58
tersebut  tidak  dapat  dijadikan  standar  penolakan  tepung  kentang  karena belum adanya aturan baku mengenai standar kandungan gizi tepung kentang.
Oleh  karena  itu,  dilakukan  pula  uji  penerimaan  dari  konsumen  untuk mengetahui penerimaan tepung kentang di pasaran.
7. Evaluasi Sensori
Secara  umum  penilaian  mutu  produk  tidak  hanya  cukup  dianalisis berdasarkan  sifat-sifat  objektif  melainkan  juga  sifat-sifat  indrawinya.
Subjektivitas  sifat  indrawi  bertingkat-tingkat.  Yang  paling  tinggi  tingkat subjektivitas  ialah  sifat  hedonik,  yaitu  sifat  yang  menyatakan  disukai,
disenangi, enak, atau tidak disukai Anonim d 2006. Evalusi  sensori  yang  dilakukan  pada  penelitian  ini  meliputi  warna,
konsistensi,  dan  penerimaan  umum.  Atribut  tersebut  merupakan  faktor  yang mempengaruhi  penerimaan  konsumen  terhadap  produk  tepung  kentang.
Evaluasi sensori dilakukan melalui uji hedonik. Hasil dari penilaian kesukaan oleh panelis selanjutnya dianalisis secara statistika melalui uji nonparametrik
dengan tipe Friedman.
7.1 Warna
Warna  merupakan  salah  satu  atribut  penting  dari  tepung  kentang karena  atribut  ini  yang  menjadi  pembeda  diantara  produk  tepung  lainnya.
Selain itu warna merupakan faktor yang menjadi penilaian awal konsumen terhadap  suatu  produk.  Naik  atau  turunnya  nilai  mean  selama  masa
penyimpanan  dapat  dipengaruhi  oleh  penilaian  subjektif  panelis  terhadap kesukaannya pada tiap sampel. Warna merupakan faktor mutu yang sangat
penting dalam menilai produk-produk makanan. Berdasarkan  penelitian,  warna  kecerahan  tepung  kentang  semakin
menurun  selama  penyimpanan.  Perubahan  warna  tersebut  mempengaruhi penerimaan panelis terhadap tepung kentang. Panelis lebih menyukai tepung
kentang yang relatif lebih cerah selama masa penyimpanan. Tepung kentang
41
59
dengan  warna  yang  menarik  dan  lebih  putih  dan  stabil  pada  masa  simpan yang lebih lama akan lebih menarik bagi industri pengguna.
Tabel 8. Nilai mean dan SD uji hedonik terhadap kecerahan tepung kentang minggu
ke parameter
PP 20
o
C PP
30
o
C PP
40
o
C LDPE
20
o
C LDPE
30
o
C LDPE
40
o
C 2
Mean 3,23  3,10
3,10 3,70
3,70 3,30
SD 0,56  0,31
0,31 0,65
0,47 0,47
4 Mean
3,43  3,33 3,60
3,87 3,70
3,50 SD
0,57  0,48 0,5
0,51 0,47
0,51 6
Mean 3,13  3,13
3,57 3,83
3,70 3,50
SD 0,35  0,35
0,50 0,46
0,47 0,51
8 Mean
3,03  3,13 3,60
3,53 3,70
3,50 SD
0,18  0,35 0,50
0,51 0,47
0,51 10
Mean 3,37  3,13
3,13 3,47
3,30 3,33
SD 0,49  0,35
0,79 0,51
0,47 0,55
12 Mean
3.03  2,97 2,43
3,03 2,93
2,53 SD
0,18  0,18 0,50
0,18 0,25
0,50 Penurunan  kesukaan  ini  disebabkan  oleh  pencoklatan  warna  tepung
kentang  akibat  proses  pencoklatan  enzimatis  maupun  non  enzimatis  dan pengaruh  suhu  penyimpanan.  Proses  pencoklatan  tersebut  menyebabkan
penampakan  warna  tepung  menjadi  tidak  cerah.  Panelis  tidak  menyukai warna tepung kentang karena mulai dianggap tidak cerah lagi.
7.2 Konsistensi
Konsistensi  tepung  dapat  mempengaruhi  penerimaan  konsumen. Konsistensi  merupakan  salah  satu  atribut  khas  produk  tepung.  Apabila
konsistensi  tepung  berbeda  dari  yang  diharapkan  konsumen  maka  sering kali  diidentifikasikan  telah  terjadinya  penurunan  kualitas.  Tepung  kentang
mengalami  perubahan  selama  masa  penyimpanan  sehingga  menimbulkan perubahan pada konsistensi tepung yang ada.
42
60
Konsistensi  tepung  kentang  selama  penyimpanan  mengalami perubahan akibat perubahan kadar air tepung kentang selama penyimpanan.
Perubahan  kadar  air  tepung  kentang  dipengaruhi  oleh  suhu  penyimpanan dan  kemasan  yang  digunakan.  Makin  tinggi  permeabilitas  suatu  bahan
kemasan maka makin tinggi jumlah uap air yang dapat bertransmisi melalui kemasan tersebut Thompson 1998.
Berdasakan  hasil  uji  organoleptik  tepung  kentang  pada  kemasan  dan suhu  penyimpanan  berbeda  didapat  bahwa  terjadi  penurunan  tingkat
kesukaan  dengan  semakin  lamanya  penyimpanan.  Nilai  4  menunjukkan tingkat  kesukaan  tinggi  sedangkan  angka  2  menunjukkan  tingkat  kesukaan
yang rendah atau dikategorikan dalam skala tidak suka. Penurunan kesukaan pada tepung kentang yang disimpan pada suhu 20
o
C dan 30
o
C lebih rendah dibandingkan  pada  penyimpanan  suhu  40
o
C  Tabel  9.  Pada  penyimpanan minggu  kesepuluh  didapat  penolakan  pada  tepung  kentang  yang  disimpan
pada suhu 40
o
C. Hal ini terlihat dari hasil mean pada tabel 9 berikut ini. Tabel 9. Nilai  mean  dan  SD    uji  hedonik  terhadap  konsistensi  tepung
kentang minggu
ke parameter
PP 20
o
C PP
30
o
C PP
40
o
C LDPE
20
o
C LDPE
30
o
C LDPE
40
o
C 2
Mean 3,87  3,77
3,33 3,97
3,30 3,17
SD 0,68  0,43
0,48 0,41
0,47 0,38
4 Mean
3,87  3,77 3,37
3,97 3,50
3,10 SD
0,68  0,43 0,49
0,41 0,51
0,31 6
Mean 3,70  3,60
3,33 3,90
3,00 3,00
SD 0,60  0,48
0,50 0,37
0,00 0,00
8 Mean
3,17  3,50 3,37
3,43 3,00
3,10 SD
0,46  0,51 0,49
0,50 0,00
0,31 10
Mean 3,13  3,50
3,23 3,43
3,00 2,77
SD 0,35  0,51
0,50 0,50
0,00 0,43
12 Mean
3,03  3,17 2,67
3,07 3,00
2,50 SD
0,18  0,38 0,48
0,25 0,00
0,51
43
61
7.3 Penerimaan Umum