15 menjadi berlebih sehingga biskuit termasuk cookies akan kehilangan bentuk dan
mudah patah Sitanggang 2008.
1.2 Gula
Gula memberikan rasa manis dan mempengaruhi tekstur cookies. Gula bergabung dengan udara ke dalam lemak selama pembuatan adonan. Selama
pemanggangan, gula yang tidak larut menjadi larut dan menyebabkan penyebaran bentuk cookies. Parameter lain yang dipengaruhi oleh formula gula yaitu
kekerasan cookies, kerenyahan, warna, dan volume Pareyt et al. 2009. Gula pun dapat memperpanjang umur simpan cookies, karena gula mempunyai sifat
higroskopis menahan air. Penambahan gula yang terlalu banyak menyebabkan biskuit kurang lezat dan kurang lembut karena terjadinya penyebaran gluten
tepung Supriadi 2004.
1.3 Telur
Penggunaan telur dalam pembuatan produk biskuit disebabkan oleh daya emulsi yang dimiliki telur. Daya emulsi ini mempertahankan kestabilan adonan.
Selain itu, telur juga dapat berfungsi sebagai pengaerasi dengan kemampuan dalam menangkap udara saat adonan dikocok sehingga udara menyebar rata pada
adonan dan membuat adonan menjadi lembut. Telur penting dalam menentukan kualitas organoleptik semua jenis
cookies. Kuning telur berfungsi sebagai pengempuk, sedangkan putih telur berfungsi sebagai pengeras. Seluruh telur putih dan kuning telur dapat
menghasilkan tekstur yang baik. Pemakaian kuning telur untuk menggantikan sebagian atau seluruh telur akan menghasilkan cookies yang lembut, tetapi
struktur di dalamnya tidak sebaik menggunakan seluruh telur Matz 1978 diacu dalam Sitanggang 2008. Komposisi gizi telur dapat dilihat pada Tabel 10.
16 Tabel 10 Komposisi gizi telur per 100 gram
No Kandungan Gizi
Jumlah 1
Kalori 162 Kal
2 Protein
12.8 g 3
Lemak 11.5
4 Karbohidrat
0.7 g 5
Kalsium 54.0 mg
6 Fosfor
180.0 mg 7
Besi 2.70 mg
8 Vitamin A
309 RE 9
Vitamin C 0.1 mg
10 Vitamin B
0.10 mg 11
Air 74.0 g
Sumber : Hardinsyah dan Briawan 2002
1.4 Lemak
Bahan penyusun yang juga penting dalam pembuatan cookies adalah lemak. Lemak berperan sebagai shortening, pelembut, pemberi rasa lemak,
penambah kelezatan dan intensitas citarasa, dan penerimaan. Lemak pun berperan dalam penyebaran dan penampakan cookies, peningkatan aerasi untuk
pengembangan dan volume serta menyebabkan cookies lebih mudah dipatahkan Pareyt et al. 2009. Jenis dan jumlah lemak yang ditambahkan ke dalam adonan
memiliki pengaruh yang kuat terhadap karakteristik viskoelastis Jacob dan Leelavathi 2007.
Syarat lemak yang dapat digunakan adalah memiliki sifat plastis berbentuk padat tetapi dapat dioles Jacob dan Leelavathi 2007. Plastisitas
lemak ini berguna pada saat pembentukan krim. Lemak plastis dapat memerangkap udara dengan baik karena mempunyai fraksi lemak padat dan cair
yang seimbang. Selama pengadukan suatu adonan, lemak akan menyelubungi terigu sehingga jaringan gluten di dalamya diputus dan setelah menjadi cookies
teksturnya akan lebih lembut dan tidak terlalu keras. Jenis lemak yang dapat digunakan antara lain margarin lemak nabati, minyak tumbuhan, mentega
17 lemak susu, dan lemak hewan seperti lemak sapi dan lemak babi Sitanggang
2008.
2. Bahan tambahan