104 Kusnandar  et  al. 2006.  Oleh  karena  itu,  dapat  disimpulkan  bahwa  kerusakan
produk  cookies disebabkan  oleh  hilangnya  kerenyahan  yang  disebabkan  oleh naiknya  kadar  air  produk  cookies.  Hal  ini  sangat  sesuai  dengan  hasil  kuisioner
yang  menyatakan  bahwa  atribut  kerenyahan  merupakan  parameter  penyebab kerusakan  produk  cookies.  Dengan  demikian,  pendugaan  umur  simpan  cookies
jagung dilakukan dengan pendekatan kadar air kritis.
b. Kadar air awal cookies jagung
Setelah diketahui parameter penyebab kerusakan produk cookies dari hasil kuisioner,  selanjutnya  dilakukan  analisis  kadar  air  awal  dengan  metode  oven.
Kadar  awal  awal  cookies adalah  sebesar  0.0426  g  H
2
Og  solid.  Nilai  kadar  air produk  sangat  sesuai  dengan  standar  untuk  cookies yang  berlaku  di  Indonesia
SII-0177-78  yaitu  maksimal  5.  Nilai  kadar  cookies ini  bergantung  pada komposisi  bahan  pembuatnya,  formulasi,  dan  keadaan  awal  bahan  penyusun
cookies tersebut Fitria 2007.
c. Tekstur kerenyahan awal cookies jagung
Karakteristik  awal  yang  juga  diperlukan  untuk  mengetahui  umur  simpan cookies  jagung  dengan  pendekatan  kadar  air  kritis  adalah  kerenyahan.
Karakteristik  kerenyahan  diuji  dengan  texture  analyzer dan  nilainya  sebesar 2233.11 gf. Nilai ini diperlukan dalan tahap kadar air kritis.
4.2 Kadar air kritis cookies
Penyebab  utama  kerusakan  cookies jagung  telah  ditetapkan  yaitu kehilangan  kerenyahan.  Kehilangan  kerenyahan  cookies jagung  teridentifikasi
dengan tekstur cookies jagung yang mulai lembek. Penurunan kerenyahan cookies dipengaruhi  oleh  bertambahnya  kadar  air  cookies akibat  penyerapan  uap  air  dari
lingkungan.  Oleh  karena itu,  kadar  air dimana  kerenyahan produk cookies sudah tidak dapat diterima lagi oleh konsumen diartikan sebagai kadar air kritis. Kondisi
ini  harus  diwaspadai  untuk  menjamin  kepuasan  konsumen  serta  meminimalkan kerusakan  produk  Fitria  2007. Hasil  uji  organoleptik  berupa  rata-rata  skor  dan
105 kadar air dapat dilihat pada Tabel 35. Hasil uji organoleptik dan kadar air dilihat
di Lampiran 17 sampai dengan Lampiran 18. Tabel 35 Skor kesukaan dan kadar air cookies jagung pada berbagai
kondisi penyimpanan. Penyimpanan
jam Rata-rata skor
kesukaan Kadar air
g H
2
Og solid 5.60
0.0348 2
4.87 0.0385
4 4.10
0.0420 6
3.47 0.0619
8 3.30
0.0647 10
3.23 0.0651
12 2.83
0.0678
Keterangan: nilai yang diikuti oleh huruf yang sama pada setiap kolom  menunjukkan nilai tidak berbeda nyata uji Duncan α = 5.
Skor  kesukaan  panelis  terhadap  kerenyahan  cookies jagung  mengalami penurunan  dengan  bertambahnya  waktu  penyimpanan.  Cookies jagung  yang
paling  disukai  panelis cookies jagung  yang  tidak  diberi  perlakuan  yaitu  cookies jagung  dalam  kondisi  baru  dikeluarkan  dari  kemasan  atau  0  jam  penyimpanan.
Skor kesukaan terendah adalah skor yang telah mengalami 12 jam penyimpanan. Cookies jagung  yang  telah  mengalami  12  jam  penyimpanan  mempunyai  tekstur
yang  lembek  sehingga  panelis  tidak  menyukai  skor  2.83  cookies jagung  yang diberikan.  Berdasarkan  tabel  di  atas,  dibuatlah  grafik  yang  menunjukkan
hubungan kadar air dengan rata-rata skor kesukaan konsumen. Kadar air di sumbu x  grafik,  sedangkan  rata-rata  skor  kesukaan  berada  di  sumbu  y.  Gambar  27
menunjukkan grafik hubungan tersebut.
106 Gambar 27 Kurva hubungan kadar air dan skor kesukaan pada berbagai kondisi
penyimpanan Gambar 27 menghasilkan persamaan y = -66.06x + 7.451 dengan nilai R
2
sebesar 0.902. Gambar 27 dengan jelas menunjukkan bahwa semakin tinggi kadar air  produk  maka  semakin  rendah  skor  kesukaan  konsumen.  Berdasarkan
persamaan  regresi  diatas  maka  kadar  air  kritis  cookies  jagung  dapat  ditentukan. Skor kesukaan cookies jagung yang sudah tidak diterima oleh konsumen bernilai
3  yaitu  “agak  tidak  suka”,  sehingga  dengan  mengonversi  ke  dalam  persamaan diperoleh kadar air kritis cookies jagung sebesar 0.0674 gH
2
Og solid. Cookies termasuk  dalam  golongan  produk  pangan  kering  dengan  ciri
utamanya adalah tekstur yang renyah Navarrete et al. 2004 diacu dalam Nugroho 2007.  Kerenyahan  dipengaruhi  sejumlah  air  terikat  pada  matriks  karbohidrat
yang mempengaruhi pergerakan relatif dari daerah kristalin dan amorf Piazza dan Massi  1997.  Kerenyahan  cookies jagung  akan  menurun  selama  penyimpanan
yang  disebabkan  oleh  penyerapan  uap  air  dari  lingkungan  sehingga  kadar  air cookies jagung meningkat.
Selain diukur kadar air, cookies jagung yang telah diberi perlakuan waktu penyimpanan  tersebut  diukur  pula  nilai  kerenyahannya.  Tingkat  kerenyahan
cookies jagung  diukur  dengan  alat  texture  analyzer.  Kerenyahan  mengalami penurunan ditunjukkan dengan semakin kecilnya gaya gf yang diperlukan untuk
mendeformasi  cookies Pratiwi  2008.  Tabel  36  menunjukkan  data  kerenyahan
107 cookies  jagung  selama  12  jam  penyimpanan.  Hasil  ANOVA  data  kerenyahan
selama  penyimpanan  dapat  dilihat  pada  Lampiran  19.  Gambar  28  menunjukkan persentase kerenyahan cookies jagung selama 12 jam penyimpanan.
Tabel 36 Data hasil pengukuran kerenyahan selama 12 jam penyimpanan Penyimpanan jam
Penyimpanan jam Nilai kerenyahan gf
2233.1100
f
2 2
2089.9250
e
4 4
1879.9000
d
6 6
1127.5000
c
8 8
847.8250
b
10 10
730.3500
ab
12 12
658.7500
a
Hasil uji ANOVA menunjukkan bahwa kerenyahan cookies jagung selama 12  jam  penyimpanan  berbeda  nyata.  Semakin  lama  cookies  jagung  disimpan,
semakin  menurun  kerenyahannya.  Grafik  persentase  kerenyahan  dapat  dilihat pada Gamber 29.
Gambar 28 Persentase kerenyahan cookies jagung selama 12 jam penyimpanan
108 Gambar  28  menunjukkan  bahwa  persentase  kerenyahan  penyimpanan
semakin  menurun  seiring  dengan  bertambahnya  lama  penyimpanan  selama  12 jam.  Kerenyahan  100  adalah  pada  saat  cookies jam  0  jam  penyimpanan.
Kerenyahan menurun ditandai dengan cookies jagung yang semakin melempem. Kerenyahan  merupakan  kriteria  mutu  penting  dari  makanan  kering.
Kerenyahan  produk  pangan  berkadar  air  rendah  dipengaruhi  oleh  kandungan  air dan  akan  hilang  karena  plastisasi  struktur  fisik  oleh  air dan  suhu.  Uap  air  akan
menyebabkan  plastisasi  dan  pelunakan  kerenyahan  cookies Navarrete  et  al. 2004.  Oleh  karena  itu,  kadar  air  merupakan  karakteristik  kritis  produk  pangan
kering  karena  menentukan  tekstur  kerenyahan  produk  yang  mempengaruhi penerimaan konsumen terhadap produk Brown 2000.
Kadar  air  kritis  yang  telah  ditentukan  sebelumnya  digunakan  untuk menentukan  titik  kritis  kerenyahan  cookies jagung  dengan  menggunakan  kurva
hubungan  antara  nilai  kerenyahan  gf  dengan  kadar  air  cookies jagung  seperti yang terlihat pada Gambar 29. Gambar 29 menunjukkan bahwa terjadi penurunan
kerenyahan dengan semakin meningkatnya kadar air produk.
Gambar 29 Hubungan kerenyahan gf dengan kadar air selama 12 jam penyimpanan
Titik  kritis  kerenyahan  cookies jagung  dapat  diketahui  secara  obyektif. Titik  kritis  kerenyahan  merupakan  titik  saat  cookies jagung  mencapai  kadar  air
109 kritisnya.
Gambar 29
menunjukkan persamaan
regresi yaitu
y=- 0.000021x+0.082302. Nilai kadar air kritis dimasukkan sehingga dapat diperoleh
titik  kritis  kerenyahan  yaitu  709.62  gf.  Titik  kritis  kerenyahan  secara  obyektif dapat  digunakan  untuk  menggantikan  penentuan  titik  kritis  kerenyahan  secara
subyektik.  Penentuan  titik  kritis  obyektif  dapat  mengurangi  biaya organoleptik dan waktu analisis Nugroho 2007.
Nilai  kerenyahan  yang  telah  diperoleh  digunakan  untuk  mengetahui persentase  penurunan  kerenyahan.  Hasil  perhitungan  persentase  penurunan
kerenyahan cookies jagung dari jam 0 penyimpanan hingga  saat terjadinya kadar air  kritis  adalah  68.22.  Hasil  tersebut  menunjukkan  bahwa  setelah  kerenyahan
cookies  jagung  mengalami  penurunan  sebesar  68.22  maka  cookies  jagung tersebut berada pada kadar air kritisnya.
4.3 Kadar air kesetimbangan