Box 1 menerangkan tentang kedatangan wisatawan ke Citalahab Central dan terbukanya kesempatan kerja untuk penduduk lokal. Terbukanya kesempatan
kerja di bidang ekowisata mengakibatkan terjadinya penambahan penghasilan penduduk. Adanya ekowista menambah penghasilan untuk kebutuhan sehari-hari,
sekolah anak, dan membeli kebutuhan lainnya misalnya pakaian.Dampak di Citalahab Kampung tidak terlihat pada bidang ekonomi. Wisatawan tidak datang
ke Citalahab Kampung, penduduk hanya bertemu di sekitar kebun teh. Adapun wisatawan yang datang ke Citalahab Kampung hanya untuk menanyakan arah.
Secara ekonomi Citalahab Central jauh lebih baik dibandingkan dengan Citalahab Kampung. Terbukanya kesempatan kerja sehingga menambah
penghasilan hanya terjadi di Citalahab Central. Dampak positif ekowisata yaitu peningkatan gotong royong meskipun tidak rutin dilakukan. Kesibukan penduduk
di bidang ekowisata terkadang mengakibatkan penduduk tidak mengikuti kegiatan gotong royong dan jarang berkomunikasi dengan tetangga. Adanya pekerjaan di
ekowisata mengakibatkan terjadinya konflik karena pembagian wisatawan yang tidak merata dan ketidakhadiran pada kegiatan kerjasama atau gotong royong.
5.5 Jam Kerja pada Bidang Ekowisata
Mayoritas penduduk Citalahab Kampung bekerja di sektor pertanian. Total waktu rata-rata yang digunakan untuk aktivitas kerja adalah 7,53 jam per hari
dihitung berdasarkan rata-rata jam kerja responden. Apabila mereka bekerja selama seminggu, maka keseluruhan waktu yang digunakan untuk bekerja adalah
46 jam seminggu. Penduduk di Citalahab Kampung tidak terdapat alokasi waktu untuk bidang ekowisata karena penduduknya tidak bekerja di bidang ekowisata.
Sementara pada Citalahab Central yang mayoritas penduduknya bekerja di sektor pertanian dan non pertanian, total waktu rata-rata untuk aktivitas kerja adalah 8,43
jam per hari. Apabila penduduk bekerja selama seminggu, maka total waktu rata- rata untuk bekerja adalah 56 jam seminggu.
Penduduk pada Citalahab Central memiliki total waktu rata-rata bekerja pada bidang ekowisata adalah 14,67 jam seminggu. Hal ini karena penduduk lokal
bekerja pada hari sabtu dan minggu. Penduduk yang bekerja sebagai pemetik teh dalam seminggu hanya bekerja selama enam hari dan pada hari minggu mereka
libur bekerja. Pemetik teh berangkat pukul 07.00 pagi sampai dengan pukul 14.00 siang. Sedangkan penduduk yang bekerja sebagai petani biasanya berangkat dari
pukul 07.00 sampai pukul 14.00 siang bahkan ada yang sampai sore atau setelah pulang dari kebun teh kemudian melanjutkan ke sawah. Hal ini karena ada
pekerjaan yang cukup banyak di sawah misalnya pada pagi hari mereka memberi pupuk dan siang hari mereka melihat kebun sayur mereka. Jika buruh pemetik teh
bekerja selama enam hari, maka petani bekerja setiap hari dari hari senin sampai hari minggu tanpa henti. Petani tidak pergi ke sawah apabila mereka sedang sakit
atau sedang tidak ada kepentingan di sawah. Walaupun penduduk di kedua kampung merupakan pekerja keras, namun
pada penelitian ini alokasi waktu penduduk pada kegiatan ekonomi diukur berdasarkan dua indikator yaitu perubahan alokasi waktu setelah adanya
ekowisata dan ekowisata menyebabkan kesibukan bertambah .
Tabel 7. Indikator Jam Kerja Penduduk pada Bidang Ekowisata di Citalahab Central dan Citalahab Kampung Tahun 2011.
Nama Kampung
Indikator Jam Kerja Penduduk pada
bidang ekowisata Kategori Lapisan
Jumlah Responden Jumlah
Tidak Ya
Citalahab Central
Ada Perubahan alokasi waktu
setelah adanya ekowisata
Lapisan Bawah 960
640 15100
Lapisan Menengah
250 250
4100 Lapisan Atas
436 764
11100 Adanya ekowisata
menyebabkan kesibukan
bertambah Lapisan Bawah
1067 5 33
15100 Lapisan
Menengah 375
125 4100
Lapisan Atas 545
655 11100
Ada Perubahan alokasi waktu
setelah adanya ekowisata
Lapisan Bawah 11100
00 11100
Citalahab Kampung
Lapisan Menengah
10100 00
10100 Lapisan Atas
9100 00
9100 Adanya ekowisata
menyebabkan kesibukan
bertambah Lapisan Bawah
11100 00
11100 Lapisan
Menengah 10100
00 10100
Lapisan Atas 9100
00 9100
Sumber: Diolah dari data primer
T
abel 7 menerangkan indikator jam kerja yaitu perubahan alokasi waktu setelah adanya ekowisata dan adanya pertambahan kesibukan. Uji statistik chi
square sebagaimana pada lampiran 8 diperoleh hasil Chi-Square hitung sebesar 42.700, DF sebesar dua, P-Value sebesar 0.000. Berdasarkan uji statistik P-value
sebesar 0.000 10 persen artinya terdapat beda nyata jumlah jam kerja pada
bidang ekowisata di kedua kampung sebagai akibat adanya ekowisata. Citalahab Central terdapat perubahan alokasi waktu setelah adanya ekowisata terlihat pada
lapisan menengah 50 pesen, dan lapisan atas 64 persen terdapat perubahan alokasi waktu, sedangkan pada lapisan bawah 60 persen mengatakan sebaliknya.
Lapisan bawah terdapat penduduk yang telah lama tidak terlibat dalam kegiatan jasa ekowisata sehingga tidak ada perubahan alokasi waktu terhadap aktivitasnya
sehari-hari. Penduduk pada lapisan menengah dan lapisan atas mengalami perubahan alokasi untuk bekerja di sektor ekowisata.
Adanya perubahan alokasi waktu karena penduduk bekerja sebagai pemandu pada hari sabtu atau minggu dan menyebabkan penduduk sibuk.
Penduduk lokal Citalahab Central ada yang menyatakan bahwa kesibukan mereka tidak bertambah karena mereka merasa pekerjaan di sektor ekowisata tidak
mempengaruhi kegiatan sehari-hari. Namun, apabila ada peningkatan pengunjung beberapa penduduk lokal akan lebih memilih bekerja sebagai pemandu daripada
bekerja di kebun teh. “Sekarang, semenjak ada wisatawan datang kadang-kadang bekerja
menjadi pemanduguide. Adanya ekowisata meningkatkan kerja saya selain menjadi buruh pemetik teh juga menjadi pemandu. Saya
bekerjanya hari minggu dan tidak setiap minggu menjadi pemandu karena bergantian juga dengan penduduk yang lain
”. Bapak MJY, 38 tahun, warga Citalahab Central
Adanya ekowisata meningkatkan aktivitas kerja penduduk di bidang jasa diantarannya menjadi pemandu ataupun memasak meskipun tidak rutin dilakukan.
Pekerjaan di bidang jasa ekowisata dilakukan secara bergantian dan diatur oleh ketua KSM atau atas kesepakatan ketua KSM, penduduk, dan wisatawan. Seluruh
lapisan Citalahab Kampung mengatakan bahwa adanya ekowisata tidak mengakibatkan perubahan alokasi waktu dan tidak menambah kesibukan mereka.
Penduduk Citalahab Kampung tidak terlibat dalam kegiatan ekowisata karena
kawasan mereka tidak kedatangan wisatawan dan obyek wisata jauh dari kampung mereka. Kehidupan sehari-hari masyarakat Citalahab Kampung bekerja
sebagai buruh pemetik teh, bertani, pergi ke tambang. “Di Citalahab Kampung penduduknya sehari hari bekerja di sawah
atau jadi buruh pemetik teh di perkebunan NM. Kesibukannya sehari-hari jika tidak bekerja maka diam di rumah saja ataupun
berkunjung ke tetangga sekitar
”. Ibu ANH, 44 tahun, warga Citalahab Kampung
Jam kerja penduduk kedua kampung berbeda, pada Citalahab Central penduduknya ada yang bekerja di sektor ekowisata sehingga terdapat jam kerja di
sektor ekowisata dan perubahan alokasi waktu serta adanya perubahan pada kesibukan sehari-hari. Sebaliknya, pada Citalahab Kampung yang tidak memiliki
perubahan pada jam kerja, karena rutinitas kegiatan penduduk sehari-hari sama yaitu bekerja di sektor pertanian ataupun non pertanian. Maka, tidak terdapat
perubahan alokasi waktu ataupun adanya pertambahan kesibukan akibat adanya ekowisata
5.6 Kerjasama