Definisi Operasional PENDEKATAN TEORITIS

akibat adanya ekowisata. 8. H0: Tidak terdapat beda nyata status pemukiman penduduk di kedua kampung sebagai akibat adanya ekowisata. H1: Terdapat beda nyata status pemukiman penduduk di kedua kampung sebagai akibat adanya ekowisata. 9. H0: Tidak terdapat beda nyata tingkat komunikasi di kedua kampung sebagai akibat adanya ekowisata. H1: Terdapat beda nyata tingkat komunikasi di kedua kampung sebagai akibat adanya ekowisata. 10. H0: Tidak terdapat beda nyata pandangan penduduk lokal terhadap jumlah wisatawan di kedua kampung sebagai akibat adanya ekowisata. H1: Terdapat beda nyata pandangan penduduk lokal terhadap jumlah wisatawan di kedua kampung sebagai akibat adanya ekowisata. 11. H0: Tidak terdapat beda nyata tingkat penilaian tentang gaya hidup di kedua kampung sebagai akibat adanya ekowisata. H1: Terdapat beda nyata tingkat penilaian tentang gaya hidup di kedua kampung sebagai akibat adanya ekowisata.

2.4 Definisi Operasional

1. Jumlah wisatawan adalah banyaknya wisatawan yang datang untuk mengunjungi kawasan ekowisata selama satu tahun. Pengukuran ini dengan ada atau tidak peningkatan wisatawan. a. Tidak ada peningkatan wisatawan, skor 0 b. Ada peningkatan wisatawan, skor 1 2. Tingkat kesempatan kerja adalah peluang responden untuk memperoleh pekerjaan selain dari pekerjaan utamanya. Pengukuran tingkat kesempatan kerja dengan ada atau tidaknya kesempatan kerja. a. Tidak ada kesempatan kerja, skor 0 b. Ada kesempatan kerja, skor 1 3. Jumlah jam kerja dalam bidang ekowisata adalah keseluruhan waktu yang dimanfaatkan responden pada kegiatan ekowisata. Ukuran untuk mengukur variabel ini adalah jam kerja, perubahan alokasi waktu, dan penambahan kesibukan. 4. Tingkat pendapatan adalah jumlah pemasukan yang diterima seseorang yang dihitung selama kurun waktu satu tahun. Pengukuran didasarkan pada rata-rata pendapatan rumah tangga yang berasal dari pertanian dan non pertanian pada total sampel yang diukur. Penentuan kategori berdasarkan sebaran normal pendapatan yang di peroleh dari kedua kampung yang dihitung secara terpisah dengan menggunakan rumus. Kategori pendapatan rendah diperoleh dengan menghitung pendapatan rata-rata dikurangi setengah standar deviasi. Kategori pendapatan tinggi diperoleh dengan menghitung pendapatan rata-rata ditambah setengah standar deviasi. Sedangkan kategori pendapatan sedang diperoleh selang antara pendapatan rendah dan pendapatan tinggi. a. Lapisan Bawah= -½ standar deviasi b. Lapisan Menengah = - ½ standar deviasi ≤ x ≤ + ½ standar deviasi c. Lapisan Atas: +½ standar deviasi 5. Tingkat kerjasama antar penduduk adalah banyaknya kegiatan kerjasama yang diikuti oleh responden. Ukuran-ukuran yang digunakan untuk variabel ini adalah frekuensi kerjasama dan keterlibatan responden dalam kerjasama. a. Tidak pernah, skor 0 b. Jarang, skor 1 c. Sering, skor 2 d. Selalu, skor 3 6. Tingkat konflik adalah keterlibatan responden dalam tindakan-tindakan konflik untuk memenuhi kepentingan masing-masing. Ukuran-ukuran yang digunakan untuk variabel ini adalah frekuensi dan keterlibatan responden dalam pertentangan. a. Tidak, skor 0 b. Ya, skor 1 7. Tingkat keterlibatan penduduk dalam konservasi sumberdaya alam lokal adalah intensitas responden terlibat dalam tindakan-tindakan konservasi terhadap sumberdaya alam yang ada. a. Tidak terlibat, skor 0 b. Terlibat, skor 1 8. Status pemukiman adalah kondisi pemukiman akibat adanya kegiatan ekowisata. Status pemukiman dilihat dari kondisi lingkungan. a. Tidak terjadi perubahan lingkungan, skor 0 b. Terjadi perubahan lingkungan, skor 1 9. Tingkat komunikasi adalah intensitas kejadian pertukaran pemikiranperasaan diantara dua orang atau lebih. Ukuran yang digunakan untuk mengukur variabel ini adalah frekuensi komunikasi. a. Tidak melakukan komunikasi, skor 0 b. Melakukan komunikasi, skor 1 10. Pandangan penduduk terhadap wisatawan adalah sejauhmana responden memiliki pandangan terhadap wisatawan yang datang. a. Penduduk tidak memiliki kesan kepada wisatawan, skor 0 b. Penduduk memiliki kesan kepada wisatawan, skor 1 11. Tingkat Penilaian tentang gaya hidup adalah keseluruhan sikap, dan pandangan, serta pola pikir responden terhadap gaya hidup wisatawan. Pengukuran tingkat penilaian tentang gaya hidup dilihat dari sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. a. Sangat Tidak setuju, skor 0 b. Tidak Setuju, skor 1 c. Kurang Setuju, skor 2 d. Setuju, skor 3 e. Sangat setuju, skor 4

BAB III PENDEKATAN LAPANG

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang didukung oleh pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif pada penelitian ini menggunakan metode penelitian survei. Penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data pokok Singarimbun 1989. Sedangkan metode penelitian kualitatif digunakan untuk mendukung penelitian kuantitatif yang dilakukan melalui observasi, dan wawancara mendalam. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengetahui dampak sosio-ekonomi dan sosio-ekologi masyarakat yang menjadi sampel penelitian. Sedangkan metode kualitatif digunakan untuk mendukung penelitian kualitatif. Pengambilan data dilakukan dua tahap. Tahap pertama, dilakukan pengambilan data melalui kuesioner kepada beberapa responden dan informan untuk melakukan test kuesioner. Tahap kedua, setelah menggunakan test kuesioner uji kuesioner kemudian dilakukan editing kuesioner sebagai penelitian sesungguhnya yang disesuaikan dengan karakteristik masyarakat dan daerah lokasi penelitian.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer didapatkan dari hasil kuesioner, wawancara, dan pengamatan. Sedangkan data sekunder sebagai data pendukung yang diperoleh melalui studi literatur berupa dokumen-dokumen yang terkait dengan penelitian seperti buku, internet, dokumen pemerintah desa, dokumen taman nasional, skripsi, dan tesis.

3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Malasari, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja purposive dikarenakan karakteristik yang sesuai dengan

Dokumen yang terkait

Keragaman Serangga dan Peranannya pada Daerah Persawahan di Taman Nasional Gunung Halimun, Desa Malasari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

0 6 72

Rancangan Jalan Obyek Wisata dan Rekreasi Alam Daerah Cikaniki dan Citalahab di Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun

0 8 84

Implikasi Perubahan Struktur Agraria Terhadap Potensi Konflik Agraria (Studi Kasus Perluasan Taman Nasional Gunung Halimun-Salak di Kampung Parigi, Desa Cisarua, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat).

0 10 291

Perencanaan Jalur Interpretasi Desa Malasari Taman Nasional Gunung Halimun Salak

0 13 32

Implementasi manajemen kolaboratif dalam pengelolaan ekowisata berbasis masyarakat: studi kasus kampung citalahab Sentral-Cikaniki, Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat

4 28 83

Pengembangan Wisata Berbasis Masyarakat (Community Based Tourism/ CBT) di Desa Malasari, Taman Nasional Gunung Halimun Salak

0 3 13

Dampak aktivitas pertambangan bahan galian golongan c terhadap kondisi kehidupan masyarakat desa (analisis sosio-ekonomi dan sosio-ekologi masyarakat Desa Cipinang, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

2 14 120

Analisis Stakeholders dan Ekonomi Pusat Konservasi Keanekaragaman Hayati (PKKH) Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) (Studi Kasus: Desa Puraseda dan Malasari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

0 28 109

Dampak Penetapan Taman Nasional Gunung Halimun Salak terhadap Masyarakat Kasepuhan Cipta Mulya

0 8 100

Wisata alam taman nasional gunung halimun salak: solusi kepentingan ekologi dan ekonomi

0 4 10