Aktivitas Polifenol Oksidase PPO

54 interaksi suhu penyimpanan dan kemasan berpengaruh pada indeks pencoklatan. Suhu penyimpanan rendah dan kemasan yang memiliki nilai permeabilitas uap air rendah menghambat laju reaksi pencoklatan. Sedangkan suhu penyimpanan tinggi dan permeabilitas kemasan yang besar mempercepat reaksi pencoklatan. Nilai indeks pencoklatan terendah pada minggu ke-12 pada penyimpanan suhu 20 o C dengan kemasan PP yaitu sebesar 0.022. Nilai indeks pencoklatan tertinggi terdapat pada tepung kentang yang disimpan pada suhu penyimpanan 40 o C baik pada kemasan PP maupun kemasan LDPE. Hal ini menujukkan bahwa indeks pencoklatan tepung kentang dipengaruhi oleh suhu ruang penyimpanan. Selain itu kemampuan kemasan dalam mentransmisikan O 2 dan uap air juga berpengaruh pada indeks pencoklatan tepung kentang. Tepung kentang pada kemasan LDPE memiliki indeks pencoklatan lebih besar dibandingkan dengan kemasan PP. Nilai indeks pencoklatan pada akhir masa penyimpanan pada suhu 30 o C untuk kemasan PP sebesar 0.064 sedangkan pada kemasan LDPE sebesar 0.066. Nilai indeks pecoklatan tepung kentang pada kemasan LDPE yang disimpan pada suhu 40 o C sebesar 0.180 sedangkan pada kemasan PP sebesar 0.081.

5. Aktivitas Polifenol Oksidase PPO

Perubahan warna tepung kentang dipengaruhi oleh reaksi pencoklatan yang terjadi selama penyimpanan. Salah satu reaksi pencoklatan yang terjadi adalah pencoklatan enzimatis. Pencoklatan enzimatis dalam tepung kentang dilihat melalui aktivas PPO yang terjadi selama penyimpanan. Reaksi pencoklatan enzimatik terhadap senyawa fenolik tersebut banyak dikatalisis oleh enzim katekol oksigenase. Pada umumnya katekol oksigenase dapat mengkatalisis 2 tipe reaksi yakni hidroksilasi aktifitas kresolase dan dehidrogenasi aktifitas katekolase. Tipe reaksi pertama adalah hidroksilasi monofenol menjadi o-difenol. Sedangkan tipe kedua adalah oksidasi o-difenol menjadi kuinon. Kuinon berkontribusi terhadap timbulnya warna gelap, kuning, oranye dan coklat Francis 2000. 37 55 Proses pencoklatan enzimatis memerlukan enzim polifenol oksidase dan oksigen untuk berhubungan dengan substrat tersebut. Enzim-enzim yang dikenal yaitu fenol oksidase, polifenol oksidase, fenolase atau polifenolase, enzim-enzim ini bekerja secara spesifik untuk substrat tertentu Winarno 1997. Aktivitas polifenol kentang dipelajari dengan cara mengekstrak polifenol dari dalam bahan menggunakan buffer. Homogenate tersebut disentrifuse untuk diambil supernatannya Leeratanarak et al. 2005. Supernatan tersebut kemudian direaksikan dengan katekol sebagai substrat. Analisis enzim ini dilakukan pada suhu 4 o C karena enzim akan rusak sebelum dilakukan pengukuran aktivitas enzim dengan metode spektrofotometri Leeratanarak et al. 2005. Berdasarkan penelitian dapat dilihat bahwa dalam produk tepung kentang masih terdapat aktivitas polifenol oksidase yang menyebabkan pencoklatan. Akan tetapi, aktivitas polifenol oksidase pada kedua kemasan tidak menunjukkan tren yang stabil. Hal itu dapat disebabkan perubahan kovalen seperti deaminasi residu asparagin atau perubahan non kovalen seperti rearrangement rantai protein. Enzim akan mengalami denaturasi yang bersifat irreversible pada suhu yang melebihi tinggi. Hal ini terlihat pada Gambar 13 untuk tepung kemasan PP dan Gambar 14 untuk tepung kemasan LDPE. Gambar 13. Aktivitas PPO tepung kentang dalam kemasan PP pada beberapa suhu dan lama penyimpanan R² = 0,198 R² = 0,101 R² = 0,258 50 100 150 200 5 10 15 A k tiv it a s P P O unit g s a m pe l Waktu minggu kemas PP; suhu 20 kemas PP; suhu 30 kemas PP; suhu 40 38 56 Gambar 14. Aktivitas PPO tepung kentang dalam kemasan LDPE pada beberapa suhu dan lama penyimpanan Kehilangan aktifitas secara nyata merupakan hasil dari pengaruh suhu dan lama inkubasi. Inaktivasi akibat denaturasi panas ini memiliki efek terhadap produktifitas enzim Chaplin 2004. Pada Gambar 13 terlihat bahwa di suhu penyimpanan 20 o C dan 30 o C aktivitas PPO menurun dan meningkat kembali pada saat penyimpanan minggu kedelapan. Sedangkan pada suhu 40 o C relatif terus menurun. Pada Gambar 14 aktivitas PPO suhu penyimpanan 40 o C relatif terus menurun sedangkan pada suhu 30 o C di minggu keenam aktivitas PPO menurun dan kemudian meningkat lagi pada minggu kedelapan. Pada suhu 20 o C aktitas PPO meningkat hingga minggu kedelapan dan kemudian menurun pada minggu kesepuluh. Transmisi O 2 pada kemasan PP lebih kecil dibandingkan dengan kemasan LDPE. Pada proses browning enzimatis tersebut dibutuhkan ketersediaan oksigen sebagai akseptor hidrogen selama proses oksidasi. Rendahnya laju transmisi O 2 akan menghambat laju browning enzimatis karena terbatasnya oksigen yang diperlukan untuk oksidasi enzim pada substrat fenol. Hal tersebut menyebabkan aktivitas PPO tepung kentang pada kemasan PP relatif lebih kecil dibandingkan dengan tepung kentang pada kemasan LDPE. Aktivitas PPO yang tinggi akan menyebabkan pencoklatan lebih cepat terjadi pada tepung kentang. Sehingga tepung kentang memiliki warna yang gelap atau putih kecoklatan yang tidak diinginkan. R² = 0,446 R² = 0,000 R² = 0,978 20 40 60 80 100 120 140 160 180 5 10 15 A k ti v it a s P P O u n it g s a mp e l Waktu minggu kemas LDPE; suhu 20 kemas LDPE; suhu 30 kemas LDPE; suhu 40 39 57

6. Kadar Proksimat