleh para terapis dari Jakarta serta beberapa co. terapis yang diambil dari Medan serta dibawah pengawasan Medis Dr. Joesoef Simbolon. Didasari
pengalaman dan kesulitan-kesulitan yang di alami oleh Rusly dan Istrinya, mereka bertekad mengembangkan Yayasan YAKARI sebagai lembaga pendidikanterapi
serta pusat informasi Autisme di Medan sehingga orangtua-orangtua lainnya tidak mengalami kesulitan seperti yang pernah di alaminya.
Yakari kini memiliki sepuluh kelas terapi yang bergabung dalam Bendera Sekolah Khusus Autis Yakari serta Klinik Autis Yakari yang fokus
bidang Medis, telah sering melakukan kegiatan-kegiatan bagi penyebaran informasi serta pengembangan pelayanan serta penerimaan masyarakat terhadap
anak Autis. Beberapa Seminar, Diskusi, Ceramah Umum, serta publikasi telah
Universitas Sumatera Utara
menunjukkan hasilnya, Yakari kini telah sering didatangi serta mendapat kunjungan baik para orangtua yang mencari Informasi, maupun Dinas Kesehatan
bagi kepentingan Pendataan serta Para Mahasiswa yang melakukan penelitian terhadap Anak Autis.
Terakhir, juni 2003 Yakari dengan menggandeng LSM-LSM antara lain Pusaka Indonesia, LBH, IDAI, PPAI, Galatea, JKM telah berhasil melaksanakan
semiloka yang bertajuk menyiapkan Anak Autis memasuki sekolah Umum bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Kodya Medan, dan hasilnya Pada Tahun
Ajaran 20032004 Anak Autis boleh bersekolah di Sekolah Umum. Masih banyak program-program yang harus dilaksanakan oleh yayasan
ini, antara lain mensosialisasikan fenomena ini kepada masyarakat luas agar masyarakat mengerti serta sedini mungkin dicarikan solusinya, sebab makin dini
penanganan terhadap anak ini makin maksimal hasil yang akan dicapai. Memang saat ini fenomena ini masih awam bagi masyarakat, walaupun penderitanya makin
hari makin banyak, banyak masyarakat salah mempersepsikan anak-anak autis sebagai anak cacat mental atau bisu, sehingga Rusly banyak menemui anak-anak
ini di SLB-SLB di sekitar kota Medan. Hal ini tentu saja mengakibatkan penanganan anak tersebut tidak mengenai sasaran. Dan lebih parah lagi, sebagian
masyarakat mendiamkan begitu saja anaknya karena mereka sudah tidak punya harapan terhadap masa depan anak tersebut. Yayasan ini berupaya secara
maksimal mensosialisasikan serta memberikan berbagai informasi kepada masyarakat, namun karena keterbatasan kemampuan terutama pembiayaan upaya-
upaya tersebut tidak dapat maksimal.
Universitas Sumatera Utara
Demikian pula, penanganan terhadap anak-anak autis masih belum optimal, karena jumlah yang dapat ditangani sangat sedikit dibanding jumlah yang
ada pada data maupun anak-anak yang telah datang keyayasan, hal ini disebabkan karena keterbatasan tenaga, fasilitas dan keuangan yayasan. Sedangkan menurut
beberapa penelitian, jumlah anak penderita autis ini meningkat tajam dari 1 : 5.000 pada tahun 90-an menjadi 1 : 150 pada tahun 2001, artinya bila Kota Medan
Berpenduduk 2 juta jiwa dengan tingkat pertumbuhan penduduk 1,6 dan disinyalir 1 dari 150 yang lahir adalah anak autis, maka setiap tahun anak autis
yang lahir di Medan berjumlah 265 orang atau setiap 3 hari lahir 2 anak autis.
III.1.2 Profil Yayasan Ananda Karsa Mandiri YAKARI
A. Identitas
DEWAN PEMBINA
1. Ketua
: Walikota Medan 2.
Pelaksana Harian : Letkol Adm Drs. A. Rusly Purba
3. Anggota
: Kadis Pendidikan Kota Medan Kadis Kesehatan Kota Medan
Alexander Ketaren, SH Drs. Jupiter K Purba
Universitas Sumatera Utara
DEWAN PENGURUS
1. Ketua
: Ny. Juniwati Rusly 2.
Pelaksana Harian : Fahri Wandika
3. Bendahara
: Salmah Henny Purba 4.
Kepala Klinik : Prof.dr.H.M.Joesoef Simbolon Sp.KJ K
5. Kepala Sekolah
: Maringan Binton Sihotang 6.
Konsultan Penddkn : Arif Budhi Santoso
7. GuruTerapist
: Deliati Zebua Junaidi
Friska Magdalena Sitanggang Sri Widiastuti
Naudur Sianipar Rosnawati Situmorang
Janiah M Tarigan Gusti Rayani Purba
Ronauli Simbolon Lenny Tampubolon
Megawati Sitorus Siti N Gultom
Julianti Sigalingging Andi Sidabutar
Siti Wahyuni Meilani Putri
7. Staf
: M. Boy Swendy Putri Ellysa
Universitas Sumatera Utara
B. Keadaan Personalia
1. Ketua Yayasan : Sebagai penanggung jawab dari seluruh kegiatan
Yayasan yang dalam pelaksanaan sehari-harinya diserahkan kepada Pelaksana Harian dikarenakan tidak berdomisili di Medan.
2. Pelaksana Harian : Sebagai Pelaksana Tugas Ketua Yayasan baik ditingkat
formal maupun informal. Mensosialisasikan dan memberikan informasi kegiatan Yayasan pada Masyarakat Umum. Membantu pelaksanaan riset
dan pengambilan data bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Membuat Laporan rutin tentang kegiatan dan kondisi Yayasan kepada Ketua
Yayasan. Mengadakan marketing research tentang perkembangan Autisme untuk kepentingan promosi.
3. Bendahara : Sebagai pelaksana kegiatan keuangan Yayasan. Membuat
laporan keuangan Yayasan secara Periodik. Mengatur arus kas keluar masuk aliran dana untuk kepentingan Yayasan.
4. Kepala Sekolah : Mengatur pembagian tugas terapis terhadap anak
didiknya. Membantu terapis dalam penyusunan program individual anak didik. Memberikan informasi dan pelatihan bagi para terapis baru.
Membimbing terapis menyelesaikan permasalahan yang timbul pada proses belajar mengajar. Membuat laporan perkembangan anak didik
secara periodic. 5.
Kepala Klinik : Memeriksa secara rutin kesehatan anak didik secara periodic. Memberikan assessment medis kepada terapis dan orang tua.
Universitas Sumatera Utara
Memantau perkembangan lanjutan anak didik untuk kemajuan yang lebih baik.
6. Terapis: Menyusun program individual anak didik. Memberi masukan
tentang anak didik kepada orang tua. Membantu anak didik dengan segala kreativitasnya agar program yang dijalankan dapat dipahami. Membuat
laporan perkembangan harian dan Bulanan kepada orang tua. Menambah pengetahuan tentang Autisme untuk pengembangan diri dan kemajuan
anak didik.
C. Visi dan Misi
• Visi : Kami melakukan semua yang terbaik untuk penanganan Autis
We do Anything Best for Autism Treatment. •
Misi : 1.
Memberikan Pelayanan Kesehatan bagi anak dengan Kebutuhan Khusus Special Needs.
2. Memberikan Pelayanan Pendidikan bagi anak dengan Kebutuhan
Khusus Special Needs. 3.
Membantu anak dengan kebutuhan Khusus agar dapat mandiri. 4.
Membantu orang tua yang memiliki anak dengan kebutuhan khusus untuk memahami kebutuhan anak tersebut.
5. Memberikan informasi dan pengetahuan tentang Autis untuk
pengembangan riset dan penanganan autisme yang lebih baik.
Universitas Sumatera Utara
D. Landasan Hukum
Yayasan Ananda Karsa Mandiri yang membawahi Sekolah Autis YAKARI didirikan berdasarkan Akte Pendirian Yayasan No. 62 tertanggal 30
Maret 2002 yang disahkan oleh Notaris Adi Pinem SH. Klinik YAKARI didirikan berdasarkan Surat Izin Sarana Pelayanan
Kesehatan Dasar Swasta SISPKDS No : 4455441IX03 tertanggal 23
September 2003 yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Kota Medan.
Universitas Sumatera Utara
III.1.4 Program Kerja dan Kegiatan Yayasan Ananda Karsa Mandiri YAKARI
1. Program Kerja
1. Assesment dan Diagnosa oleh Tim Medis
2. Penyusunan program Individua
3. Terapi Perilaku
4. Terapi Wicar
5. Terapi okupasi Sensori Integras
6. Terapi Bio Medis, meliputi pemeriksaan Laboratorium Jakarta-Bandung-
USA Diet, Suplementasi dan Detoksifikasi. 7.
Pengadaan Obat, Vitamin dan Suplemen. 8.
Pengadaan Bahan Makanan Diet Khusus Autis 9.
Pengadaan Referensi dan buku 10.
Menyelenggaran Diskusi, seminar, sharing dan Workshop
2. Implementasi Program Kerja
1. Setiap anak yang akan menjalani terapi akan didiagnosa oleh suatu tim
yang meliputi Psikiater, Konsultan pendidikan, manajemen dan Kepala sekolah. Hasil dari diagnosa ini akan disampaikan kepada orang tua dan
terapis untuk keperluan assessment lanjutan. 2.
Penyusunan program disusun oleh Terapis dibantu oleh Kepala sekolah dan akan dievaluasi secara periodic.
Universitas Sumatera Utara
3. Program terapi perbaikan perilaku anak didik bagi anak yang mempunyai
gangguan perilaku. 4.
Program terapi perbaikan wicara dan komunikasi anak didik bagi anak yang mempunyai gangguan komunikasi.
5. Program Terapi perbaikan system motorik dan perkembangan fisik anak.
6. Program terapi Medis dengan obat dan suplemen untuk perbaikan system
metabolisme tubuh dan detoksifikasi. 7.
Menyediakan dan menginformasikan obat dan suplemen untuk keperluan medis.
8. Membantu orang tua untuk mendapatkan bahan makanan yang bebas
casein dan gluten. 9.
Menyediakan buku-buku bacaan dan referensi bagi para pihak yang berkepentingan.
10. Sebagai bagian dari tanggung jawab social yayasan dalam memberikan
informasi yang benar kepada masyarakat umum tentang autisme.
3. Prosedur Kerja Terapis
1. Berpakaian Rapi dan sopan.
2. Memiliki pengetahuan tentang Autisme dan integritas diri yang baik
3. Memahami kondisi psikologi dan suasana hati anak pada saat pertama
dating 4.
Mencairkan suasana agar anak dapat lebih dekat dengan terapis.
Universitas Sumatera Utara
5. Memberikan treatment yang sesuai dengan individual program yang telah
disusun terapis. 6.
Membuat catatan perkembangan harian anak pada buku penghubung dan daftar penilain prestasi anak.
7. Selesai waktu treatment, memberikan penjelasan lisan singkat mengenai
keadaan emosi anak pada hari itu. 8.
Membuat Laporan Perkembangan Bulanan anak setiap akhir bulan.
III.2 Metode Penelitian
Metode pengkajian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, yang mengutamakan proseskedalaman data daripada
keluasan data. Sedangkan tipe penelitian ini menggunakan tipe deskriptif kualitatif, dimana peneliti mendeskripsikan atau merekonstruksi wawancara-
wawancara mendalam terhadap subjek penelitian. Temuan dan analisis data disajikan berupa kata-kata atau narasi.
III.3 Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah Orang tua dari anak penderita autis di sekolah Terapi Yakari Jl. Abdullah Lubis No. 30 Medan.
Menurut Kriyantono 2006:161 dalam penelitian kualitatif tidak dikenal istilah sampel. Sampel pada penelitian kualitatif disebut subjek penelitian atau
informan. Untuk menentukan jumlah dari subjek penelitian, akan dilakukan
Universitas Sumatera Utara
dengan menentukan key informan terlebih dahulu. Setelah itu akan diperoleh beberapa informan lainnya, dengan menggunakan teknik snowball sampling.
Adapun kriteria yang menjadi subjek penelitianinforman adalah sebagai berikut : -
Subjek terdiri dari 4 orang tua dari 4 anak penderita autis. -
Subjek memiliki kemampuan berkomunikasi yang cukup baik untuk dapat diwawancarai.
- Subjek mempunyai kesadaran yang cukup baik akan diri dan lingkungannya.
Berdasarkan kriteria tersebut, maka peneliti mengambil 4 orang sebagai subjek penelitian. Dalam hal ini peneliti menggunakan teknik snowball sampling
sampling bola salju, yaitu teknik penentuan sampel yang awalnya berjumlah kecil, kemudian berkembang semakin banyak. Orang yang dijadikan sampel
pertama diminta memilih atau menunjuk orang lain untuk dijadikan sampel lagi, begitu seterusnya sampai jumlahnya banyak. Proses ini berakhir bila periset
merasa data telah jenuh, artinya periset tidak merasa lagi menemukan sesuatu yang baru dari wawancara Kriyantono, 2006:157.
Dengan demikian apabila data-data yang diperlukan dalam penelitian dianggap masih belum mencukupi melalui 4 orang subjek penelitian, maka tidak
menutup kemungkinan subjek penelitian akan terus bertambah sesuai dengan kebutuhan peneltian. Penentuan jumlah informan didasarkan pada kenyataan
bahwa tingkat homogenitassifat-sifat populasi yang relatif sama.
Universitas Sumatera Utara
III.4 Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah : 1.
Penelitian Kepustakaan Yaitu penelitian yang dilakukan dengan menghimpun data dan buku-buku
serta bacaan yang relevan dan mendukung penelitian ini. 2.
Penelitian Lapangan Yaitu pengumpulan data yang meliputi kegiatan survey di lokasi penelitian,
pengumpulan data dari responden melalui : 1.
Observasi yakni kegiatan mengamati keseharian objek dengan menggunakan panca indra. Observasi merupakan kemampuan seseorang
untuk menggunakan pengamatannya melalu hasil kerja panca indra mata serta dibantu dengan panca indra lainnya Bungin, 2009:115.
2. Metode wawancara yakni proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara Tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan
atau tanpa menggunakan pedoman Bungin, 2009:108.
III.5 Teknik Analisis Data
Menurut Kriyantono 2006:192, penelitian kualitatif menggunakan cara berpikir induktif, yaitu cara berpikir yang berangkat dari hal-hal yang khusus
fakta empiris menuju hal-hal yang umum tataran konsep. Dalam penelitian kualitatif, interprestasipemaknaan data yang diperoleh dari hasil observasi dan
wawancara mendalam dilakukan di sepanjang penelitian.
Universitas Sumatera Utara
Adapun proses analisis dalam penelitian ini terdiri dari tiga fase yaitu : 1.
Reduksi data data reduction. Reduksi data adalah proses menginterpretasikan data atau informasi yang didapat dari catatan
lapanganobservasi serta hasil wawancara mendalam terhadap subjek penelitian atau informan.
2. Penyajian data data display. Sajian data adalah untuk mempermudah
peneliti membuat ekstrapolasi dari data karena dengan sajian ini peneliti dapat dengan lebih cepat melihat adanya pola-pola dan hubungan-hubungan
yang sistematik. 3.
Penarikan kesimpulan conclusion. Fase ketiga dari proses analisa data itu adalah kesimpulan. Penarikan kesimpulan dilakukan dengan melihat
kembali data yang sudah direduksi tersebut guna mempertimbangkan makna dari data yang sudah dianalisis dengan implikasinya berdasarkan
pertanyaan-pertanyaan dalam perumusan masalah penelitian.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV ANALISIS DATA KUALITATIF