Konsep Jenis Kelamin dan Gender

karyawan, peralatan kantor, kendaraan, bangunan dan peralatan lainnya, 3 pemasaran penjualan dan distribusi secara lokal, regional, nasional dan internasional, 4 teknis tata letak pabrikusaha, sumber bahan baku, produksi dan penyimpanan, 5 yuridis akta notaris, badan hukum, SIUP, TDP, dll serta 6 jaminan nilai dan status. Menurut Direktorat Jenderal Industri Kecil 1999 dalam Siahaan 2008, terdapat lima ciri industri kecil, yaitu: 1 jumlahnya besar dan tersebar di seluruh pelosok tanah air, 2 mencakup bagian terbesar dari kelompok masyarakat golongan ekonomi lemah, 3 mampu mendorong proses pemerataan dan penanggulangan kemiskinan karena mudah diakses oleh rakyat kecil dan masyarakat yang tergolong miskin, 4 mampu menggali dan memanfaatkan keunggulan komparatif serta ketersediaan tenaga kerja dan sumberdaya alam, dan 5 dapat hidup walaupun dengan modal yang sangat terbatas.

2.1.3 Konsep Jenis Kelamin dan Gender

Istilah jenis kelamin sex berbeda dengan gender. Menurut Fakih 1996, jenis kelamin merupakan pensifatan atau pembagian dua jenis kelamin manusia yang ditentukan secara biologis yang melekat pada jenis kelamin tertentu. Hal ini dapat ditunjukkan dengan perbedaan bagian anatomi dan genital eksternal antara laki-laki dan perempuan. Wood 2001 dalam Mugniesyah 2007 menjelaskan bahwa jenis kelamin ditentukan oleh kromosom yang memprogram bagaimana suatu janin berkembang. Pada 23 pasangan kromosom yang menentukan perkembangan manusia, hanya terdapat satu pasangan yang menentukan jenis kelamin. Pasangan tersebut selalu terdiri atas kromosom X dan yang dapat atau tidak memiliki kromosom Y. Pada umumnya, kromosom XX menghasilkan jenis kelamin perempuan sedangkan kromosom XY menghasilkan jenis kelamin laki-laki. Berbeda dengan konsep gender sebagaimana dikutip Mugniesyah 2007, definisi gender memiliki banyak pengertian, baik oleh lembaga, ahli, atau peminat studi perempuangender. Gender adalah suatu konstruksi sosial yang bervariasi lintas budaya, berubah sejalan perjalanan waktu dalam suatu kebudayaan tertentu, bersifat relasional, karena feminitas dan maskulinitas memperoleh maknanya dari fakta dimana masyarakat kitalah yang menjadikan mereka berbeda Wood, 2001 dalam Mugniesyah, 2007. Gender diartikan pula sebagai perbedaan-perbedaan dikotomi sifat perempuan dan laki-laki yang tidak hanya berdasarkan biologis semata tetapi lebih pada hubungan-hubungan sosial-budaya antara perempuan dan laki-laki yang dipengaruhi oleh struktur masyarakatnya yang lebih luas Donnel, 1988; Eviota 1993 dalam Mugniesyah, 2007. Disamping itu, Fakih 1996 mengartikan konsep gender sebagai sifat yang melekat pada kaum laki-laki maupun perempuan yang dikonstruksi secara sosial maupun kultural. Berdasarkan definisi tersebut, diketahui bahwa gender tidak bersifat universal dan bersifat dinamis dalam kerangka waktu tertentu. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa jenis kelamin merupakan kodrat sedangkan gender bukanlah kodrat.

2.1.4 Analisis Gender