Pengantar Pandangan Penduduk Terhadap Wisatawan

BAB VI DAMPAK SOSIO-EKOLOGI EKOWISATA

6.1 Pengantar

Desa Malasari terletak di daerah pegunungan dan memiliki sumberdaya alam yang melimpah. Sumberdaya yang ada dimanfaatkan oleh berbagai pihak diantarannya perkebunan, galian tambang, dan taman nasional. Hal ini memberikan keuntungan kepada pihak yang terlibat termasuk masyarakat. Adanya ekowisata Taman Nasional Gunung Halimun-Salak memberikan dampak pada masyarakat sekitar. Dampak yang diterima oleh masyarakat diantaranya dampak ekologi. Bab V akan membahas mengenai dampak sosio-ekologi yang diterima oleh penduduk lokal sebagai akibat adanya ekowisata. Dampak sosio-ekologi meliputi pandangan penduduk terhadap wisatawan, komunikasi penduduk, status pemukiman penduduk, keterlibatan masyarakat dalam konservasi sumberdaya alam, dan penilaian tentang gaya hidup. Komunikasi penduduk meliputi komunikasi dengan keluarga, tetangga, aparat pemerintah desa, dan komunikasi dengan pihak taman nasional. Status pemukiman dalam penelitian ini meliputi kebisingan, sampah, kualitas air, dan kualitas udara. Keterlibatan penduduk dalam konservasi sumberdaya merupakan aktivitas yang dilakukan untuk menjaga lingkungan. Penilaian tentang gaya hidup antara kedua kampung berbeda. Hal ini karena penduduk Citalahab Central yang lebih sering bertemu dan berkomunikasi dengan wisatawan dan melihat kehidupan wisatawan. Penduduk di Citalahab Kampung bertemu wisatawan saat bekerja di kebun teh atau berpapasan di jalan sehingga tidak mengenal wisatawan secara dalam.

6.2 Pandangan Penduduk Terhadap Wisatawan

Adanya wisatawan yang datang untuk menikmati keindahan alam dan mengetahui kebudayaan masyarakat lokal memberikan pandangan kepada masyarakat. Pandangan dalam penelitian ini adalah sejauhmana masyarakat memiliki pandangan atau kesan terhadap wisatawan. Pandangan masyarakat terkait dengan kesan wisatawan terhadap masyarakat. Keterangan: n Citalahab Central = 30 individu n Citalahab Kampung = 30 individu Gambar 12. Persentase Pandangan Penduduk terhadap Wisatawan di Citalahab Central dan Citalahab Kampung Tahun 2011 Berdasarkan uji statitik chi square sebagaimana pada lampiran 6 diperoleh Chi-Square hitung sebesar 32.267, DF sebesar satu, dan P-Value sebesar 0.000. Uji statistik P-Value sebesar 0.000 10 persen artinya terdapat beda nyata pandangan penduduk terhadap wisatawan di kedua kampung sebagai akibat adanya ekowisata. Gambar 12 terlihat bahwa pada semua lapisan kedua kampung adanya wisatawan atau pengunjung memberikan kesan pada masyarakat. Kesan yang diperoleh berupa kesan positif dengan wisatawan. Penduduk beranggapan bahwa wisatawan yang datang ramah-ramah, mengetahui aturan yang berlaku di Citalahab Central secara jelas, dan memiliki rasa keingintahuan yang besar. Wisatawan menyapa penduduk jika berpapasan di jalan dan bertanya tentang kebun teh, hutan, ataupun kehidupan masyarakat Citalahab Central. Lapisan bawah Citalahab Kampung sebanyak lima responden 45 persen, sebanyak satu responden 10 persen pada lapisan menengah, dan sebanyak dua responden 22 persen pada lapisan atas mengemukakan wisatawan tidak memberikan kesan kepada masyarakat. Penduduk lapisan bawah sebanyak enam responden 55 persen, penduduk lapisan menengah sebanyak sembilan responden 90 persen, dan sebanyak tujuh responden 78 persen mengemukakan wisatawan memberikan kesan kepada masyarakat. Kesan yang diterima penduduk Citalahab berupa kesan positif yaitu wisatawan yang berpapasan di jalan seringkali menyapa penduduk dan bertanya tentang teh. Masyarakat Citalahab Kampung hanya bertemu dengan wisatawan di jalan ketika mereka bekerja ataupun di kebun teh tempat mereka bekerja namun hal ini jarang terjadi. Walaupun demikian, wisatawan tetap memberikan kesan positif kepada masyarakat. Wisatawan menyapa dan menanyakan beberapa hal terkait dengan teh dan cara memetik teh. Masyarakat di Citalahab Central menerima kesan wisatawan yang datang ramah-ramah. Apabila terdapat wisatawan yang berasal dari luar negeri biasanya mengajarkan bahasa inggris meskipun hanya ungkapan sehari-hari. Selain itu, wisatawan sering mengobrol dengan masyarakat lokal dan menanyakan informasi mengenai kehidupan ataupun adat istiadat masyarakat lokal. Perbedaan yang terjadi yaitu pada Citalahab Central seluruh lapisan masyakat 100 persen mengemukakan adanya wisatawan memberikan kesan kepada masyarakat.

6.3 Komunikasi

Dokumen yang terkait

Keragaman Serangga dan Peranannya pada Daerah Persawahan di Taman Nasional Gunung Halimun, Desa Malasari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

0 6 72

Rancangan Jalan Obyek Wisata dan Rekreasi Alam Daerah Cikaniki dan Citalahab di Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun

0 8 84

Implikasi Perubahan Struktur Agraria Terhadap Potensi Konflik Agraria (Studi Kasus Perluasan Taman Nasional Gunung Halimun-Salak di Kampung Parigi, Desa Cisarua, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat).

0 10 291

Perencanaan Jalur Interpretasi Desa Malasari Taman Nasional Gunung Halimun Salak

0 13 32

Implementasi manajemen kolaboratif dalam pengelolaan ekowisata berbasis masyarakat: studi kasus kampung citalahab Sentral-Cikaniki, Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat

4 28 83

Pengembangan Wisata Berbasis Masyarakat (Community Based Tourism/ CBT) di Desa Malasari, Taman Nasional Gunung Halimun Salak

0 3 13

Dampak aktivitas pertambangan bahan galian golongan c terhadap kondisi kehidupan masyarakat desa (analisis sosio-ekonomi dan sosio-ekologi masyarakat Desa Cipinang, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

2 14 120

Analisis Stakeholders dan Ekonomi Pusat Konservasi Keanekaragaman Hayati (PKKH) Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) (Studi Kasus: Desa Puraseda dan Malasari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

0 28 109

Dampak Penetapan Taman Nasional Gunung Halimun Salak terhadap Masyarakat Kasepuhan Cipta Mulya

0 8 100

Wisata alam taman nasional gunung halimun salak: solusi kepentingan ekologi dan ekonomi

0 4 10