Kadar air kesetimbangan Formulasi cookies jagung

109 kritisnya. Gambar 29 menunjukkan persamaan regresi yaitu y=- 0.000021x+0.082302. Nilai kadar air kritis dimasukkan sehingga dapat diperoleh titik kritis kerenyahan yaitu 709.62 gf. Titik kritis kerenyahan secara obyektif dapat digunakan untuk menggantikan penentuan titik kritis kerenyahan secara subyektik. Penentuan titik kritis obyektif dapat mengurangi biaya organoleptik dan waktu analisis Nugroho 2007. Nilai kerenyahan yang telah diperoleh digunakan untuk mengetahui persentase penurunan kerenyahan. Hasil perhitungan persentase penurunan kerenyahan cookies jagung dari jam 0 penyimpanan hingga saat terjadinya kadar air kritis adalah 68.22. Hasil tersebut menunjukkan bahwa setelah kerenyahan cookies jagung mengalami penurunan sebesar 68.22 maka cookies jagung tersebut berada pada kadar air kritisnya.

4.3 Kadar air kesetimbangan

Kadar air kesetimbangan yang diperlukan untuk membuat kurva sorpsi isotermik produk diperoleh dengan mengondisikan produk dalam beberapa larutan garam jenuh dengan kelembaban relatif yang berbeda-beda. Metode tersebut termasuk ke dalam metode statis yang dilakukan dengan cara meletakkan bahan pangan kering pada tempat chamber dengan RH dan suhu yang terkontrol dengan penimbangan berat secara periodik hingga mencapai berat konstan Bell dan Labuza 2000. Pada dasarnya kurva sorpsi isotermik adalah kurva hubungan antara RH udara penyimpanan dan kadar air kesetimbangan yang diperoleh jika produk selama penyimpanan telah mencapai kondisi kesetimbangan. Pada kondisi kesetimbangan, RH udara akan sebanding dengan nilai a w produk Hariyadi 2006. Penentuan kurva sorpsi isotermik dalam penelitian ini menggunakan suhu 30ÂșC suhu ruang sesuai dengan suhu penyimpanan konsumen. RH lingkungan sekitar 80-90 . Selain itu, kurva sorpsi isotermik ini menggunakan nilai a w terukur untuk menyesuaikan dengan kondisi penyimpanan cookies jagung selama percobaan dalam penentuan kadar air kesetimbangan. Kadar air kesetimbangan yang diperoleh dan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kadar air kesetimbangannya dapat dilihat pada Tabel 37. Bobot yang konstan ditandai 110 dengan selisih antara 3 penimbangan berturut-turut tidak lebih dari 2 mgg untuk sampel yang disimpan pada RH di bawah 90 dan tidak lebih dari 10 mgg untuk sampel yang disimpan pada RH di atas 90 Adawiyah 2006 yang diacu oleh Fitria 2007. Tabel 37 Kadar air kesetimbangan m e cookies jagung dan waktu tercapainya pada berbagai RH penyimpanan Garam jenuh RH RH terukur Kadar air m e Rata- rata kadar air SD Lama hari ulangan 1 ulangan 2 Ulangan 1 Ulangan 2 LiCl 11.3 15.7 3.0761 3.0713 3.0737 0.0034 5 7 MgCl 2 .6H 2 O 32 36.6 4.2257 4.0904 4.1580 0.0956 4 6 K 2 CO 3 43 45.9 6.0022 5.8611 5.9316 0.0997 7 9 NaBr 56 58.7 6.7736 6.8676 6.8206 0.0665 12 14 KI 69 69.2 9.0039 9.0706 9.0373 0.0472 12 12 NaCl 75 74.8 12.8653 12.9387 12.9020 0.0519 13 12 KCl 84 83.5 21.0379 20.8302 20.9341 0.1469 19 18 BaCl 2 .2H2O 90 89.5 26.1664 26.0897 26.1280 0.0542 11 11 Perbedaan a w produk dengan kelembaban relatif RH lingkungan menyebabkan adanya interaksi molekul air dengan cookies jagung. Uap air akan berpindah dari RH tinggi ke RH yang lebih rendah. Transfer uap air dari lingkungan ke dalam produk cookies jagung atau sebaliknya terjadi selama penyimpanan hingga terjadi kondisi kesetimbangan antara cookies dengan lingkungan Labuza 2002 diacu oleh Nugroho 2007. Selama penyimpanan, cookies jagung menunjukkan fenomena penurunan dan peningkatan bobot. Hal ini menunjukkan bahwa produk mengalami proses desorpsi dan adsorpsi uap air. Hal ini terjadi karena kondisi lingkungan penyimpanan cookies jagung memiliki RH yang di bawah maupun di atas a w cookies. Untuk RH lingkungan yang lebih tinggi daripada a w cookies jagung maka terjadi difusi uap air dari lingkungan ke dalam cookies sehingga cookies jagung mengalami peningkatan bobot dan sebaliknya. Peningkatan bobot ini akan mengakibatkan kadar air cookies jagung pun mengalami peningkatan. 111 Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu yang diperlukan cookies jagung untuk mencapai kadar air kesetimbangannya adalah berkisar 5-19 hari tergantung dari kelembaban relatif RH penyimpanan. Semakin tinggi nilai RH penyimpanan maka waktu yang diperlukan oleh cookies jagung untuk mencapai titik kesetimbangannya pun semakin lama. Selain itu, semakin kecil selisih nilai a w produk dengan RH lingkungannya maka waktu yang diperlukan oleh cookies jagung untuk mencapai titik kesetimbangannya pun semakin cepat. Hal ini terjadi karena proses difusi uap air untuk mencapai kadar air kesetimbangannya berlangsung cepat. Nilai-nilai kadar air yang telah diperoleh selanjutnya diplotkan terhadap RH masing-masing tempat penyimpanan ke dalam sebuah kurva. Kurva sorpsi isotermik cookies jagung dapat dilihat pada Gambar 30. Kurva hasil percobaan mempunyai bentuk sigmoid bentuk huruf S meskipun tidak sigmoid sempurna. Bentuk kurva sangat beragam tergantung pada sifat alami bahan pangan, suhu, kecepatan adsorpsi, dan tingkatan air yang dipindahkan selama adsorpsi atau desorpsi Hermanianto 2002. Gambar 30 Kurva sorpsi isotermik hasil percobaan cookies jagung

4.4 Model sorpsi isotermik dan uji ketepatan model