Ikhtisar GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Keterangan: n Citalahab Central = 30 individu n Citalahab Kampung = 30 individu Gambar 6. Persentase Kelompok Responden berdasarkan Asal Kependudukan di Desa Malasari Tahun 2011 Gambar 6 menunjukkan sebesar 70 persen atau sebanyak 23 responden merupakan penduduk asli Citalahab Central dan sebesar 21 persen atau sebanyak tujuh responden merupakan pendatang. Sementara itu, di Citalahab Kampung sebesar 85 persen atau sebanyak 28 responden merupakan penduduk asli dan sebesar enam persen atau sebanyak dua responden merupakan pendatang. Jumlah pendatang di Citalahab Central lebih banyak dibandingkan dengan jumlah pendatang Citalahab Kampung. Hal ini karena jumlah pendatang tersebut bekerja sebagai karyawan TNGHS, ada pula penduduk yang bekerja di Bogor kemudian menikah dengan penduduk asli Citalahab Central. Maka, mayoritas penduduk di kedua kampung adalah penduduk asli dengan mayoritas Suku Sunda.

4.5 Ikhtisar

Karakteristik responden dengan jumlah total 66 orang berdasarkan asal kependudukan, suku, matapencaharian, tingkat pendidikan, dapat dilihat pada Tabel 4 di bawah ini. Tabel 4. Karakteristik Responden di Citalahab Central dan Citalahab Kampung Tahun 2011 Aspek Penelitian Citalahab Cemtral Citalahab Kampung Asal Kependudukan Asli Asli Suku Sunda Sunda Mata pencaharian Pertanian dan Non Pertanian Pertanian Tingkat Pendidikan Tamat SD Tamat SD Tabel 4 menunjukkan responden merupakan penduduk asli dan mayoritas suku sunda. Mata pencaharian yang dimiliki beragam, pada Citalahab Central penduduknya bekerja pada sektor pertanian dan non pertanian. Hal ini karena kampung ini berada dekat dengan ekowisata sehingga masyarakatnya memiliki mata pencaharian di sektor ekowisata berupa jasa. Sedangkan Citalahab Kampung yang jaraknya jauh dengan ekowisata tidak memiliki mata pencaharian lain selain pertanian. Tingkat pendidikan kedua kampung yaitu tamat SD Sekolah Dasar. Namun, persentase Citalahab Centra 60 persen lebih besar dibandingkan Citalahab Kampung 47 persen. Hal ini karena matapencaharian penduduk Citalahab Central pada dua sektor pertanian dan non pertanian meningkatkan pendapatan masyarakat sehingga mereka dapat menyekolahkan anak-anaknya.

BAB V DAMPAK SOSIO-EKONOMI EKOWISATA

5.1 Pengantar

Ekowisata adalah wisata berbasis alam yang melibatkan pendidikan, interpretasi dari lingkungan, dan dikelola secara berkelanjutan. Adanya ekowisata mempengaruhi kehidupan masyarakat disekitar kawasan. Perkembangan ekowisata salah satunya dapat terlihat dari jumlah pengunjungwisatawan. Wisatawan yang datang untuk menikmati keindahan alam maupun kebudayaan akan memberikan dampak bagi masyarakat di sekitar kawasan ekowisata tersebut. Dampak ini meliputi dampak ekonomi, sosial, dan ekologi. Bab 5 ini akan membahas mengenai dampak sosio-ekonomi yang dialami oleh masyarakat akibat adanya ekowisata. Penelitian ini merupakan studi perbandingan antara kampung dengan akses ekowisata yang dekat Citalahab Central dan kampung dengan akses ekowisata yang jauh Citalahab Kampung. Bab ini akan membahas dampak sosiso-ekonomi yang meliputi wisatawanpengunjung yang datang, struktur pendapatan, kesempatan kerja, jam kerja pada bidang ekowisata, kerjasama antar penduduk, dan konflik antar penduduk.

5.2 Wisatawanpengunjung

Ekowisata Taman Nasional Gunung Halimun Salak TNGHS meliputi air terjun, puncak gunung, kawah ratu, bumi perkemahan, candi bedug, gunung batu, cadas belang, jembatan tajuk canopy trail, kuburan keramat dan situs-situs lampau, arung jeram, dan seren taun. Wisatawan yang datang biasanya mengunjungi obyek-obyek yang ada, misalnya jika wisatawan datang ke Citalahab Central mereka akan mengunjungi air terjun, bumi perkemahan, puncaak gunung, jembatan tajuk, dan melihat binatang yang ada di sekitar hutan. Wisatawan atau pengunjung yang datang berasal dari wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara. Jumlah pengunjung yang datang ke ekowisata TNGHS dapat dilihat pada Tabel 5.

Dokumen yang terkait

Keragaman Serangga dan Peranannya pada Daerah Persawahan di Taman Nasional Gunung Halimun, Desa Malasari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

0 6 72

Rancangan Jalan Obyek Wisata dan Rekreasi Alam Daerah Cikaniki dan Citalahab di Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun

0 8 84

Implikasi Perubahan Struktur Agraria Terhadap Potensi Konflik Agraria (Studi Kasus Perluasan Taman Nasional Gunung Halimun-Salak di Kampung Parigi, Desa Cisarua, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat).

0 10 291

Perencanaan Jalur Interpretasi Desa Malasari Taman Nasional Gunung Halimun Salak

0 13 32

Implementasi manajemen kolaboratif dalam pengelolaan ekowisata berbasis masyarakat: studi kasus kampung citalahab Sentral-Cikaniki, Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat

4 28 83

Pengembangan Wisata Berbasis Masyarakat (Community Based Tourism/ CBT) di Desa Malasari, Taman Nasional Gunung Halimun Salak

0 3 13

Dampak aktivitas pertambangan bahan galian golongan c terhadap kondisi kehidupan masyarakat desa (analisis sosio-ekonomi dan sosio-ekologi masyarakat Desa Cipinang, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

2 14 120

Analisis Stakeholders dan Ekonomi Pusat Konservasi Keanekaragaman Hayati (PKKH) Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) (Studi Kasus: Desa Puraseda dan Malasari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

0 28 109

Dampak Penetapan Taman Nasional Gunung Halimun Salak terhadap Masyarakat Kasepuhan Cipta Mulya

0 8 100

Wisata alam taman nasional gunung halimun salak: solusi kepentingan ekologi dan ekonomi

0 4 10