39
D. Metode Analisis
1. Warna Menggunakan Metode Hunter Hutching 1999
Pengukuran warna tepung dilakukan dengan chromameter Minolta Model CR-200. Pengukuran warna pada setiap perlakuan dilakukan sebanyak tiga
kali dengan parameter warna L, a, b. sebelum dilakukan pengukuran, peralatan dikalibrasi dengan menggunakan standar warna putih berupa plat
standar. Nilai L, a, b, digunakan untuk memperoleh indeks keputihan tepung whiteness index-WI Bolin dan Huxsoll, 1991
WI = 100 – 100-L
2
+ a
2
+ b
2 12
2. Kadar Air dan Kadar Bahan Kering AOAC 1995
Pengukuran kadar air dilakukan dengan menggunakan metode oven. Langkah awal pengukuran kadar air dengan mengeringkan cawan alumunium
pada suhu 100 C selama 15 menit, kemudian dikeringkan di dalam desikator
selama 10 menit. Cawan alumunium kemudian ditimbang dengan menggunakan neraca analitik. Sebanyak 2-10 gram sampel ditimbang dalam
cawan alumunium yang telah diketahui bobot kosongnya. Kemudian dikeringkan dalam desikator dan ditimbang sampai diperoleh bobot konstan.
Kadar air berat basah bb = W-W1-W2 x 100 W
Kadar air berat kering bk = W-W1-W2 x 100 W1-W2
Kadar bahan kering = 100 - kadar air
Keterangan: wb = kadar air per bobot basah db
= kadar air per bobot kering W
= bobot contoh sebelum dikeringkan g W1 = bobot contoh + cawan kering kosong g
W2 = bobot cawan kosong g
22
40
3. Pengukuran aktivitas polifenol oksidase PPO Park 2004
Sebanyak 12,5 gram sampel dihomogenisasi dalam 62,5 ml buffer fosfat 50 mM pada pH 6,6 selama 3 menit. Homogenat disentrifuse pada
kecepatan 2500 rpm selama 20 menit, dan supernatan digunakan untuk assay enzim polifenol oksidase PPO. Seluruh tahapan dilakukan dalam
suhu rendah. Kemudian sebanyak 0,1 ml supernatan diambil dan ditambahkan dengan 0,9 ml buffer fosfat lalu diinkubasi selama 5 menit
pada suhu ruang 25
o
C, sebagai substrat ditambahkan 1 ml pirogalol 0,2 M. Aktivitas enzim ditunjukkan sebagai laju perubahan OD Optical Density
pada panjang gelombang 420 nmml ekstrak.
4. Pengukuran Indeks Pencoklatan