pengrajin pada kategori umur dewasa sedang dan dua pengrajin pada kategori umur dewasa tua. Berdasarkan hasil analisis data dengan korelasi rank spearman,
tidak terdapat hubungan nyata antara umur dengan kontrol terhadap sumberdaya pada usaha gerabah karena memiliki P value sebesar 0,367 dengan
α = 0,05. Sama halnya dengan akses terhadap sumberdaya, kontrol pengrajin juga tidak
ditentukan oleh umur karena didasarkan pada aspek kebutuhan dan jenis usaha pengrajin itu sendiri.
Tabel 17. Jumlah dan Persentase Responden menurut Umur, Kontrol terhadap Sumberdaya dan Jenis Kelamin di Desa Anjun, 2009
6.1.2 Hubungan Pendidikan Formal dengan Akses dan Kontrol
terhadap Sumberdaya
Berdasarkan Tabel 18, diketahui bahwa tingkat pendidikan formal pengrajin laki-laki lebih tinggi dibandingkan pengrajin perempuan. Hal ini
ditunjukkan dengan seluruh pengrajin perempuan tergolong memiliki pendidikan formal rendah sedangkan pengrajin laki-laki beragam. Tabel 18 menunjukkan
adanya kecenderungan pengrajin laki-laki yang pendidikan formalnya tergolong sedang dan tinggi, memiliki akses terhadap sumberdaya yang meningkat dari
yang paling rendah hingga tinggi, kecuali pada pengrajin laki-laki yang pendidikan formalnya tergolong rendah. Hal ini disebabkan tidak terdapat
Responden Kontrol
Sumberdaya Umur
Dewasa Awal Dewasa Sedang
Dewasa Tua Jumlah Persentase Jumlah
Persentase Jumlah Persentase Laki-laki Rendah
1 33,33
3 18,75
1 14,29
Sedang 1
33,33 6
37,5 6
85,71 Tinggi
1 33,33
7 43,75
Total 3 100
16 100
7 100
Perempuan Rendah 4
100 2
100 Sedang
Tinggi Total 0
4 100
2 100
pengrajin laki-laki yang pendidikan formalnya rendah, memiliki akses tinggi terhadap sumberdaya. Seluruh pengrajin perempuan yang pendidikan formalnya
tergolong rendah memiliki akses rendah terhadap sumberdaya pada usaha gerabah. Oleh karena itu, terdapat kecenderungan semakin tinggi pendidikan
formal maka semakin akses terhadap sumberdaya juga semakin tinggi. Berdasarkan hasil analisis data dengan korelasi rank spearman, terdapat hubungan
yang nyata antara pendidikan formal dengan akses terhadap sumberdaya karena memiliki P value sebesar 0,003 dengan
α=0,05. Nilai koefisien korelasi menunjukkan 0,508 yang berarti semakin tinggi pendidikan formal maka akses
terhadap sumberdaya juga semakin tinggi dan sebaliknya. Hal ini terlihat dengan adanya perbedaan kondisi dan situasi pada setiap
tingkatan pendidikan formal pengrajin dalam menggunakan dan memanfaatkan
sumberdaya pada usaha gerabah. Pengrajin yang pendidikan formalnya tergolong
rendah atau sedang tidak memperhatikan pemasaran atau manajemen usaha yang baik, tidak memiliki tenaga kerja luar rumahtangga, tidak mendapat
pelatihan dan bantuan kredit usaha dari UPT Litbang Keramik serta hanya
memperhatikan kapasitas produk gerabah yang diproduksi setiap bulan. Berbeda
dengan pengrajin yang pendidikan formalnya tergolong tinggi, umumnya memiliki strategi khusus dalam memanfaatkan sumberdaya yang menunjang
usahanya. Pelatihan yang diberikan oleh pihak UPT Litbang Keramik mampu diaplikasikan dalam usahanya, seperti manajemen keuangan, tahapan produksi
gerabah yang memperhatikan kualitas produk, adanya introduksi teknologi baru tungku pembakaran modern, dan bantuan kredit usaha dari UPT Litbang
Keramik atau lembaga kemitraan lainnya.
Tabel 18. Jumlah dan Persentase Responden menurut Pendidikan Formal, Akses terhadap Sumberdaya dan Jenis Kelamin di Desa Anjun, 2009
Tabel 19 menyajikan data mengenai sebaran responden menurut pendidikan formal, kontrol terhadap sumberdaya, dan jenis kelamin. Terdapat
persentase yang sama antara pengrajin laki-laki yang pendidikan formalnya tergolong rendah dengan kontrol rendah dan sedang, yaitu sebesar 50 persen.
Pengrajin laki-laki yang pendidikan formalnya tergolong sedang, dominan memiliki kontrol yang sedang yaitu sebesar 55,56 persen. Pada kategori pengrajin
laki-laki yang pendidikan formalnya tergolong tinggi, dominan memiliki kontrol sedang yaitu sebesar 45,46 persen. Seluruh pengrajin perempuan memiliki
pendidikan formal yang tergolong rendah dan juga memiliki akses rendah terhadap sumberdaya.
Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan korelasi rank spearman, terdapat hubungan yang nyata antara tingkat pendidikan formal
dengan kontrol terhadap sumberdaya pada usaha gerabah karena memiliki P value sebesar 0,002 dengan
α = 0,05. Nilai koefisien korelasi menunjukkan 0,536 yang berarti semakin tinggi pendidikan formal maka kontrol terhadap sumberdaya
semakin tinggi dan sebaliknya. Kontrol terhadap sumberdaya dipengaruhi akses Responden
Akses Sumberdaya
Pendidikan Formal Rendah Sedang Tinggi
Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase
Laki-laki Rendah 2
33,33 2
18,18 Sedang
4 66,67
3 33,33
4 36,36
Tinggi 6
66,67 5
45,46 Total 6
100 9
100 11
100 Perempuan Rendah
6 100
Sedang Tinggi
Total 6 100
pengrajin terhadap sumberdaya sehingga terdapat hubungan yang nyata pula antara pendidikan formal dengan kontrol terhadap sumberdaya.
Tabel 19. Jumlah dan Persentase Responden menurut Pendidikan Formal, Kontrol terhadap Sumberdaya dan Jenis Kelamin di Desa Anjun,
2009
6.1.3 Hubungan Pendidikan Nonformal dengan Akses dan Kontrol terhadap Sumberdaya