Nilai Interaksi Sosial Tinjauan Pustaka .1 Taman Nasional

Pedersen 1991 sebagaimana di kutip oleh Ross dan Wall 1999 menyatakan bahwa ekowisata memberikan sebuah pengalaman yang menyenangkan di alam, Fungsi dasar ekowisata adalah perlindungan terhadap daerah alami, menghasilkan pendapatan, pendidikan dan partisipasi lokal, dan peningkatan kapasitas. Selain manfaat ekonomi, pariwisata juga dapat berkontribusi terhadap peningkatan apresiasi antarbudaya dan pemahaman baik bagi masyarakat tuan rumah dan wisatawan. Brandon 1996 sebagaimana dikutip oleh Ross dan Wall 1999 mengemukakan pariwisata dapat menanamkan rasa kebanggaan untuk desa lokal dan dapat mempromosikan atau memperkuat warisan budaya.

2.1.4 Nilai

Menurut Abdulsyani 1994 sebagaimana dikutip oleh Tafalas 2010 mengemukakan nilai sosial adalah nilai yang dianut oleh suatu masyarakat, mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk oleh masyarakat. Nilai dapat dikatakan sebagai ukuran sikap dan perasaan seseorang atau kelompok yang berhubungan dengan keadaan baik buruk, benar salah, atau suka tidak suka terhadap suatu obyek baik material maupun non material. Sebagai contoh orang menolong itu baik, sedangkan mencuri bernilai buruk. Dalam kehidupan masyarakat apabila terdapat orang yang menolong orang lain maka akan dinilai bahwa orang tersebut merupakan orang baik. Sebaliknya, apabila seseorang melakukan perbuatan yang salah atau buruk seperti mencuri dan merampok maka akan dinilai sebagai orang yang buruk. Penilaian seseorang terkadang merupakan hal penting yang diperhatikan oleh masyarakat.

2.1.5 Interaksi Sosial

Soekanto 1990 mengemukakan bahwa interaksi sosial adalah hubungan- hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan-hubungan orang- orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia. Suatu interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi apabila tidak memenuhi dua syarat yaitu adanya kontak sosial dan adanya komunikasi. Kata kontak berasal dari bahasa latin con atau cum yang artinya bersama-sama dan tango yang artinya menyentuh, jadi artinya secara harafiah adalah bersama-sama menyentuh. Secara fisik kontak baru terjadi apabila terjadi hubungan badaniah, sebagai gejala sosial itu tidak perlu berarti suatu hubungan badaniah, oleh karena orang dapat mengadakan hubungan dengan pihak lain tanpa menyentuhnya. Komunikasi adalah seseorang memberikan tafsiran pada perilaku orang lain yang berwujud pembicaraan, gerak-gerak badaniah atau sikap, perasaan-perasaan apa yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. Menurut Soekanto 1990 proses sosial yang mendekatkan atau mempersatukan dapat diperinci sebagai berikut: 1. Kerjasama berarti bekerja bersama dalam rangka mencapai sesuatu tujuan bersama. Istilah kerjasama disini adalah padanan kata cooperation co: bersama; operate: bekerja. 2. Akomodasi dipergunakan dalam dua arti yaitu menunjuk pada suatu keadaan dan untuk menunjuk pada suatu proses. Akomodasi menunjuk pada sutu keadaan, berarti adanya suatu keseimbangan equilibrium dalam interaksi antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia dalam kaitannya dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku di dalam masyarakat. Sebagai suatu proses, akomodasi menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan yaitu usaha-usaha untuk mencapai kestabilan. 3. Asimilasi merupakan proses-proses sosial dalam taraf lanjut. Hal ini ditandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orang perorangan atau kelompok-kelompok manusia dan juga meliputi usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan tindakan, sikap, dan proses-proses mental dengan memperhatikan kepentingan-kepentingan dan tujuan-tujuan bersama. Menurut Soekanto 1990 proses sosial yang menjauhkanmempertentangkan disosiatif dapat diperinci sebagai berikut: 1. Persaingan competition adalah proses sosial dimana individu atau kelompok- kelompok manusia yang bersaing, mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian umum dengan cara menarik perhatian publik atau dengan mempertajam prasangka yang telah ada, tanpa mempergunakaan ancaman atau kekerasan. 2. Kontravensi merupakan bentuk antara persaingan dan konflik. Kontravensi terdapat tiga tipe umum yaitu kontravensi generasi masyarakat, kontravensi seks, dan kontravensi parlementer. 3. Pertentangan pertikaian atau conflict adalah proses sosial dimana individu atau kelompok berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan yang disertai dengan ancaman danatau kekerasan.

2.2 Kerangka Pemikiran

Adanya sumberdaya alam di suatu daerah menimbulkan keterlibatan stakeholders diantarannya, pemerintah pihak TNGHS, swasta, dan masyarakat lokal. Tingginya keterlibatan stakeholders memiliki hubungan dengan tingginya tingkat perkembangan ekowisata. Perkembangan ekowisata ini dilihat dari jumlah wisatawan yang datang. Jumlah wisatawan mengakibatkan dampak ekonomi yaitu tingkat pendapatan masyarakat lokal, dampak sosial yaitu tingkat kerjasama antar penduduk lokal, tingkat konflik antar penduduk lokal, dan dampak ekologi yaitu tigkat keterlibatan penduduk dalam konservasi sumberdaya alam lokal dan status pemukiman penduduk. Antara jumlah wisatawan dengan dampak ekonomi, sosial, dan ekologi terdapat variabel antara yaitu tingkat kesempatan kerja dan jumlah jam kerja di bidang ekowisata. Jumlah wisatawan juga mengakibatkan dampak sosial yaitu tingkat penilaian tentang gaya hidup dengan variabel antara yaitu tingkat komunikasi dan pandangan penduduk terhadap wisatawan Gambar 1.

Dokumen yang terkait

Keragaman Serangga dan Peranannya pada Daerah Persawahan di Taman Nasional Gunung Halimun, Desa Malasari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

0 6 72

Rancangan Jalan Obyek Wisata dan Rekreasi Alam Daerah Cikaniki dan Citalahab di Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun

0 8 84

Implikasi Perubahan Struktur Agraria Terhadap Potensi Konflik Agraria (Studi Kasus Perluasan Taman Nasional Gunung Halimun-Salak di Kampung Parigi, Desa Cisarua, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat).

0 10 291

Perencanaan Jalur Interpretasi Desa Malasari Taman Nasional Gunung Halimun Salak

0 13 32

Implementasi manajemen kolaboratif dalam pengelolaan ekowisata berbasis masyarakat: studi kasus kampung citalahab Sentral-Cikaniki, Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat

4 28 83

Pengembangan Wisata Berbasis Masyarakat (Community Based Tourism/ CBT) di Desa Malasari, Taman Nasional Gunung Halimun Salak

0 3 13

Dampak aktivitas pertambangan bahan galian golongan c terhadap kondisi kehidupan masyarakat desa (analisis sosio-ekonomi dan sosio-ekologi masyarakat Desa Cipinang, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

2 14 120

Analisis Stakeholders dan Ekonomi Pusat Konservasi Keanekaragaman Hayati (PKKH) Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) (Studi Kasus: Desa Puraseda dan Malasari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

0 28 109

Dampak Penetapan Taman Nasional Gunung Halimun Salak terhadap Masyarakat Kasepuhan Cipta Mulya

0 8 100

Wisata alam taman nasional gunung halimun salak: solusi kepentingan ekologi dan ekonomi

0 4 10