II.6. Model SOR
Dalam penelitian ini, model komunikasi yang digunakan adalah model S-O-R Stimulus-Organisern-Respon. Model ini mengemukakan bahwa tingkah
laku sosial dapat dimengerti melalui suatu analisis dan stimulus yang diberikan dan dapat mempengaruhi reaksi yang spesifik dan didukung oleh hukuman
maupun penghargaan sesuai dengan reaksi yang terjadi. Dengan kata lain, menurut Effendy 2003: 254 efek yang ditimbulkan
sesuai dengan teori S-O-R yang merupakan reaksi yang bersifat khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan
kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Prinsip teori ini pada dasarnya merupakan suatu prinsip belajar yang
sederhana, dimana efek merupakan reaksi tethadap stimulus tertentu. Dengan demikian, seseorang dapat mengharapkan atau memperkirakan suatu kaitan yang
erat antara pesan-pesan media dan reaksi audiens. Dalam proses perubahan sikap, maka sikap komunikasi hanya dapat berubah apabila stimulus yang menerpanya
melebihi apa yang pernah dialaminya. Prof. Dr. Mar’at Effendy, 2003:255 dalam bukunya “Sikap Manusia,
Perubahan Serta Pengukurannya” mengutip pendapat Hovland, Janis dan Kelly yang menyatakan bahwa dalam menelaah sikap baru, ada tiga variable penting
yaitu : a. Perhatian,
b. Pengertian,
Universitas Sumatera Utara
c. Penerimaan Berdasarkan uraian di atas, maka proses komunikasi dalam teori S-O-R
ini dapat digambarkan sebagai berikut : Bagan III Teori S-O-R
Gambar di atas menunjukkan bahwa perubahan sikap tergantung pada proses yang terjadi pada individu. Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada
komunikan mungkin diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung apabila ada perhatian komunikan.
Setelah komunikan mengelolanya dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap.
Sehubungan dengan penjelasan di atas, teori S-O-R dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Stimulasi
: Kemampuan empati orang tua. 2.
Organism : Orang tua yang mempunyai anak penderita autis yang
bersekolah terapi di YAKARI. 3.
Response : Peningkatan perilaku anak autis.
Stimulus Organism
•
Perhatian
•
Pengertian
•
Penerimaan
Response
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
III.1 Deskripsi Lokasi Penelitian III.1.1 Sejarah Singkat Yayasan Ananda Karsa Mandiri YAKARI
Yayasan Ananda Karsa Mandiri YAKARI dibentuk untuk mewadahi pendidikan dan pelayanan kesehatan bagi anak-anak Autis di Kota Medan. Pada
Awalnya Keluarga Drs. Ahmad Rusly yang tinggal dan bekerja di Medan, mendapatkan anak pertama mereka Ahmad Dzaky Yusran yang lahir pada tanggal
30 mei 1996 memiliki sikap dan perilaku yang menurut mereka sebagai orangtua muda agak aneh dan berbeda dengan anak-anak lain yang pernah mereka lihat.
Ketika Anak mereka berusia 18 bulan, semuanya kelihatan berjalan normal dan sesuai perkembangannya dengan Kartu Menuju Sehat KMS yang
mereka dapatkan pada klinik anak di Medan. Namun seiring dengan berjalannya waktu, Dzaky yang pada saat berusian dua Tahun, mulai menunjukkan gejala-
gejala aneh dan tidak seperti anak-anak lain, antara lain tidak merespon teguran atau sapaan, tidak mau bergabung dengan anak-anak lain, senang menyendiri,
menangis dan tertawa tanpa ada sebab, berlari-lari tanpa tujuan dan bertepuk- tepuk tangan. Hal ini segera dikonsultasikan kepada Dokter anak, namun mereka
merasa “Tenang dan Bahagia” karena menurut dokter hal itu biasa terjadi pada anak pertama, nanti lama-lama juga akan seperti anak lainnya.
Ketika Dzaky berusia 30 bulan, ketenangan Rusly dan Istrinya kembali terusik, ketika melihat apa yang diharapkan dan sesuai analisa dokter bahwa
Universitas Sumatera Utara