Model sorpsi isotermik dan uji ketepatan model

111 Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu yang diperlukan cookies jagung untuk mencapai kadar air kesetimbangannya adalah berkisar 5-19 hari tergantung dari kelembaban relatif RH penyimpanan. Semakin tinggi nilai RH penyimpanan maka waktu yang diperlukan oleh cookies jagung untuk mencapai titik kesetimbangannya pun semakin lama. Selain itu, semakin kecil selisih nilai a w produk dengan RH lingkungannya maka waktu yang diperlukan oleh cookies jagung untuk mencapai titik kesetimbangannya pun semakin cepat. Hal ini terjadi karena proses difusi uap air untuk mencapai kadar air kesetimbangannya berlangsung cepat. Nilai-nilai kadar air yang telah diperoleh selanjutnya diplotkan terhadap RH masing-masing tempat penyimpanan ke dalam sebuah kurva. Kurva sorpsi isotermik cookies jagung dapat dilihat pada Gambar 30. Kurva hasil percobaan mempunyai bentuk sigmoid bentuk huruf S meskipun tidak sigmoid sempurna. Bentuk kurva sangat beragam tergantung pada sifat alami bahan pangan, suhu, kecepatan adsorpsi, dan tingkatan air yang dipindahkan selama adsorpsi atau desorpsi Hermanianto 2002. Gambar 30 Kurva sorpsi isotermik hasil percobaan cookies jagung

4.4 Model sorpsi isotermik dan uji ketepatan model

Penggunaan model-model persamaan kurva sorpsi isotermik dari kadar air kesetimbangan dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran kecenderungan 112 hubungan antara aktivitas air dan kadar air kesetimbangan yang lebih reliable. Saat ini, model-model persamaan matematis telah banyak dikembangkan untuk menjelaskan fenomena sorpsi isotermik secara teoritis Setiawan 2005. Semakin banyak model yang tersedia, semakin bagus untuk pendugaan. Enam persamaan yang digunakan dalam penelitian ini karena mampu menggambarkan kurva sorpsi isotermik pada jangkauan nilai aktivitas yang luas dan mempunyai parameter kurang atau sama dengan tiga. Labuza 1968 yang diacu oleh Setiawan 2005, menyatakan bahwa jika tujuan penggunaan kurva sorpsi isotermik adalah untuk mendapatkan kemulusan kurva yang tinggi maka model-model persamaan yang sederhana dan lebih sedikit jumlah parameternya lebih cocok digunakan. Modifikasi model-model sorpsi isotermik dari persamaan non linear menjadi linear dapat dilihat pada Lampiran 20 sampai dengan Lampiran 21, sedangkan contoh perhitungan konstanta model persamaan sorpsi isotermik produk dapat dilihat pada Lampiran 22 dan Lampiran 24. Model–model persamaan kurva sorpsi isotermik yang dipilih menghasilkan persamaaan kurva sorpsi isotermik yang dapat dilihat pada Tabel 38. Tabel 38 Persamaan kurva sorpsi isotermik cookies jagung Model Persamaan Hasley log ln 1a w = 0.7976 - 1.2187Me Chen-Clayton ln ln 1a w =0.3601 - 10.4372 Me Henderson log ln 11-a w =1.0467 + 1.0527 log Me Caurie ln Me =0.4485 + 2.8958 a w Oswin ln Me =1.8946 + 0.5952 ln a w 1-a w GAB Me = 0.9042a w 1-1.0058a w 1+ 28.2895a w Persamaan-persamaan yang telah diperoleh digunakan untuk menghitung kadar air sampel pada masing-masing a w garam yang digunakan. Tabel 39 menunjukkan kadar air kesetimbangan cookies jagung dari model-model persamaan. Gambar 31 sampai dengan Gambar 36 menunjukkan kurva sorpsi isotermik cookies dengan menggunakan 6 model persamaan. Semakin berhimpit antara kurva sorpsi isotermik hasil percobaan dengan kurva sorpsi isotermik model-model persamaan, maka model tersebut semakin tepat menggambarkan fenomena sorpsi isotermik. 113 Tabel 39 Kadar air kesetimbangan cookies jagung dari model-model persamaan Aw Kadar air kesetimbangan percobaan Kadar air kesetimbangan model persamaan g H 2 Og solid Hasley Chen- Clayton Henderson Caurie Oswin GAB 0.157 0.0307 0.0272 -0.0245 0.0189 0.0247 2.4455 0.0309 0.366 0.0416 0.0449 0.0340 0.0480 0.0452 4.7951 0.0460 0.459 0.0593 0.0554 0.0585 0.0638 0.0592 6.0301 0.0550 0.587 0.0682 0.0757 0.0948 0.0902 0.0857 8.1977 0.0735 0.692 0.0904 0.1025 0.1302 0.1183 0.1162 10.7661 0.0998 0.748 0.1290 0.1245 0.1530 0.1374 0.1366 12.7071 0.1230 0.835 0.2093 0.1840 0.1986 0.1773 0.1758 17.4564 0.1911 0.895 0.2613 0.2742 24.5175 0.2193 0.2091 23.8083 0.3075 Gambar 31 Kurva sorpsi isotermik cookies jagung model Hasley 114 Gambar 32 Kurva sorpsi isotermik cookies jagung Chen-Clayton Gambar 33 Kurva sorpsi isotermik cookies jagung Henderson 115 Gambar 34 Kurva sorpsi isotermik cookies jagung Caurie Gambar 35 Kurva sorpsi isotermik cookies jagung Oswin 116 Gambar 36 Kurva sorpsi isotermik cookies jagung GAB Perbandingan kurva sorpsi isotermik percobaan dengan model-model persamaan sorpsi isotermik memperlihatkan bahwa beberapa model sorpsi isotermik dapat menggambarkan keseluruhan kurva sorpsi isotermik dengan tepat, agak tepat, dan tidak tepat. Perhitungan MRD Mean Relative Determination digunakan untuk memperkuat pernyataan di atas. MRD merupakan ukuran ketepatan antara kadar air kesetimbangan hasil perhitungan berdasarkan model dengan kadar air kesetimbangan hasil percobaan. Tabel 40 menunjukkan nilai MRD masing-masing model persamaan sorpsi isotermik cookies jagung. Tabel 40 Nilai MRD model-model persamaan sorpsi isotermik Model MRD Hasley 1.1085 Chen-Clayton 4.8815 Henderson 2.5403 Caurie 1.9495 Oswin 1.6210 GAB Guggenhein-Anderson-de Boer 1.0593 117 Nilai MRD menggambarkan kedekatan kurva sorpsi isotermik hasil percobaan dengan kurva sorpsi isotermik berdasarkan model matematik. Semakin berhimpit antara kurva sorpsi isotermik hasil percobaan dengan kurva sorpsi isotermik model-model persamaan, maka model tersebut semakin tepat menggambarkan fenomena sorpsi isotermik. Oleh karena itu, persamaan yang dipilih adalah yang memiliki nilai MRD terkecil diantara model persamaan lainnya. Nilai MRD tidak merupakan tolak ukur pemilihan sorpsi isotermik lokal. Nilai MRD hanya sebagai petunjuk kelayakan persamaan untuk dipilih atau tidak Iskandar et al. 1997. Seluruh model yang digunakan dapat menggambarkan kurva sorpsi isotermik cookies jagung secara tepat dengan nilai MRD5. Model yang dipilih adalah model GAB dengan nilai MRD terkecil yaitu 1.0593. Model GAB dipilih untuk menggambarkan keadaan sebenarnya fenomena sorpsi isotermik cookies jagung dengan rumus Me= 0.9042a w 1-1.0058a w 1+28.2895a w . Beberapa kelebihan dari model GAB adalah dapat mendeskripsikan sifat sorpsi isotermik pada hampir semua bahan pangan pada kisaran 0.1a w 0.9, mempunyai bentuk persamaan matematik sederhana dengan tiga parameter sehingga dapat menentukan nilai konstanta C dan K yang berhubungan dengan enegi interkasi antara bahan dengan air serta nilai Mo yang menunjukkan kadar air saat terjadi satu lapis molekul air Rizvi 1995.

4.5 Nilai kemiringan b kurva isotermik