Komunikasi DAMPAK SOSIO-EKOLOGI EKOWISATA

jarang terjadi. Walaupun demikian, wisatawan tetap memberikan kesan positif kepada masyarakat. Wisatawan menyapa dan menanyakan beberapa hal terkait dengan teh dan cara memetik teh. Masyarakat di Citalahab Central menerima kesan wisatawan yang datang ramah-ramah. Apabila terdapat wisatawan yang berasal dari luar negeri biasanya mengajarkan bahasa inggris meskipun hanya ungkapan sehari-hari. Selain itu, wisatawan sering mengobrol dengan masyarakat lokal dan menanyakan informasi mengenai kehidupan ataupun adat istiadat masyarakat lokal. Perbedaan yang terjadi yaitu pada Citalahab Central seluruh lapisan masyakat 100 persen mengemukakan adanya wisatawan memberikan kesan kepada masyarakat.

6.3 Komunikasi

Menurut Soekanto 1990 suatu interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi apabila tidak memenuhi dua syarat yaitu adanya kontak sosial dan adanya komunikasi. Komunikasi adalah seseorang memberikan tafsiran pada perilaku orang lain yang berwujud pembicaraan, gerak-gerak badaniah, atau sikap, perasaan-perasaan apa yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. Komunikasi pada penelitian ini meliputi komunikasi dengan keluarga, komunikasi dengan tetangga, komunikasi dengan pemerintahan desa, dan komunikasi dengan pihak taman nasional. Keterangan: n Citalahab Central = 30 individu n Citalahab Kampung = 30 individu Gambar 13. Persentase Komunikasi Responden dengan Keluarga di Citalahab Central dan Citalahab Kampung Tahun 2011 Berdasarkan Gambar 13 menerangkan bahwa penduduk Citalahab Central pada lapisan bawah dan lapisan menengah adanya ekowisata tidak mempengaruhi komunikasi dengan keluarga. Hal ini sama dengan penduduk di Citalahab Kampung. Penduduk pada lapisan bawah Citalahab Central sebanyak satu responden 7 persen, dan penduduk pada lapisan atas sebesar dua responden 18 persen mengemukakan adanya ekowisata mempengaruhi komunikasi dengan keluarga. Responden pada lapisan atas ada yang bekerja sebagai karyawan TNGHS jika ada pengunjung atau wisatawan maka akan menghabiskan waktu yang lebih lama di stasiun penelitian Cikaniki yang jaraknya satu jam dari Citalahab Central sehingga jarang berkomunikasi dengan keluarga. Selain itu, responden yang bekerja sebagai pemandu untuk orang korea yang sedang meneliti hewan di hutan jarang bertemu dan berkomunikasi dengan keluarga. Ekowisata mengakibatkan penurunan komunikasi dengan keluarga. Penurunan komunikasi dengan keluarga terlihat dari intensitas komunikasi yang berkurang akibat kesibukan reponden pada pekerjaannya. Awalnya penduduk akan bertemu keluarga pada pagi sebelum berangkat bekerja dan pada siang hari pukul 14.00 WIB hingga malam. Saat ini, penduduk bertemu dengan keluarga pada pagi hari sebelum bekerja itupun hanya sebentar dan pada malam hari. Apabila penduduk tetap bekerja pada hari sabtu dan minggu di jasa ekowisata, maka responden jarang bertemu dengan keluarga. Apabila keluarga sudah berkumpul maka topik pembicaraan mengenai keluarga, tetangga, kondisi di lingungan kampung, dan perbincangan tentang ekowisata. Penduduk bertemu dengan keluarga yang berada di luar desa hanya pada hari libur saja. Adanya ekowisata tidak terlalu mempengaruhi komunikasi keluarga untuk beberapa responden seperti mayoritas lapisan atas, menengah, dan bawah karena dirasa tidak ada perubahan yang terjadi meskipun mereka menjadi pemandu. Penduduk tetap bertemu dan berkomunikasi dengan keluarga karena aktivitas di bidang ekowisata hanya sampai sore hari. Namun, ada penduduk yang mengalami penurunan komunikasi dengan keluarga. Keterangan: n Citalahab Central = 30 individu n Citalahab Kampung = 30 individu Gambar 14. Persentase Komunikasi Responden dengan Tetangga di Citalahab Central dan Citalahab Kampung Tahun 2011 Gambar 14 mengemukakan bahwa persentase terbesar penduduk pada semua lapisan di kedua kampung yaitu adanya ekowisata tidak mempengaruhi komunikasi dengan tetangga. Namun, pada lapisan bawah penduduk Citalahab Central sebanyak dua responden 13 persen, dan pada lapisan atas sebanyak tiga reponden 27 persen mengemukakan adanya ekowisata mempengaruhi komunikasi dengan tetangga. Pak SYN selaku ketua KSM mengaku bahwa adanya ekowisata menyebabkan komunikasi dengan tetangga meningkat karena sering berkeliling untuk membicarakan penginapan dengan masyarakat yang lain. Bagi Pak SYN dengan adanya ekowisata maka berpengaruh positif terhadap komunikasi dengan tetangga karena sering berkeliling untuk membicarakan wisatawan, kegiatan kerjasama, dan keadaan penduduk Citalahab Central. Ekowisata berpengaruh negatif terhadap komunikasi karena penduduk jarang berkomunikasi antar tetangga. Penduduk mengemukakan adanya ekowisata mengakibatkan penduduk memiliki kesibukannya masing-masing sehingga komunikasi dengan tetangga mennurun karena jarang bertemu dan berkomunikasi. Masyarakat berkomunikasi apabila di tempat kerja, ketika pulang kerja, ataupun jika berpapasan dengan tetangga lainnya di jalan. “Saat ini jarang bertemu tetangga jika tidak di tempat kerja atau ketika berangkat ke kebun bersama-sama sering mengobrol. Jika bertemu di jalan maka saling menanyakan kabar. Apabila ada keperluan dengan tetangga langsung saja datang ke rumah penduduk tersebut ”. Ibu WCH, 30 tahun, Warga Citalahab Central Komunikasi penduduk dengan pemerintahan desa tergolong tidak berubah setelah adanya ekowisata. Lokasi kantor pemerintahan desa cukup jauh dengan kedua kampung. Jarak kantor dengan Citalahab Central dengan menggunakan sepeda motor memerlukan waktu sekitar 120 menit. Jarak kantor dengan Citalahab Kampung menggunakan sepeda motor memerlukan waktu 160 menit. Jarak yang jauh membuat masyarakat jarang ke kantor desa jika tidak ada keperluan yang penting. Walaupun adanya ekowisata komunikasi tidak berubah. Tabel 15. Jumlah dan Persentase Komunikasi Penduduk dengan Pemerintah Desa di Citalahab Central dan Citalahab Kampung Tahun 2011. Nama Kampung Status Golongan Komunikasi dengan Pemerintah Desa Jumlah Tidak Mempengaruhi Komunikasi dengan Pemerintah Desa Mempengaruhi Komunikasi dengan Pemerintah Desa Citalahab Central Bawah 15100 00 15100 Menengah 4100 00 4100 Atas 10 91 1 9 11100 Citalahab Kampung Bawah 11100 00 11100 Menengah 10100 00 10100 Atas 9100 00 9100 Sumber: Diolah dari Data Primer Berdasarkan Tabel 15, terlihat bahwa pada seluruh lapisan di kedua kampung adanya ekowisata tidak mempengaruhi komunikasi dengan aparat pemerintah desa. Namun, pada lapisan atas Citalahab Central sebanyak satu responden 9 persen mengatakan adanya ekowisata mempengaruhi komunikasi dengan pemerintah desa. Hal ini karena responden tersebut merupakan ketua KSM sekaligus ketua RT sehingga sering melakukan komunikasi dengan pemerintahan desa terkait dengan wisatawan ataupun penduduk Citalahab Central. Ekowisata mempengaruhi komunikasi penduduk lapisan atas dengan pemerintah desa terkait dengan persoalan wisatawanekowisata. Pak SYN selaku ketua KSM seringkali diundang untuk membicarakan keberlanjutan ekowisata dan persoalan yang dihadapi. Jarak Taman Nasional dengan Citalahab Central menggunakan sepeda motor memerlukan waktu tempuh selama 120 menit melalui jalan yang berbatu. Karyawan yang berada di stasiun penelitian Cikaniki sebanyak empat orang, tiga orang menikah dengan penduduk setempat yaitu Citalahab Central dan satu orang lainnya merupakan warga Cianjur yang berada di Cikaniki selama enam sampai empat belas hari kemudian bergantian dengan karyawan yang lain. Karyawan ini memiliki tugasnya masing-masing, ada yang membantu penelitian mahasiswa Indonesia, ada yang membantu peneliti luar negeri, ada yang mengamati hewan dan tumbuhan, dan pergi ke hutan. Keterangan: n Citalahab Central = 30 individu n Citalahab Kampung = 30 individu Gambar 15. Persentase Komunikasi Responden dengan Pihak TNGHS di Citalahab Central dan Citalahab Kampung Tahun 2011 Gambar 15 menunjukkan penduduk pada lapisan bawah Citalahab Central sebanyak sembilan responden 60 persen, penduduk pada lapisan menengah sebanyak satu responden 25 persen, dan lapisan atas sebanyak lima responden 45 persen mengemukakan adanya ekowisata tidak mempengaruhi komunikasi dengan pihak TNGHS. Penduduk pada lapisan bawah Citalahab Central sebanyak enam responden 40 persen, penduduk pada lapisan menengah sebanyak tiga responden 75 persen, dan sebanyak enam responden 55 persen mengemukakan adanya ekowisata mempengaruhi komunikasi dengan pihak TNGHS. Hal ini juga terjadi pada penduduk Citalahab Kampung yang menyatakan adanya ekowisata mempengaruhi komunikasi dengan pihak TNGHS. Adanya ekowisata mengakibatkan penduduk di lapisan bawah dan lapisan atas berkomunikasi dengan pihak TNGHS. Penduduk lapisan atas berkomunikasi terkait dengan wisatawan seperti laporan kepada karyawan TNGHS mengenai jumlah wisatawan yang datang, tujuan kedatangan, dan tiket yang harus dibayar oleh wisatawan ketika memasuki kawasan TNGHS. Penduduk juga bekerjasama dengan karyawan TNGHS dalam hal menjaga lingkungan tetap bersih, tidak menebang pohon, dan membuang sampah pada tempatnya. Kerjasama ini juga dilakukan bersama-sama wisatawan yang terlebih dahulu mengetahui aturan di Citalahab Central dan TNGHS. Selain itu, lapisan atas juga melakukan kerjasama untuk mempromosikan Citalahab Central kepada wisatawan yang datang ke stasiun cikaniki. Adanya penduduk yang jarang berkomunikasi karena sibuk bekerja dan hanya sesekali bertemu dengan karyawan taman nasional. Karyawan yang datang ke Citalahab Kampung untuk berkunjung atau ada keperluan terkait dengan hutan dan lingkungan berkomunikasi dengan ketua RT. Tingkat komunikasi pada kedua kampung tergolong rendah sebagaimana pada lampiran 19. Berdasarkan uji statistik chi-square sebagaimana pada lampiran 17 diperoleh Chi-Square sebesar 91.900, DF sebesar dua, dan P-Value sebesar 0.000. Uji statistik P-Value sebesar 0.000 10 persen artinya terdapat beda nyata tingkat komunikasi di kedua kampung sebagai akibat adanya ekowisata. Tingkat komunikasi kedua kampung terdapat perbedaan, pada Citalahab Central terdapat perubahan komunikasi setelah adanya ekowisata. Komunikasi ini meliputi komunikasi keluarga, komunikasi aparat desa, komunikasi dengan tetangga, dan komunikasi dengan karyawan TNGHS. Terdapat peningkatan serta penurunan komunikasi pada penduduk Citalahab Central akibat adanya ekowisata. Perubahan komunikasi yang terjadi di Citalahab Kampung tergolong rendah. Hal ini karena komunikasi yang terjadi di Citalahab Kampung tidak terdapat perubahan. Adanya ekowisata tidak berpengaruh kepada komunikasi penduduk Citalahab Kampung karena tidak terdapat aktivitas ekowisata di kampung ini. Aktivitas yang dimaksud adalah wisatawan yang datang membuka kesempatan kerja sehingga penduduk bekerja di sektor ekowisata dan terjadi perubahan komunikasi. Komunikasi yang terjadi seperti biasanya jika bertemu di jalan atau di tempat kerja biasnya saling menyapa dan mengobrol. Hal ini terlihat pada gambar 13, 14, 15, dan tabel 15. Terjadinya penurunan tingkat komunikasi dikarenakan adanya penurunan intensitas komunikasi.

6.4 Status Pemukiman

Dokumen yang terkait

Keragaman Serangga dan Peranannya pada Daerah Persawahan di Taman Nasional Gunung Halimun, Desa Malasari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

0 6 72

Rancangan Jalan Obyek Wisata dan Rekreasi Alam Daerah Cikaniki dan Citalahab di Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun

0 8 84

Implikasi Perubahan Struktur Agraria Terhadap Potensi Konflik Agraria (Studi Kasus Perluasan Taman Nasional Gunung Halimun-Salak di Kampung Parigi, Desa Cisarua, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat).

0 10 291

Perencanaan Jalur Interpretasi Desa Malasari Taman Nasional Gunung Halimun Salak

0 13 32

Implementasi manajemen kolaboratif dalam pengelolaan ekowisata berbasis masyarakat: studi kasus kampung citalahab Sentral-Cikaniki, Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat

4 28 83

Pengembangan Wisata Berbasis Masyarakat (Community Based Tourism/ CBT) di Desa Malasari, Taman Nasional Gunung Halimun Salak

0 3 13

Dampak aktivitas pertambangan bahan galian golongan c terhadap kondisi kehidupan masyarakat desa (analisis sosio-ekonomi dan sosio-ekologi masyarakat Desa Cipinang, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

2 14 120

Analisis Stakeholders dan Ekonomi Pusat Konservasi Keanekaragaman Hayati (PKKH) Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) (Studi Kasus: Desa Puraseda dan Malasari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

0 28 109

Dampak Penetapan Taman Nasional Gunung Halimun Salak terhadap Masyarakat Kasepuhan Cipta Mulya

0 8 100

Wisata alam taman nasional gunung halimun salak: solusi kepentingan ekologi dan ekonomi

0 4 10