Ekologi Tinjauan Pustaka .1 Taman Nasional

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Taman Nasional Setio dan Mukhtar 2005 mengemukakan taman nasional adalah kawasan pelestarian alam yang memiliki ekosistem asli, yang dikelola dengan sistem zonasi dan dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata dan rekreasi. Taman nasional mempunyai multi fungsi yaitu perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan dan pemanfaatan secara lestari jenis tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya. Taman nasional merupakan satu dari tiga kawasan pelestarian alam yang telah dinyatakan dan diatur dalam Undang-Undang UU No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Selain itu landasan hukum taman nasional adalah Peraturan Pemerintah PP No. 68 Tahun 1998 tentang Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam. Salah satu pemanfaatan sumberdaya alam secara lestari dan berkesinambungan dapat terlihat dalam pengelolaan taman nasional. Pemanfaatan taman nasional ini juga melibatkan pelayanan jasa untuk kegiatan pariwisata dengan konsepsi pemanfaatan sumberdaya alam yang berkesinambungan.

2.1.2 Ekologi

Kristanto 2004 mendefiniskan ekologi sebagai ilmu tentang hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Istilah ekologi pertama kali diperkenalkan oleh Heckel, seorang ahli biologi, pada pertengahan dasawarsa 1860-an. Ekologi berasal dari bahasa Yunani, oikos yang berarti rumah, dan logos yang berarti ilmu, sehingga secara harfiah ekologi berarti ilmu tentang rumah tangga makhluk hidup. Hal penting dari ekologi adalah ekosistem. Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal-balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Dengan kata lain ekosistem adalah tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi. Komponen-komponen pembentuk ekosistem adalah komponen hidup dan komponen tak hidup yang berada pada suatu tempat dan berinteraksi membentuk suatu kesatuan yang teratur. Manusia merupakan bagian dari sistem ekologi ekosistem sebagai objek sekaligus subjek pembangunan. Hubungan manusia dengan lingkungan hidupnya adalah sirkuler. Setiap aktivitas manusia, sedikit atau banyak akan mengubah lingkungan hidupnya. Hal ini serupa dengan Wardhana 2004 yang mengemukakan bahwa fokus utama masalah ekologi adalah manusia, maka perkembangan lebih lanjut dari ekologi manusia menjadi lebih penting dan lebih berperan. Hal ini karena dalam kenyataannya segala kegiatan manusia tidak sekedar biotik individual, tapi juga bersifat sosiokutural yang melibatkan segala macam segi kehidupan. Komponen- komponen yang saling berpengaruh di dalam ekologi manusia adalah komponen manusia penduduk, komponen daya dukung alam lingkungan, komponen ilmu pengetahuan dan teknologi iptek, dan komponen organisasi. Masing-masing komponen saling tergantung ataupun akan saling mempenggaruhi satu dengan yang lainnya. Salah satu contohnya yaitu komponen ilmu pengetahuan mempengaruhi komponen daya dukung alam lingkungan. Adanya pengetahuan yang memadai tentang lingkungan dapat membantu melestarikanmenjaga lingkungan sesuai dengan informasi yang telah dimiliki sebelumnya. 2.1.3 Ekowisata 2.1.3.1 Pengertian Ekowisata

Dokumen yang terkait

Keragaman Serangga dan Peranannya pada Daerah Persawahan di Taman Nasional Gunung Halimun, Desa Malasari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

0 6 72

Rancangan Jalan Obyek Wisata dan Rekreasi Alam Daerah Cikaniki dan Citalahab di Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun

0 8 84

Implikasi Perubahan Struktur Agraria Terhadap Potensi Konflik Agraria (Studi Kasus Perluasan Taman Nasional Gunung Halimun-Salak di Kampung Parigi, Desa Cisarua, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat).

0 10 291

Perencanaan Jalur Interpretasi Desa Malasari Taman Nasional Gunung Halimun Salak

0 13 32

Implementasi manajemen kolaboratif dalam pengelolaan ekowisata berbasis masyarakat: studi kasus kampung citalahab Sentral-Cikaniki, Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat

4 28 83

Pengembangan Wisata Berbasis Masyarakat (Community Based Tourism/ CBT) di Desa Malasari, Taman Nasional Gunung Halimun Salak

0 3 13

Dampak aktivitas pertambangan bahan galian golongan c terhadap kondisi kehidupan masyarakat desa (analisis sosio-ekonomi dan sosio-ekologi masyarakat Desa Cipinang, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

2 14 120

Analisis Stakeholders dan Ekonomi Pusat Konservasi Keanekaragaman Hayati (PKKH) Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) (Studi Kasus: Desa Puraseda dan Malasari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

0 28 109

Dampak Penetapan Taman Nasional Gunung Halimun Salak terhadap Masyarakat Kasepuhan Cipta Mulya

0 8 100

Wisata alam taman nasional gunung halimun salak: solusi kepentingan ekologi dan ekonomi

0 4 10