wilayahnya untuk memastikan bahwa daerah yang masih alami dapat mengembangkan pembangunan yang berimbang antara kebutuhan pelestarian
lingkungan dan kepentingan semua pihak.
2.1.3.3 Dampak Ekowisata
Pariwisata ekowisata dianggap sebagai salah satu sektor ekonomi penting tetapi apabila tidak dilakukan dengan benar, maka pariwisata berpotensi
menimbulkan masalah atau dampak negatif terhadap kehidupan sosial, ekonomi, dan lingkungan Suwantoro 1997 sebagaimana dikutip Tafalas 2010. Kristanto
2004 mendefinisikan dampak sebagai adanya suatu benturan antara dua kepentingan yang berbeda, yaitu kepentingan pembangunan dengan kepentingan
usaha melestarikan kualitas lingkungan yang baik. Dampak yang diartikan dari benturan antara dua kepentingan itupun masih kurang tepat karena yang tercermin
dari benturan tersebut hanyalah kegiatan yang menimbulkan dampak negatif. Pengertian ini pula yang dahulunya banyak di tentang oleh para pemilik atau
pengusul proyek. Dalam perkembangan selanjutnya, yang dianalisis bukan hanya dampak negatifnya saja melainkan juga dampak positifnya dan dengan bobot
analisis yang sama. Apabila didefinisikan lebih lanjut, maka dampak adalah setiap perubahan yang terjadi dalam lingkungan akibat adanya aktifitas manusia. Disini
tidak disebutkan karena adanya proyek, karena proyek sering diartikan sebagai bangunan fisik saja, sedangkan banyak proyek yang bangunan fisiknya relatif
kecil atau tidak ada, tetapi dampaknya besar. Jadi yang menjadi objek pembahasan bukan saja dampak proyek terhadap lingkungan, melainkan juga
dampak lingkungan terhadap proyek. Yoeti 2008 mengemukakan bahwa pariwisata termasuk ekowisata
sebagai katalisator dalam pembangunan karena dampak yang diberikannya terhadap kehidupan perekonomian di negara yang dikunjungi wisatawan.
Kegiatan ekowisata memberikan dampak pada berbagai aspek seperti sosial- budaya, ekonomi, dan lingkungan. Dampak yang ditimbulkan dapat berupa
dampak positif dan negatif. Berdasarkan kacamata ekonomi makro, jelas pariwisata termasuk
ekowisata memberikan dampak positif yaitu:
1. Dapat menciptakan kesempatan berusaha.
2. Dapat meningkatkan kesempatan kerja employemt.
3. Dapat meningkatkan pendapatan sekaligus mempercepat pemerataan
pendapatan masyarakat, sebagai akibat multiplier effect yang terjadi dari pengeluaran wisatawan yang relatif cukup besar itu.
4. Dapat meningkatkan penerimaan pajak pemerintah dan retribusi daerah.
5. Dapat meningkatkan pendapatan nasional atau Gross Domestic Bruto GDB.
6. Dapat mendorong peningkatan investasi dari sektor industri pariwisata dan
sektor ekonomi lainnya. 7.
Dapat memperkuat neraca pembayaran. Bila neraca pembayaran mengalami surplus, dengan sendirinya akan memperkuat neraca pembayaran Indonesia,
dan sebaliknya. Yoeti 2008 Dampak negatif yang terjadi akibat pengembangan pariwista termasuk
ekowista adalah: 1.
Sumber-sumber hayati menjadi rusak, yang menyebabkan Indonesia kehilangan daya tariknya untuk jangka panjang.
2. Pembuangan sampah sembarangan selain menyebabkan bau tidak sedap, juga
membuat tanaman di sekitarnya mati. 3.
Sering terjadi komersialisasi seni-budaya. 4.
Terjadi demonstration effect, kepribadian anak-anak muda rusak. Cara berpakaian anak-anak sudah mendunia berkaos oblong dan bercelana
kedodoran Yoeti 2008 Adikampama 2009 menyatakan adanya permasalahan pembangunan
ekonomi masyarakat pedesaan karena ketidakmampuan masyarakat dalam mengidentifikasi manfaat pariwisata, karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman, masih lemahnya akses ke pasar, permodalan serta ketidakberdayaan organisasi kemasyarakatan. Selain itu, sampai saat ini pendistribusian manfaat
dari pariwisata alam secara langsung kepada masyarakat menjadi permasalahan tersendiri dalam pembangunan ekonomi masyarakat pedesaan. Masyarakat belum
secara optimal mendapatkan manfaat pariwisata alam akibat masih besarnya impor barang dan jasa dari luar wilayah pedesaan.
Pedersen 1991 sebagaimana di kutip oleh Ross dan Wall 1999 menyatakan
bahwa ekowisata
memberikan sebuah
pengalaman yang
menyenangkan di alam, Fungsi dasar ekowisata adalah perlindungan terhadap daerah alami, menghasilkan pendapatan, pendidikan dan partisipasi lokal, dan
peningkatan kapasitas. Selain manfaat ekonomi, pariwisata juga dapat berkontribusi terhadap peningkatan apresiasi antarbudaya dan pemahaman baik
bagi masyarakat tuan rumah dan wisatawan. Brandon 1996 sebagaimana dikutip oleh Ross dan Wall 1999 mengemukakan pariwisata dapat menanamkan rasa
kebanggaan untuk desa lokal dan dapat mempromosikan atau memperkuat warisan budaya.
2.1.4 Nilai