Keterlibatan Penduduk dalam Konservasi Sumberdaya Alam Lokal

kampung sebagai akibat adanya ekowisata. Terdapat perbedaan antara kedua kampung, kampung yang memiliki akses dekat dengan ekowisata mengalami perubahan status pemukiman yaitu adanya perubahan kebisingan, kualitas air, dan sampah. Sebaliknya, pada Citalahab Kampung tidak terdapat perubahan lingkungan.

6.5 Keterlibatan Penduduk dalam Konservasi Sumberdaya Alam Lokal

Keterlibatan penduduk dalam kegiatan konservasi terlihat pada kepedulian masyarakat terhadap sampah dan hutan. Masyarakat di kedua kampung telah memiliki kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan. Pihak taman nasional seringkali memberikan informasi kepada masyarakat mengenai pentingnya menjaga lingkungan dan hutan agar tetap asri. Selain itu, adanya karyawan taman nasional yang juga warga Citalahab Central sering mengunjungi kampung lain untuk bersilaturahmi dan memberikan informasi mengenai lingkungan dan menjaganya. Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat jarang menggunakan gas untuk memasak. Masyarakat telah memiliki kesadaran akan pentingnya alam dan lingkungan akan senantiasa menjaganya. Selain itu, masyarakat beranggapan bahwa dengan menjaga lingkungan mereka akan menerima manfaat yang baik pula dari lingkungan maupun hutan. Apabila lingkungan termasuk hutan rusak tidak hanya masyarakat lokal yang mengalami akibatnya, namun juga masyakat di wilayah perkotaan. Masyarakat bergantung pada ranting yang berjatuhan di hutan, dan pada sisa-sisa pohon teh yang tidak dipergunakan lagi. Selain itu, masyarakat juga menanam bebebapa pohon di kebun untuk dijadikan sebagai kayu bakar. Hal ini karena pada dasarnya terdapat larangan untuk menebang pohon ataupun ranting di hutan. Namun, saat ini masyarakat hanya boleh mengambil ranting yang berada di bawah atau jalanan sudah jatuh ke tanah. Selain itu, masyarakat mematuhi peraturan tentang tidak merambah hutan, tetap menjaga hutan dengan tidak mencorat-coretnya. Hal ini terlihat pada tabel 18 di bawah ini. Tabel 18. Indikator Tingkat Keterlibatan Penduduk dalam Konservasi Sumberdaya Alam Lokal di Citalahab Central dan Citalahab Kampung Tahun 2011. Nama Kampung Indikator Tingkat Keterlibatan Penduduk dalam Konservasi Sumberdaya Alam Lokal Status Golongan Jumlah Responden Jumlah Tidak Ya Citalahab Central Membuang Sampah pada Tempatnya Bawah 0 0 15 100 15 100 Menengah 0 0 4 100 4 100 Atas 0 0 11 100 11 100 Citakahab Kampung Bawah 0 0 11 100 11 100 Menengah 0 0 10 100 10 100 Atas 0 0 9 100 9 100 Citalahab Central Menjaga Hutan dengan tidak mencorat-coret dan tidak menebang pohon Bawah 00 15 100 15 100 Menengah 0 0 4 100 4 100 Atas 00 11 100 11 100 Citakahab Kampung Bawah 0 0 11 100 11 100 Menengah 0 0 10 100 10 100 Atas 0 0 9 100 9 100 Citalahab Central Mematuhi Larangan Merambah Hutan Bawah 1 7 14 93 7 100 Menengah 0 0 4 100 12 100 Atas 0 0 11 100 11 100 Citakahab Kampung Bawah 0 0 11 100 13 100 Menengah 0 0 10 100 17 100 Atas 0 0 9 100 9 100 Sumber: Diolah dari Data Primer Tabel 18 mengemukakan bahwa seluruh responden pada semua lapisan terhadap keterlibatan menjaga lingkungan berada pada kategori tinggi sebagaimana pada lampiran 21. Berdasarkan uji statistik chi square sebagaimana pada lampiran 15 diperoleh Chi-Square hitung sebesar 56.067, DF sebesar satu, P-Value sebesar 0.000. Uji statistik sebesar 0.000 10 persen artinya terdapat beda nyata tingkat keterlibatan penduduk dalam konservasi sumberdaya alam lokal di kedua kampung sebagai akibat adanya ekowisata. Terlihat bahwa pada Citalahab Kampung terdapat satu responden yang membuang sampah sembarangan, dan semua responden pada lapisan menengah dan atas menjaga lingkungan. Penduduk lebih menjaga lingkungan setelah adanya ekowisata. Penduduk telah memiliki kesadaran untuk menjaga lingkungan sehingga dapat menarik wisatawan dan menjaga kelestarian untuk generasi penerus selanjutnya. Partisipasi penduduk dalam kegiatan konservasi berada pada tahap perencanaan dan pelaksanaan. Tahap perencanaan meliputi perencanaan mengenai aturan pembuangan sampah bagi penduduk lokal dan wisatawan. Tahap pelaksanaan pada partisipasi penduduk yaitu pelaksanaan pembuangan sampah pada tempat yang disediakan kemudian dibakar atau dijadikan pupuk. Pelaksanaan juga terlihat pada kepatuhan terhadap larangan merambah hutan, menjaga hutan dan lingkungan, tidak mencorat-coret, dan tidak menebang pohon sembarangan.

6.6 Penilaian tentang Gaya Hidup

Dokumen yang terkait

Keragaman Serangga dan Peranannya pada Daerah Persawahan di Taman Nasional Gunung Halimun, Desa Malasari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

0 6 72

Rancangan Jalan Obyek Wisata dan Rekreasi Alam Daerah Cikaniki dan Citalahab di Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun

0 8 84

Implikasi Perubahan Struktur Agraria Terhadap Potensi Konflik Agraria (Studi Kasus Perluasan Taman Nasional Gunung Halimun-Salak di Kampung Parigi, Desa Cisarua, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat).

0 10 291

Perencanaan Jalur Interpretasi Desa Malasari Taman Nasional Gunung Halimun Salak

0 13 32

Implementasi manajemen kolaboratif dalam pengelolaan ekowisata berbasis masyarakat: studi kasus kampung citalahab Sentral-Cikaniki, Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat

4 28 83

Pengembangan Wisata Berbasis Masyarakat (Community Based Tourism/ CBT) di Desa Malasari, Taman Nasional Gunung Halimun Salak

0 3 13

Dampak aktivitas pertambangan bahan galian golongan c terhadap kondisi kehidupan masyarakat desa (analisis sosio-ekonomi dan sosio-ekologi masyarakat Desa Cipinang, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

2 14 120

Analisis Stakeholders dan Ekonomi Pusat Konservasi Keanekaragaman Hayati (PKKH) Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) (Studi Kasus: Desa Puraseda dan Malasari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

0 28 109

Dampak Penetapan Taman Nasional Gunung Halimun Salak terhadap Masyarakat Kasepuhan Cipta Mulya

0 8 100

Wisata alam taman nasional gunung halimun salak: solusi kepentingan ekologi dan ekonomi

0 4 10