Penilaian tentang Gaya Hidup

perencanaan dan pelaksanaan. Tahap perencanaan meliputi perencanaan mengenai aturan pembuangan sampah bagi penduduk lokal dan wisatawan. Tahap pelaksanaan pada partisipasi penduduk yaitu pelaksanaan pembuangan sampah pada tempat yang disediakan kemudian dibakar atau dijadikan pupuk. Pelaksanaan juga terlihat pada kepatuhan terhadap larangan merambah hutan, menjaga hutan dan lingkungan, tidak mencorat-coret, dan tidak menebang pohon sembarangan.

6.6 Penilaian tentang Gaya Hidup

Penilaian tentang gaya hidup dalam penelitian ini adalah keseluruhan sikap, pandangan, serta pola pikir responden terhadap gaya hidup wisatawa sebagaimana pada lampiran 23. Wisatawan yang datang ke Citalahab Central ada yang berasal dari dalam negeri dan luar negeri. Selain untuk menikmati keindahan alam dan melihat kebudayaan terdapat pengunjung yang memiliki tujuan untuk melakukan penelitian baik itu tentang hewan, lingkungan, maupun dengan masyarakatnya. Wisatawan yang datang mengenakan pakaian yang berbeda-beda, jika wisatawan berasal dari kota atau luar negeri umumnya menggunakan pakaian lengan pendek dan celana pendek. Adanya perbedaan cara memakai pakaian tidak dipermasalahkan oleh warga karena pada dasarnya warga telah memahami cara berpakaian wisatawan. Masyarakat jarang yang mengikuti pakaian wisatawan hal ini karena baik di Citalahab Central dan Citalahab Kampung tidak terpengaruh. Adapun warga yang mengikuti cara berpakaian wisatawan biasanya anak kecil. Anak kecil beranggapan akan terasa keren jika mereka menggunakan pakaian pendek atau mini. Penduduk di kedua kampung jika ingin membeli pakaian biasanya ke pasar Leuwiliang yang jaraknya cukup jauh, ada juga pedagang yang datang ke kampung menjual pakaian dan membayarnya dengan mengansurnya. Masyarakat juga memahami kedekatan pengunjung laki-laki dan perempuan namun tidak boleh berada dalam satu kamar. Awal kedatangan wisatawan ketua KSM akan menanyakan hubungan antar pengunjung dan menjelaskan aturan yang ada kepada pengunjung. Kemudian menempatkan pengunjung ke rumah-rumah yang telah dipilih. Masyarakat Citalahab Central yang lebih sering bertemu dengan wisatawan sehingga lebih sering menggunakan bahasa indonesia, namun apabila dalam kehidupan sehari-hari mereka tetap menggunakan bahasa daerah yaitu bahasa sunda. Hal yang sama juga terjadi pada masyarakat Citalahab Kampung apabila bertemu dengan wisatawan di jalan atau di tempat kerja perkebunan teh. Wisatawan yang datang seringkali membawa telepon genggam, kamera, bahkan laptop dan mengajarkan ke masyarakat cara penggunaanya. Adanya wisatawan di Citalahab Central mengakibatkan penduduknya mengenal teknologi seperti handphone sebagai alat komunikasi untuk mempermudah pekerjaan. Hal ini karena setiap warga dapat berkomunikasi dengan ketua KSM ataupun tetangga lainnya, dan ketua KSM dapat berkomunikasi dengan wisatawan terkait dengan kunjungan dan penginapannya. Penduduk Citalahab Kampung mengenal teknologi dari siaran televisi yang mereka lihat. Masyarakat Citalahab Central terkadang merasa bahwa konsumsi atau makanan pengunjung berbeda dengan masyarakat. Terdapat pengunjung yang menerima makanan yang disediakan oleh penduduk, atau pengunjung yang membawa makanan kemudian dimasakan oleh penduduk. Ada pula pengunjung yang meminta makanan yang sesuai dengan seleranya. Penduduk di Citalahab Central maupun Citalahab Kampung mengetahui bahwa konsumsi penduduk dan pengunjung berbeda. Masyarakat pada kedua kampung selalu membuang sampah pada tempatnya kemudian membakarnya. Namun, ada pula pengunjung yang membuang sampah sembarangan. Biasanya pengunjung domestik yang melakukannya, sedangkan pengunjung internasional atau luar negeri lebih menjaga lingkungan. Pengunjung luar negeri biasanya membawa kantong plastik kemudian jika sepanjang jalan menemukan sampah maka akan diambil dan dimasukan dalam kantong. Berdasarkan uji statistik chi square sebagaimana pada Lampiran 16 diperoleh Chi-Square hitung sebesar 56.067, DF sebesar satu, dan P-Value 0.000. Uji statistik P-Value sebesar 0.000 10 persen artinya terdapat beda nyata tingkat penilaian tentang gaya hidup di kedua kampung sebagai akibat adanya ekowisata. Kampung yang menjadi pusat wisatawan akan memiliki beragam penilaian tentang gaya hidup. Selain itu, wisatawan juga tinggal di rumah warga sehingga penduduk lokal dapat melihat dan menilai gaya hidup warga dan ada yang mengikuti dan tidak tergantung dari diri masing-masing. Penilaian tentang gaya hidup pada Citalahab Kampung berasal dari pandangan mereka ketika bertemu dengan wisatawan.

6.7 Ikhtisar

Dokumen yang terkait

Keragaman Serangga dan Peranannya pada Daerah Persawahan di Taman Nasional Gunung Halimun, Desa Malasari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

0 6 72

Rancangan Jalan Obyek Wisata dan Rekreasi Alam Daerah Cikaniki dan Citalahab di Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun

0 8 84

Implikasi Perubahan Struktur Agraria Terhadap Potensi Konflik Agraria (Studi Kasus Perluasan Taman Nasional Gunung Halimun-Salak di Kampung Parigi, Desa Cisarua, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat).

0 10 291

Perencanaan Jalur Interpretasi Desa Malasari Taman Nasional Gunung Halimun Salak

0 13 32

Implementasi manajemen kolaboratif dalam pengelolaan ekowisata berbasis masyarakat: studi kasus kampung citalahab Sentral-Cikaniki, Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat

4 28 83

Pengembangan Wisata Berbasis Masyarakat (Community Based Tourism/ CBT) di Desa Malasari, Taman Nasional Gunung Halimun Salak

0 3 13

Dampak aktivitas pertambangan bahan galian golongan c terhadap kondisi kehidupan masyarakat desa (analisis sosio-ekonomi dan sosio-ekologi masyarakat Desa Cipinang, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

2 14 120

Analisis Stakeholders dan Ekonomi Pusat Konservasi Keanekaragaman Hayati (PKKH) Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) (Studi Kasus: Desa Puraseda dan Malasari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

0 28 109

Dampak Penetapan Taman Nasional Gunung Halimun Salak terhadap Masyarakat Kasepuhan Cipta Mulya

0 8 100

Wisata alam taman nasional gunung halimun salak: solusi kepentingan ekologi dan ekonomi

0 4 10