Kecerahan Perairan Oksigen Terlarut Tingkat Kesediaan Masyarakat untuk Berpartisipasi

73

5.1.4 Kecerahan Perairan

Pengukuran kecerahan perairan merupakan faktor penting bagi pertumbuhan atau perkembangan organisme di perairan tersebut. Adanya perubahan tingkat kecerahan ekstrim dapat mempengaruhi proses fotosintesis zooxanthellae dengan karang, sehingga pembentukan stuktur karang menjadi terganggu. Hasil pengukuran parameter kecerahan perairan di DPL Kelurahan Pasar Lahewa dan DPL Desa Mo’awo rata-rata 100, masih kelihatan jelas posisi terumbu karang pada dasar perairan dengan kedalaman 6-7 m. Jika dibandingkan dengan kecerahan perairan hasil penelitian CRITC-LIPI, 2006 pada kedalaman 7 m dasar perairan posisi terumbu karang masih kelihatan 100. Jadi hasil pengukuran kecerahan perairan untuk DPL Kelurahan Pasar Lahewa dan DPL Desa Mo’awo sangat sesuai untuk pertumbuhan ekosistem terumbu karang.

5.1.5 Oksigen Terlarut

Pengukuran kandungan oksigen terlarut merupakan faktor penting bagi organisme di perairan tersebut. Oksigen terlarut penting untuk organisme yang hidup di dalam perairan, dan oksigen terlarut berfungsi untuk membantu proses penguraian bahan organik yang masuk dalam perairan. Hasil pengukuran parameter oksigen terlarut yang dilakukan di DPL Kelurahan Pasar Lahewa rata-rata sebesar 6.5 ppm, sedangkan hasil penelitian CRITC-LIPI, 2006 diperoleh kandungan oksigen terlarut sebesar 5.78 ppm. Hasil pengukuran kandungan oksigen terlarut di DPL Desa Mo’awo rata-rata sebesar 6.8 ppm, sedangkan hasil pengukuran kandungan oksigen terlarut pada penelitian CRITC-LIPI, 2006 sebesar 6.96 ppm. Jadi kandungan oksigen terlarut berdasarkan hasil pengukuran yang dilakukan di DPL Kelurahan Pasar Lahewa dan DPL Desa Mo’awo sangat baik untuk pertumbuhan terumbu karang dan organisme lainnya.

5.1.6 Tingkat Kesediaan Masyarakat untuk Berpartisipasi

Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan ekosistem terumbu karang dipandang sangat penting, oleh karena itu defenisi yang digunakan akan sangat menentukan keberhasilan upaya pengembangan partisipasi masyarakat. Pengertian partisipasi yang diharapkan dalam kegiatan pengelolaan ekosistem terumbu 74 karang, adalah keterlibatankeikutsertaan masyarakat secara aktif baik moril maupun materiil dalam kegiatan pengelolaan terumbu karang untuk mencapai tujuan bersama yang didalamnya menyangkut kepentingan umum dan individu. Dalam penelitian ini partisipasi yang diteliti adalah partisipasi stakeholder yang terlibat langsung dalam pengelolaan DPL di Kelurahan Pasar Lahewa dan DPL Desa Mo’awo. Tingkat kesediaan responden untuk berpartisipasi dalam pengelolaan ekosistem terumbu karang di DPL Kelurahan Pasar Lahewa dan DPL Desa Mo’awo dapat dilihat pada Gambar 12 di bawah ini. Gambar 12 Tingkat partisipasi responden dalam pengelolaan terumbu karang di DPL Kelurahan Pasar Lahewa dan DPL Desa Mo’awo Pada Gambar 12 di atas menunjukkan bahwa tingkat kesediaan responden untuk ikut ambil bagian dalam pengelolaan ekosistem terumbu karang di Kelurahan Pasar Lahewa cukup besar yaitu 80, responden yang kurang bersedia sebesar 11, dan yang tidak bersedia sebesar 9. Sedangkan tingkat kesediaan responden Desa Mo’awo untuk berpartisipasi dalam pengelolaan ekosistem terumbu karang cukup besar yaitu 83, responden yang kurang bersedia sebesar 11, dan yang tidak bersedia sebesar 6.

5.1.7 Persepsi

Dokumen yang terkait